Pengguna usia muda mengutamakan untuk terhubung dengan keluarga dan teman di media sosial.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warganet berusia muda cenderung memiliki lebih dari satu akun berbeda di satu aplikasi media sosial. Akun itu masing-masing diperuntukkan untuk tujuan interaksi yang berlainan.
Direktur Kemitraan Global Meta untuk Asia Tenggara Revie Sylviana mencontohkan, di Instagram, pengguna usia muda, seperti generasi Z yang lahir pada 1997–2012, bisa memiliki 5 hingga 6 akun. Masing-masing dipakai untuk tujuan berbeda.
Sebagai contoh, ada akun khusus untuk berinteraksi dengan anggota keluarga. Ada akun khusus untuk berhubungan dengan teman sekolah. Ada pula akun khusus lain untuk terkoneksi dengan teman di tempat les.
Generasi Z yang lahir pada 1997–2012 bisa memiliki 5 hingga 6 akun. Masing-masing dipakai untuk tujuan berbeda.
Kecenderungan seperti itu mendorong Meta mengembangkan fitur Flipside di Instagram. Pada dasarnya, fitur Flipside tidak jauh berbeda dengan fitur Close Friends. Pengguna Instagram cukup membuat daftar nama untuk ditambahkan di fitur Flipside.
Unggahannya pun dapat ditujukan pada akun utama ataupun akun Flipside. Unggahan di Flipside secara otomatis hanya dapat dilihat oleh akun-akun pengikut yang sudah dimasukkan dalam daftar. Pengikut yang masuk daftar dapat mengetahui lewat ikon kunci pada unggahan.
Instagram mengumumkan fitur Flipside pada Januari 2024. Namun, hingga sekarang fitur yang sempat membuat heboh jagat maya ini masih diuji coba.
”Sebelum ada fitur Flipside, mengelola banyak akun di satu aplikasi dipastikan akan rumit. Namun, itulah realitas yang kami temukan pada pengguna Instagram dari generasi Z. Kami belum bisa memastikan kapan uji coba selesai,” tutur Revie saat menghadiri sesi #NgobroldiMeta 2024, Rabu (27/3/2024), di Jakarta.
Menurut dia, Meta sangat menitikberatkan pada investasi fitur-fitur baru. Biasanya, saat suatu fitur dites dan diterima antusias oleh pasar, Meta akan segera merilis.
”Tergantung seberapa besar trending bertahan. Pengalaman kami, memang ada fitur baru dites tetapi kurang disambut pasar, maka fitur itu diturunkan. Kita tunggu saja perkembangan uji coba fitur Flipside,” ucapnya.
Junior Art Creative Director Cretivox (perusahaan rintisan bidang teknologi dan media digital independen), Ridho Andy Fadillah, mengatakan, survei oleh Cretivox terhadap 11.000 pengunjung Meta menunjukkan beberapa hasil menarik.
Salah satunya, pengguna aplikasi-aplikasi Meta, termasuk Instagram, cenderung mengutamakan untuk terhubung dengan keluarga dan teman-teman di media sosial. Namun, keterhubungannya berdasarkan situasi tertentu sebab selebihnya media sosial dipakai untuk mencari peluang baru.
”Sebanyak 35 persen pengguna muda yang ikut survei memanfaatkan aplikasi-aplikasi di bawah Meta untuk terhubung dengan teman dan keluarga. Sebanyak 34 persen pengguna muda menganggap terhubung itu penting karena berpotensi memunculkan peluang baru,” ujarnya.
Ridho juga mengatakan, banyak sekali konten yang dapat diakses di media sosial. Pengguna muda dapat memilih apa yang ingin dilihat dan tiru. Ada pula responden muda yang mengaku tidak ingin menjadi kreator terkenal karena kurang percaya diri.
”Kami mulanya merasa bahwa pengguna muda, terutama generasi Z, hanya tertarik pada media sosial dan ponsel pintar. Akan tetapi, hasil survei yang kami selenggarakan menemukan mereka ternyata juga menyukai aktivitas di luar maya, apalagi ketika bertemu teman,” papar Ridho.