Pandemi dan Suku Bunga Tahan Pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor
Penjualan mobil akan meningkat seiring dengan penurunan suku bunga dan pemberian insentif.
Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemberian insentif jual beli kendaraan roda empat diyakini dapat menggairahkan kembali industri otomotif Tanah Air. Sebab, masa pandemi Covid-19 dan kenaikan suku bunga acuan telah menggerus daya beli masyarakat yang tecermin dari melambatnya pertumbuhan kredit kendaraan bermotor.
Beberapa pengunjung silih berganti duduk di bangku kemudi sebuah mobil listrik yang terpajang dalam pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Selain itu, terdapat pula pengunjung yang menjajal mengemudikannya di sekitar area test drive.
Dalam pameran yang berlangsung selama 15-25 Februari 2024 tersebut, ratusan jenama otomotif roda empat, roda dua, serta electric vehicle (EV) hadir sebagai peserta dan saling memamerkan terobosan inovasi teknologi terkini yang dimiliki. Di antara mereka terdapat 53 jenama mobil, antara lain berasal dari Jepang, Korea Selatan, China, Jerman, serta Vietnam.
Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira) Dewa Made Susila mengatakan, gelaran IIMS 2024 sebagai komitmen bersama Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) Bank, PT Bank Danamon Tbk, serta Adira diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri otomotif Tanah Air. Sebab, industri otomotif secara tidak langsung menjadi cerminan geliat pertumbuhan ekonomi.
Namun, industri otomotif saat ini menghadapi berbagai tantangan, salah satunya terkait penjualan kendaraan roda empat yang dalam beberapa tahun terakhir cenderung stagnan. Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), penjualan mobil selama periode 2015-2022 mengalami stagnasi, yakni sekitar 1 juta unit per tahun. Di sisi lain, penjualan sepeda motor justru meningkat setiap tahun.
”Dari beberapa negara, Indonesia sebenarnya sudah masuk ke inflection point. Dengan 5.000-6.000 (dollar AS) GDP (gross domestic bruto) per kapita itu biasanya penjualan mobil akan naik dahsyat sebagaimana dialami Brasil dan China, hanya saja di Indonesia stagnan. Mungkin karena terdampak Covid-19 sehingga perlu insentif,” katanya.
Menurut Made, permintaan masyarakat terhadap mobil dengan sendirinya akan meningkat didorong oleh beberapa proyek infrastruktur yang mendukung pengguna kendaraan, seperti tol. Di sisi lain, kemudahan akses terhadap kredit kendaraan bermotor (KKB) juga terus diberikan.
Namun, justru aspek keterjangkauan harga (affordability) menjadi salah satu isu di balik stagnasi penjualan mobil. Oleh sebab itu, dibutuhkan insentif, misalnya dengan keringanan pajak, agar harga mobil dapat semakin terjangkau.
Ketika itu (suku bunga acuan) sudah melandai, dari sudut affordability akan terbantu. BI-Rate tinggi karena The Fed (Bank Sentral AS) terus menaikkan suku bunga acuannya. Di (kredit) mobil, itu sensitif sekali dengan suku bunga.
Made menambahkan, kenaikan tingkat suku bunga acuan dalam dua tahun terakhir turut menghambat akselerasi penjualan mobil. Sebab, kenaikan suku bunga mengakibatkan biaya kredit meningkat. Padahal, dua pertiga dari total pembelian mobil dilakukan dengan cara kredit.
Mengutip data Statistik Sistem Keuangan Bank Indonesia (BI) Januari 2024, penyaluran KKB per November 2023 tercatat sebesar Rp 128,82 triliun atau tumbuh 12,52 persen secara tahunan. Capaian tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan periode November 2022 yang mampu menembus angka pertumbuhan sebesar 16,46 persen secara tahunan.
Pertumbuhan KKB melambat seiring dengan kebijakan BI yang selama dua tahun terakhir tercatat telah menaikkan suku bunga acuan (BI-Rates) sebanyak tujuh kali per Agustus 2022. Kenaikan suku bunga acuan yang ketujuh terjadi pada Oktober 2023, yakni sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen.
”Ketika itu (suku bunga acuan) sudah melandai, dari sudut affordability akan terbantu. BI Rate tinggi karena The Fed (Bank Sentral AS) terus menaikkan suku bunga acuannya. Di (kredit) mobil, itu sensitif sekali dengan suku bunga,” lanjut Made.
Sebagai upaya mendorong daya beli, Adira memberikan beberapa penawaran kepada masyarakat selama berlangsungnya acara IIMS 2024, antara lain pembiayaan mobil dengan skema bunga mulai dari 1.99 persen per tahun untuk tenor selama setahun, gratis biaya provisi, serta diskon biaya admin hingga 50 persen. Selain itu, terdapat pula hadiah berupa mobil dan kesempatan umrah bagi pelanggan Adira yang mengajukan pembiayaan pada saat IIMS 2024 berlangsung.
Direktur Utama Danamon Daisuke Ejima mengharapkan, gelaran IIMS 2024 dapat memberikan dampak ekonomi bagi Indonesia. Dukungan tersebut salah satunya diberikan melalui inovasi grup finansial yang terdiri dari MUFG, Danamon, dan Adira dalam memberikan layanan keuangan yang lengkap dengan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
”Kami memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan finansial seluruh ekosistem otomotif, mulai dari pemasok, produsen, distributor, dealer, hingga berbagai jenis pembeli akhir, termasuk pembiayaan armada dan alat berat. Hal ini untuk mendukung aspirasi kami menjadi bank pilihan ekosistem otomotif Indonesia,” katanya.
Terselenggaranya Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024) memberikan sinyal positif dari para investor yang sebelumnya bersikap wait and see menjadi mendapat sedikit kepastian. Executive Officer Country Head of Indonesia MUFG Bank Kazushige Nakajima menyampaikan, pemilu yang telah berlangsung sejauh ini berjalan dengan baik sehingga membawa sentimen yang positif.
”Kami tetap menunggu hasil pemilu secara resmi, tetapi sejauh ini positif-positif saja. Setelah hasil resmi itu keluar, kami baru bisa menentukan rencana investasi ke depan akan bagaimana,” ujarnya.
Menurut Kazushige, stabilitas politik turut menentukan kondisi perekonomian negara. Oleh sebab itu, pihaknya berharap agar tahun politik yang berlangsung di Indonesia dapat berjalan dengan lancar.
Ke depan, Kazushige berencana untuk terus mengembangkan bisnis di Indonesia, terutama untuk mengembangkan sumber daya manusia. Hal ini penting mengingat Indonesia merupakan negara yang strategis dan memiliki potensi yang besar.
Sejauh ini, grup finansial di bawah jaringan MUFG tengah menjalani proses akuisisi perusahaan-perusahaan penyedia jasa finansial di Indonesia, antara lain, Akulaku, Home Credit Indonesia, dan Mandala Finance.