Adu Kuat Pelaku E-dagang Indonesia
Ada lokapasar yang menggelontorkan biaya pemasaran agresif. Keuangan digital juga jadi pilar pendapatan.
Persaingan bisnis perdagangan secara elektronik atau e-dagang di Indonesia masih ketat. Shopee dan Tokopedia yang saham mayoritasnya dimiliki Tiktok saling adu kekuatan. Para pemain menyediakan fasilitas teknologi finansial yang dimiliki sendiri ataupun berkolaborasi dengan perusahaan teknologi lain untuk memikat konsumen.
Perusahaan teknologi raksasa Asia Tenggara, Sea Limited, yang mengoperasikan Shopee, menggelontorkan biaya pemasaran yang besar untuk memenangkan konsumen meskipun kemudian membukukan total laba kotor 1,5 miliar dollar AS pada triwulan IV-2023, turun dibandingkan triwulan IV-2022 yang sebesar 1,7 miliar dollar AS.
Kemudian, total rugi bersih, atau kelebihan biaya atas pendapatan, yang dibukukan pada triwulan IV-2023 mencapai 111,6 juta dollar AS, dibandingkan dengan total laba bersih sebesar 422,8 juta dollar AS pada triwulan IV-2022.
Pada saat pengumuman hasil kinerja keuangan triwulan IV-2023 dan kinerja sepanjang tahun 2023, Senin (4/3/2024), harga saham Sea Limited sempat naik 13,6 persen, sebelum merosot 14,3 persen ke zona merah, dan akhirnya menetap di kenaikan 5,6 persen pada akhir hari perdagangan.
Adapun nilai pendapatan sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA penyesuaian, Sea Limited pada triwulan IV-2023 tercatat 126,7 juta dollar AS, turun sebesar 74 persen dari setahun sebelumnya.
Mengutip Bloomberg, meski EBITDA penyesuaian ada penurunan, karena biaya pemasaran, nilai itu masih dianggap lebih baik dari perkiraan para analis sebesar 88 juta dollar AS.
Chairman dan CEO Sea Limited Forrest Li dalam siaran pers, Senin (4/3/2024), mengatakan, perusahaan mencapai profitabilitas pada 2023 sehingga memperkuat kepemimpinan pasar untuk bisnis perdagangan secara elektronik atau e-dagang, layanan keuangan digital, dan menstabilkan kinerja bisnis hiburan digital. Posisi kas perusahaan juga lebih kuat karena telah meningkat menjadi 8,5 miliar dollar AS pada 2023.
”Walaupun persaingan e-dagang di Asia Tenggara semakin ketat, kami meyakini Shopee, lini bisnis e-dagang kami, masih memperoleh pangsa pasar yang signifikan antara awal dan akhir tahun 2023. Kami bermaksud mempertahankan pangsa pasar Shopee ini,” ujarnya.
Keuangan digital
Forrest menyampaikan pula, tahun 2023 menjadi tahun pertama perolehan laba positif bagi SeaMoney, unit usaha layanan keuangan digital. Perolehan ini datang dari bisnis kredit konsumen dan UKM. Perusahaan akan terus berinvestasi mengakuisisi pengguna baru untuk bisnis kredit SeaMoney pada tahun 2024, baik di dalam maupun di luar Shopee.
Analis dari Bloomberg Intelligence, Nathan Naidu, mengatakan, promosi agresif Tiktok Shop, Shein, dan PDD Holdings Inc melalui platform Temu mendorong Sea Limited untuk berinvestasi pada pemasaran, khususnya pemasaran untuk live shopping.
Integrasi layanan teknologi finansial dengan lokapasar masih memiliki peluang yang menarik karena kedua layanan ini saling terikat.
Analis Citi Group, Alicia Yap, berpendapat, pencapaian kinerja Sea Limited pada triwulan IV-2023 menunjukkan upaya manajemen untuk mempertahankan pangsa pasar sambil terus melakukan belanja operasional yang bijaksana. Selain secara bertahap mengurangi subsidi pengiriman barang, manajemen juga meningkatkan tingkat monetisasi melalui tingkat komisi yang lebih tinggi dan meningkatkan pemasukan iklan yang bisa berkontribusi terhadap perputaran EBITDA Shopee yang cepat.
Baca juga: Adu Diskon Bebani Jasa Kurir
Firma Riset Momentum Works memperkirakan pemain yang memiliki pangsa pasar e-dagang yang besar di Asia Tenggara pada 2023 adalah Shopee, Lazada, serta Tokopedia dan Tiktok Shop. Sisanya, pasar dikuasai oleh pemain lain, seperti Amazon dan Bukalapak.
Persaingan ketat diakui oleh Direktur Utama/Chief Executive Officer GoTo Patrick Walujo saat sesi paparan publik insidental, pekan lalu. Patrick mengakui secara gamblang adanya persaingan ketat di pasar e-dagang Asia Tenggara dan Indonesia secara khusus. Dia menyebut ada pemain lokapasar yang memiliki kapital dan saldo kas yang besar sehingga bisa menggelontorkan biaya pemasaran yang agresif.
