Dokumen Lamaran Kerja Pun Diseleksi Mesin Kecerdasan Buatan
Pada 2019, laporan survei Preptel menemukan bahwa tiga dari empat resume lamaran kerja tidak pernah dibaca manusia.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Saat ini tengah berkembang fenomena tentang yang pertama kali melihat dokumen lamaran pekerjaan bukanlah orang di perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan, melainkan mesin yang digerakkan oleh teknologi kecerdasan buatan.
Pada 2019, laporan survei yang dilakukan Preptel, firma penyedia servis pencarian pekerjaan, menemukan bahwa tiga dari empat resume lamaran kerja tidak pernah dilihat atau dibaca oleh manusia. Pada Januari 2023, Equal Employment Opportunity Commission, seperti dikutip dari CNBC, memperkirakan bahwa 83 persen dari seluruh pemberi kerja, termasuk mayoritas perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune 500, menggunakan mesin otomatisasi saat menyaring pelamar kerja.
Lantas, bagaimana seharusnya para pencari kerja menyikapinya?
Chief Operating Officer Indonesia Jobstreet by Seek Varun Mehta mengatakan, curriculum vitae (CV) tetap menjadi dokumen yang dilihat pertama kali oleh perusahaan. CV juga menjadi gerbang pertama perusahaan melihat profil kandidat yang melamar dan ingin bekerja di tempatnya. Perspektif ini yang semestinya ada di benak pencari kerja sehingga tulisan dalam CV bisa lebih akurat dan mempermudah penyaringan oleh mesin otomatisasi penyaring dokumen lamaran kerja.
Varun memberikan sejumlah saran. Pertama, karena teknologi kecerdasan buatan yang disematkan pada mesin otomatisasi penyaring dokumen akan membaca kalimat demi kalimat, maka menuliskan tanggung jawab pekerjaan di kantor lama harus disertai hasil pencapaian. ”Jangan hanya tulis apa yang dikerjakan, tetapi tulis hasil pencapaian yang relevan dengan posisi dan tanggung jawab di kantor lama,” ujarnya di sela pengumuman integrasi platform Seek, Selasa (27/2/2024), di Jakarta.
Saran kedua adalah menuliskan informasi kontribusi di kantor lama. Sebagai contoh, jika kandidat dulunya adalah seorang copywriter, maka dia bisa menuliskan informasi kuantitas proyek yang dikerjakan dibanding total proyek yang diproduksi oleh perusahaan.
Mencoba melamar pekerjaan baru 3-6 bulan sekali sebenarnya memiliki dampak positif bagi individu bersangkutan. Salah satunya adalah bisa melihat seberapa besar nilai kualifikasi dirinya di pasar kerja.
Resep ketiga adalah jangan menunggu berganti karier untuk mencoba melamar pekerjaan baru yang dirasa cocok. Menurut dia, sistem kerja mesin otomatisasi penyaring dokumen lamaran kerja yang digerakkan kecerdasan buatan mampu menangkap tingkat keaktifan seseorang dalam memasukkan lamaran, termasuk di laman lokapasar lowongan pekerjaan. Dari keaktifan ini akan terlihat jejak-jejak sejauh mana kandidat lolos atau tidak dari seluruh rangkaian penerimaan kerja.
Menurut Varun, dari sisi individu pekerja, mencoba melamar pekerjaan baru 3-6 bulan sekali sebenarnya memiliki dampak positif bagi individu bersangkutan. Salah satunya adalah bisa melihat seberapa besar nilai kualifikasi dirinya di pasar kerja.
”Jangan tunggu sampai ganti karier, mengalami pemutusan hubungan kerja, ataupun ada kondisi tech winter. Mencoba mencari lowongan pekerjaan baru bisa saja mendatangkan peruntungan yang lebih baik yang patut dipertimbangkan,” ucapnya.
Untuk membedakan resume atau CV dari kandidat lainnya, seorang kandidat biasanya tergoda untuk bereksperimen terhadap desain. Strategi kreatif ini dapat berhasil jika pembaca pertama kali dokumen lamaran kerja adalah manusia. Namun, bagi mesin otomatisasi penyaring dokumen lamaran kerja yang digerakan oleh kecerdasan buatan, format nonstandar seperti itu membingungkan dan bisa mempercepat ke tumpukan dokumen yang ditolak.
Oleh karena itu, General Manager Marketplace and Artificial Intelligence Products Seek Grant Wright berpendapat, kandidat pencari kerja boleh-boleh saja menggunakan teknologi kecerdasan buatan, seperti jenis generatif (AI generative) untuk membantunya menulis CV. Akan tetapi, jika seluruh proses menulis dilakukan sepenuhnya oleh teknologi kecerdasan buatan, ditambah lagi isinya mengada-ada, hal itu akan berisiko bagi pencari kerja.
”Kami selalu menyarankan agar pencari kerja menonjolkan keterampilan sosial dan keahlian, pengalaman kerja, serta pencapaian yang pernah diraih di dalam CV,” katanya.
Grant menyampaikan, saat ini mesin otomatisasi penyaring lamaran kerja yang sekarang berkembang sudah bisa disisipi teknologi kecerdasan buatan untuk memverifikasi kebenaran isi CV. Misalnya, kebenaran sertifikat pelatihan dan ijazah pendidikan.
”Platform pasar tenaga kerja Seek pun telah ditambahkan kemampuan kecerdasan buatan untuk memverifikasi kredensial sertifikat ataupun ijazah. Sebab, sesuai riset kami, 89 perusahaan ingin memastikan akurasi klaim terkait pendidikan dan pekerjaan kandidat. Sebanyak 81 persen pengusaha UMKM juga ingin mengetahui dengan mudah apakah kandidat memiliki lisensi yang relevan,” tuturnya.
Saat ini mesin otomatisasi penyaring lamaran kerja yang sekarang berkembang sudah bisa disisipi teknologi kecerdasan buatan untuk memverifikasi kebenaran isi CV.
Sementara itu, pakar karier di Talent Inc, Amanda Augustine, seperti dikutip dari CNBC, menyebutkan beberapa hal yang harus dihindari saat menulis resume supaya tidak langsung ditolak sistem teknologi kecerdasan buatan, yaitu penggunaan gambar visual, hyperlink, serta jenis huruf dan simbol khusus. Kandidat perlu konsisten memakai format yang sama untuk judul, tanggal, dan deskripsi.
”Pada intinya, sistem teknologi kecerdasan buatan adalah pendeteksi pola. Jadi, jika Anda menggunakan jenis dan ukuran huruf standar untuk penulisan deskripsi pengalaman pekerjaan, pastikan menerapkannya juga di deskripsi pengalaman berikutnya,” kata Amanda.