Organisasi Tani Usulkan HPP Gabah Petani Naik Menjadi Rp 5.800-Rp 7.000 Per Kilogram
Biaya produksi GKP tahun ini diperkirakan sekitar Rp 6.000 per kg, jauh di atas HPP GKP saat ini yang Rp 5.000 per kg.
Oleh
HENDRIYO WIDI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Asosiasi atau serikat dan tokoh petani menyambut positif rencana pemerintah menyesuaikan harga pembelian pemerintah atau HPP gabah. Mereka mengusulkan HPP gabah kering panen di tingkat petani naik menjadi Rp 5.800 hingga Rp 7.000 per kilogram.
Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa, Rabu (3/4/2024), mengatakan, HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani perlu dinaikkan. Alasannya, sejumlah komponen biaya produksi GKP, terutama biaya tenaga kerja dan sewa lahan, sudah naik.
Biaya produksi GKP pada tahun ini diperkirakan sekitar Rp 6.000 per kg, jauh di atas HPP GKP saat ini yang sebesar Rp 5.000 per kg.
”Biaya produksi GKP pada tahun ini diperkirakan sekitar Rp 6.000 per kilogram (kg), jauh di atas HPP GKP saat ini yang sebesar Rp 5.000 per kg. Jadi, HPP GKP tahun ini seharusnya bisa lebih dari itu,” kata Dwi yang juga Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University ketika dihubungi dari Jakarta.
Selain itu, Dwi melanjutkan, penyesuaian HPP GKP juga diperlukan untuk menjaga harga gabah petani tidak semakin anjlok saat panen raya padi. Saat ini, harga terendah GKP di sejumlah daerah jaringan AB2TI Rp 4.000 per kg atau di bawah HPP GKP.
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih juga berpendapat senada. HPP GKP perlu dinaikkan agar harga gabah tidak semakin anjlok di tengah panen raya dan kenaikan biaya produksi padi.
Ia mengusulkan agar HPP GKP di tingkat petani naik menjadi Rp 7.000 per kg. Pada Januari 2024 SPI juga sudah pernah mengusulkan kenaikan HPP GKP itu.
Sejak panen padi mulai meluas di banyak daerah di Indonesia, harga GKP di tingkat petani turun. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan luas panen padi akan bertambah dari 1,16 juta hektar pada Maret 2024 menjadi 1,59 juta hektar pada April 2024.
BPS juga mencatat, harga rerata nasional GKP di tingkat petani pada Maret 2024 turun 7,24 persen secara bulanan menjadi Rp 6.736 per kg. Secara tahunan, harga GKP itu naik 27,71 persen.
Adapun Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan, per 3 April 2024, harga rerata nasional GKP di tingkat petani Rp 5.950 per kg. Harga tersebut turun cukup signifikan dari harga rerata nasional GKP tertinggi yang terjadi pada Februari 2024, yakni Rp 7.080 per kg.
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Demak, Hery Sugihartono, berpendapat, idealnya, HPP GKP di tingkat petani pada tahun ini naik menjadi Rp 5.800-Rp 6.000 per kg. Penyesuaian HPP ini diperlukan karena ada kenaikan sejumlah komponen biaya pokok produksi gabah.
Komponen yang naik drastis di Demak adalah biaya sewa lahan pertanian di wilayah irigasi. Tahun lalu, biaya sewa lahan tersebut sekitar Rp 28 juta per hektar. ”Tahun ini, biaya sewa sudah naik menjadi Rp 35 juta per hektar,” katanya.
Idealnya, HPP GKP di tingkat petani pada tahun ini naik menjadi Rp 5.800-Rp 6.000 per kg.
Cuaca ekstrem yang memicu banjir di Demak, menurut Hery, juga berimbas pada kenaikan biaya buruh panen padi. Tenaga permanen padi di sawah yang kebanjiran naik dari Rp 100.000 per orang per hari menjadi Rp 130.000 per orang per hari.
”Hal itu berkebalikan dengan harga gabah di sawah yang kebanjiran yang anjlok menjadi sekitar Rp 2.500 per kg. Bahkan, banyak gabah yang sama sekali tidak laku dijual,” ujarnya.
Banjir besar telah dua kali melanda Demak. Banjir pertama terjadi pada awal hingga pertengahan Februari 2024. Banjir kedua terjadi pada pertengahan Maret 2024.
Hery juga berpendapat, kenaikan HPP GKP tentu akan turut mengerek naik harga beras. Harga beras medium, misalnya, kenaikannya bisa mencapai dua kali lipat HPP GKP.
”Ini bakal menjadi dilema pemerintah untuk mencari titik tengah antara petani dan konsumen yang daya belinya sama-sama sedang tidak baik-baik saja,” kata Hery.
Bapanas berencana menyesuaikan HPP gabah. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, Senin (1/4/2024), menyatakan, penyesuaian HPP gabah akan dibahas pekan ini bersama asosiasi atau serikat petani, pelaku usaha penggilingan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan (Kompas, 1/4/2024).
Dalam penyesuaian HPP gabah itu, Bapanas berkomitmen menjaga keseimbangan antara harga gabah petani dan terbentuknya harga beras di tingkat konsumen. Hal ini mengingat harga beras masih cukup tinggi di tengah anjloknya harga GKP.
BPS mencatat, harga rerata nasional beras di tingkat eceran pada Maret 2024 sebesar Rp 15.517 per kg. Harga beras ini naik 2,06 persen secara bulanan dan 20,07 persen secara tahunan. Adapun berdasarkan Panel Harga Pangan Bapanas, per 3 April 2024, harga rerata nasional beras medium di tingkat eceran Rp 13.880 per kg.