Sementara pada saat bersamaan, GoTo yang membawahkan Tokopedia sedang berusaha mengurangi subsidi pemasaran demi meraih profit. Jumlah pengguna Tokopedia sempat berkurang karena ketatnya persaingan itu.
Masuknya Tiktok sebagai saham pengendali di Tokopedia diharapkan bisa menciptakan pemimpin di pasar e-dagang di Indonesia. Tiktok dan Tokopedia dapat mengambil peluang bisnis live shopping lebih agresif serta bisa meningkatkan penetrasi pengguna.
Patrick mengatakan, GoTo akan tetap menerima komisi jasa e-dagang dari Tokopedia setiap triwulan mulai 1 Februari 2024 setelah Tiktok resmi jadi pemegang saham pengendali di Tokopedia. Persentase komisi berjenjang sesuai kesepakatan nilai total transaksi atau GMV pascapenggabungan Tiktok Shop -Tokopedia.
Baca juga: Tiktok Akan Ambil Alih Saham Mayoritas Tokopedia
Dengan itu, GoTo tidak perlu melakukan pendanaan ke Tokopedia. GoTo dapat fokus ke bisnis on-demand, seperti transportasi berbasis aplikasi atau ride-hailing, dan teknologi finansial melalui GoPay. GoPay telah memiliki layanan pinjaman dan tabungan. Layanan GoPay pun sudah tersedia di lokapasar Tokopedia.
GoTo akan mengumumkan kinerja triwulan IV-2023 dan setahun penuh 2023 pada 19 Maret 2024. Saham GoTo dikabarkan juga masih tertekan. Sepanjang 2024 berjalan atau year to date, sahamnya telah turun 26,74 persen.
Pengumuman kinerja
Sama seperti GoTo, Bukalapak belum mengumumkan laporan kinerja keuangan triwulan IV-2023 dan setahun penuh tahun 2023. Pada akhir Februari 2024, Bukalapak mengumumkan telah menutup layanan teknologi finansialnya yang bernama BukaCicilan. Layanan ini berbentuk paylater atau kredit virtual hasil kerja sama dengan Kredivo.
Baca juga: Bukalapak Kembangkan Potensi Warung
Pengguna lokapasar Bukalapak tetap bisa menggunakan fasilitas paylater yang lain. Vice President Financial Solution Bukalapak Desy Hartono, dalam keterangan tertulis, mencontohkan Indodana dan paylaterby Kredivo.
Pangsa pasar
Principal Advisor, President Nilzon Capital Frizon Akbar Putra, Rabu (6/3/2024), di Jakarta, berpendapat, terkait GoTo, pihaknya menyayangkan keputusan GoTo melepas saham pengendali Tokopedia ke Tiktok. Padahal, bisnis lokapasar terbukti lebih bernilai. Sejauh ini belum ada contoh bisnis ride-hailing yang benar-benar memiliki profit berkelanjutan karena mayoritas perusahaan ride-hailing masih bertumpu pada accounting profit.
”Di Amerika Serikat, bisnis ride-hailing baru saja bangkit per triwulan IV-2023 yang ditandai dengan Uber yang mencatatkan profit operasional untuk pertama kali,” ujarnya.
Lebih jauh, Frizon memandang bisnis teknologi finansial yang dimiliki perusahaan teknologi belum ada yang benar-benar terbukti mencetak profit, kecuali bisnis teknologi finansial yang jadi bagian dari perbankan. Pasalnya, bisnis teknologi finansial sangat dibatasi regulasi.
”Lagi pula, lanskap industri teknologi finansial di Indonesia agak berbeda dengan negara lain yang relatif lebih bebas dan inovatif,” tambah Frizon.
Analis Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy, dalam laporan riset ”GOTO Gojek Tokopedia: Better Positioned to Face Gray Sky Ahead” yang dirilis baru-baru ini mempunyai pendapat senada. Memonetisasi layanan teknologi finansial, terutama produk pinjaman, akan menantang. Pasalnya, segmen layanan itu biasanya kelas menengah dan sekarang sedang terjadi fenomena peningkatan kredit macet.
”GoTo menyajikan pertumbuhan GMV tahunan sebesar 14,5 persen selama tujuh tahun ke depan untuk menggambarkan potensi pendapatan dari kemitraan Tokopedia-Tiktok. Namun, kami mengingatkan investor untuk mewaspadai beberapa tantangan, di antaranya menyangkut kabar pemerintah sedang mendiskusikan ketentuan soal predatory pricing di pasar e-dagang,” ujarnya.
Baca juga: Bertahun-tahun "Bakar Uang", Uber dan Grab Akhirnya Kantongi Cuan
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda, saat dihubungi secara terpisah, berpendapat, integrasi layanan teknologi finansial dengan lokapasar masih memiliki peluang yang menarik karena kedua layanan ini saling terikat. Adanya opsi pembayaran secara mencicil di lokapasar mampu mendongkrak penjualan barang di lokapasar.
Dia menduga penutupan BukaCicilan sudah sejalan dengan Bukalapak yang tidak memiliki bisnis inti di finansial. Akan tetapi, di lokapasar Bukalapak tetap tersedia opsi pembayaran cicilan sehingga konsumen tetap akan tertarik ke Bukalapak.