Resmikan Pabrik di Bontang, Jokowi Girang Indonesia Bakal Tekan Impor Amonium Nitrat
Pabrik amonium nitrat BUMN pertama diharap mendorong kemandirian bangsa dalam menyediakan bahan baku pupuk dan peledak.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengungkapkan kegembiraannya saat meresmikan pabrik amonium nitrat di Bontang, Kalimantan Timur. Hal ini karena pabrik tersebut berperan penting untuk mendukung kemandirian Indonesia dalam menyediakan bahan baku di industri pupuk ataupun industri pertahanan.
”Saya senang pabrik ini selesai, nanti bisa menambah bahan baku pembuatan pupuk di Tanah Air, utamanya NPK (pupuk yang mengandung unsur utama nitrogen, fosfor, dan kalium),” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada peresmian PT Kaltim Amonium Nitrat di Kota Bontang, Kamis (29/2/2024).
Peresmian ditandai dengan penekanan sirene. Presiden didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Agus Subiyanto.
Saya senang pabrik ini selesai, nanti bisa menambah bahan baku pembuatan pupuk di Tanah Air, utamanya NPK.
Berikutnya, Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Budi Wahjoe Soesilo, Direktur Utama PT Dahana Wildan Widarman, Direktur Defend Id Bobby Rasyidin, serta Direktur Utama PT Kaltim Amonium Nitrat Dormatua Siahaan.
Kehadiran pabrik ini, menurut Presiden Jokowi, sangat penting karena akan menentukan kemandirian Indonesia dalam penyediaan pupuk dan keberlanjutan produksi pangan. Sebab, saat krisis pangan, semua negara mengerem ekspor bahan pangan, seperti gandum dan beras.
”Artinya, pangan ke depan menjadi sangat penting bagi semua negara. Dan, produktivitas pangan kita memerlukan yang namanya pupuk,” tutur Presiden.
Masalahnya, beberapa bahan baku pupuk masih diimpor. Indonesia, menurut Menteri BUMN Erick Thohir dalam laporannya, memerlukan amonium nitrat sekitar 560.000 ton per tahun. Sejauh ini, baru 79 persen atau 300.000 ton yang dapat dipenuhi pabrik-pabrik amonium nitrat di dalam negeri. Sebanyak 21 persen amonium nitrat masih dipenuhi dari impor.
Kepala Negara menuturkan, dengan dibangunnya pabrik PT Kaltim Amonium Nitrat, kebutuhan impor dapat dikurangi sekitar 8 persen. ”Artinya, masih juga 13 persen kita impor,” tambah Presiden.
Kendati demikian, Presiden Jokowi tetap mengapresiasi rampungnya pabrik amonium nitrat milik BUMN ini. Sebab, ketersediaan bahan baku pupuk NPK akan bertambah. ”Kita harapkan dengan selesainya pembangunan industri Kaltim Amonium Nitrat ini, kemandirian dan produktivitas kita di bidang pangan lebih mandiri, lebih berdikari, dan investasi sebesar Rp 1,2 triliun tidak sia-sia,” kata Presiden.
Ekspansi juga diharapkan dapat dilanjutkan supaya mampu menyubstitusi barang impor. Substitusi impor dimaksud tak hanya untuk amonium nitrat, tetapi juga produk-produk lain.
Kita harapkan dengan selesainya pembangunan industri Kaltim Amonium Nitrat ini, kemandirian dan produktivitas kita di bidang pangan lebih mandiri, lebih berdikari, dan investasi sebesar Rp 1,2 triliun tidak sia-sia.
Erick menuturkan, kemandirian dan hilirisasi selalu menjadi arahan Presiden Jokowi. Untuk itu, industri pupuk Indonesia yang dulu masih berada di posisi nomor sembilan dunia kini sudah menjadi nomor enam dunia. ”Kalau melihat hulunya sendiri, perusahaan pupuk harus terintegrasi dengan petrochemical,” katanya.
Tak hanya itu, Erick berharap rantai pasok pupuk bisa terus diperbaiki. Apalagi, dengan rencana lawatan Presiden Jokowi ke Australia pekan depan, diharapkan akuisisi beberapa pabrik fosfat serta potas di Australia dan Kanada bisa dipercepat.
Hal ini dirasa perlu karena pemerintah baru memutuskan untuk menyediakan pupuk bersubsisi sebanyak 9,5 juta ton untuk tahun ini, meningkat dari sebelumnya 4,7 ton. Sebagai konsekuensi, kebutuhan bahan baku pupuk pun akan sangat meningkat.
Selain itu, PT Kaltim Amonium Nitrat pun akan menjadi penyedia bahan baku peledak. Sebab, selain bahan baku pupuk, amonium nitrat juga merupakan bahan peledak. Hal ini, kata Presiden Jokowi dalam keterangannya kepada wartawan, akan bermanfaat bagi industri pertahanan Indonesia.
”Kalau kita sudah punya bahan bakunya, kita tidak tergantung dengan negara lain. Hanya propellant (bahan pendorong) yang masih perlu diproduksi di dalam negeri,” ujar Presiden Jokowi.