Pemilu Lancar, Keyakinan Dunia Usaha dan Ekspansi Industri Meningkat
Indeks Keyakinan Industri atau IKI pada Februari 2024 mengalami peningkatan dibandingkan dengan Januari 2024.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyelenggaraan pemilu yang berlangsung tertib dan lancar membuat keyakinan dunia usaha meningkat. Hal ini tecermin pada Indeks Keyakinan Industri atau IKI Februari 2024 yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan Januari 2024. Meningkatnya keyakinan ini ditopang oleh terkereknya kegiatan usaha dipicu pesanan domestik dan luar negeri yang meningkat.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menjelaskan, bulan Februari 2024 menjadi salah satu bulan krusial bagi perekonomian Indonesia karena adanya penyelenggaraan pemilu. Pemilu yang berlangsung tertib dan lancar serta calon pemenangnya yang sudah tampak dari berbagai hasil hitung cepat, direspons positif oleh dunia usaha.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Dunia usaha yang tadinya wait and see kini sudah mulai kembali lagi produksi. Dunia usaha jadi lebih yakin dengan kondisi yang lebih pasti pascapemilu karena pemilu berjalan tertib dan lancar,” ujar Febri dalam jumpa rilis IKI Februari 2024 di Kantor Kementerian Perindustrian, Kamis (29/2/2024).
Dalam riset IKI Februari 2024 itu ditemukan, sebanyak 31,7 persen responden dunia usaha mengalami peningkatan kegiatan usaha. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan posisi Januari 2024 yang menyebutkan 30,1 persen responden mengalami peningkatan kegiatan usaha.
Hasil riset juga menyebutkan, optimisme dunia usaha menguat terhadap perekonomian hingga 6 bulan ke depan. Sebanyak 71 persen responden dunia usaha menjawab optimistis dengan kondisi perekonomian 6 bulan ke depan, meningkat dibandingkan dengan posisi Januari, yang sebanyak 67,6 persen.
Ekspansi industri
Meningkatnya keyakinan dunia usaha juga tecermin dari kenaikan IKI pada Februari 2024. Nilai IKI Februari 2024 berada pada level 52,56. Angka indeks di atas 50 menunjukkan, industri berada dalam posisi ekspansi, sementara di bawah itu menunjukkan sebaliknya.
Angka IKI Februari 2024 ini lebih tinggi dibandingkan dengan Januari 2024 yang berada pada level 52,35. Begitu pula jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Februari 2023, yang berada pada level 52,32.
IKI adalah indikator kondisi sektor industri pengolahan atau manufaktur yang dirilis setiap akhir bulan oleh Kementerian Perindustrian sejak November 2022. Setiap perusahaan dari berbagai subsektor industri wajib mengirim data kondisi perusahaannya. Data itu kemudian diolah menjadi IKI. Adapun variabel indikator yang diukur adalah pesanan baru, produksi, dan persediaan produk.
Febri menjelaskan, peningkatan IKI pada Februari 2024 itu ditopang ekspansi yang meningkat pada variabel pesanan baru dan persediaan produk. Adapun ekspansi yang melambat terjadi pada variabel produksi.
Ekspansi yang meningkat pada variabel pesanan baru itu karena adanya lonjakan pesanan domestik dan luar negeri, pengadaan barang dan jasa, dan penjualan ritel. Sementara ekspansi pada variabel persediaan produk meningkat signifikan dibandingkan dengan bulan Januari karena produk industri mulai terserap pasar, terutama pasar domestik dan kelancaran pengiriman dan logistik.
Adapun ekspansi melambat pada variabel produksi, terutama terjadi karena penurunan pesanan, tingkat ketersediaan produk, ketersediaan bahan baku/penolong, dan faktor musiman.
Dunia usaha yang tadinya’wait and see’ kini sudah mulai kembali lagi produksi.
Jumlah subsektor industri yang mengalami ekspansi mencapai 17 subsektor dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) triwulan keempat 2023 sebesar 87,91 persen.
Nilai IKI terbesar atau ekspansi terbesar masih dialami oleh industri minuman, disusul oleh subsektor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, industri makanan, industri barang galian bukan logam, dan industri farmasi, obat kimia dan tradisional.
Sementara enam subsektor mengalami nilai IKI kontraksi secara berurutan dari yang terendah, yaitu industri komputer, barang elektronik dan optik, industri peralatan listrik, industri tekstil, industri pengolahan lainnya, industri kayu, barang kayu dan gabus, dan industri alat angkutan lainnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, penyelenggaraan pemilu yang tertib memberi kepastian berusaha. Keberlangsungan dan kepastian inilah yang dinanti pengusaha agar tetap bisa menjalankan bisnisnya. Maka tidak heran, setelah pemilu berakhir, keyakinan dunia usaha pada perekonomian nasional bisa makin meningkat.
”Sebelumnya ada yang memilih berhati-hati dan melihat kondisi. Namun, pemilu yang berjalan tertib dan damai membuat kelangsungan usaha bisa terus terjaga,” ujar Shinta.