”Long Weekend”, Okupansi Hotel Terdongkrak hingga 80 Persen
Masyarakat dinilai tetap menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Umum 2024 meski seusai libur panjang akhir pekan.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Libur panjang akhir pekan lalu atau long weekend sejak Kamis (8/2/2024) sampai Minggu (11/2/2024) mendorong pergerakan warga dan tingkat okupansi hotel. Mobilitas masyarakat meningkat mencapai jutaan pergerakan. Okupansi hotel naik hingga 80 persen.
Kementerian Perhubungan melaporkan, selama libur empat hari pekan lalu ada 1,4 juta penumpang yang menggunakan moda transportasi kereta api, diikuti angkutan udara (1,2 juta), angkutan darat (1 juta), serta laut (540.000). Sementara Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) melaporkan, tingkat okupansi hotel naik hingga 80 persen di sejumlah kawasan wisata, di antaranya Pekanbaru (Riau) serta sepanjang pantai selatan dan utara Pulau Jawa.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Perry Markus mengatakan, libur berderet karena perayaan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW (8/2/2024) serta Tahun Baru Imlek (10/2/2024) berhasil mendongkrak tingkat okupansi (keterisian) hotel. Keterisian ini disokong pergerakan wisatawan domestik. Di Bali, kenaikan okupansi hotel kurang lebih 20 persen.
”Mulai hari ini (wisatawan) sudah pulang juga karena besok pemilu,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (13/2/2024). Pada libur akhir pekan lalu, mayoritas pelanggan berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Perjalanan tak hanya ditempuh melalui udara, tetapi juga dengan kendaraan darat berlanjut menyeberang dengan kapal.
Gunakan hak pilih
Antusiasme warga yang tinggi untuk berlibur dinilai tidak menurunkan minat untuk menggunakan hak pilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Perry meyakini, wisatawan domestik ingin menggunakan hak pilihnya sehingga pulang ke daerah asalnya masing-masing.
Hal serupa diutarakan pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Chusmeru. Pergerakan wisatawan domestik pada libur akhir pekan lalu tergolong tinggi sebab cukup waktu untuk bervakansi selama empat hari.
Wisatawan domestik ingin menggunakan hak pilihnya sehingga pulang ke daerah asalnya masing-masing.
Kalaupun ada yang mengambil cuti tambahan pada Senin (12/2/2024) hingga Selasa, waktu akan dihabiskan untuk berlibur dekat rumah (staycation). Alhasil, mereka akan tetap menggunakan hak pilihnya saat pemilu.
”Meski ada yang mengambil cuti panjang sampai pemilu, saya yakin saat pemilu mereka akan ada di tempat pemungutan suara,” katanya.
Riak-riak politik merupakan bagian dari dinamika. Sejauh ini, hal itu tak terlalu dianggap mengganggu stabilitas bisnis pariwisata. Hanya saja, dinamika pascapemilu perlu diperhatikan lebih jauh karena kinerja sektor pariwisata dipengaruhi keamanan dan stabilitas dalam negeri.
”Melihat pengalaman-pengalaman pemilu sebelumnya, sepertinya tak akan berpengaruh terlalu besar,” ujar Chusmeru.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, libur akhir pekan lalu mendongkrak beragam bidang bisnis. Beberapa di antaranya pemesanan transportasi, akomodasi, penjualan produk kuliner, usaha restoran, dan penjualan cenderamata.
”Kami terus hitung karena ini salah satu bagian dari pencapaian target 1,2 juta hingga 1,5 juta pergerakan wisatawan Nusantara,” kata Sandiaga.
Geliat ini diharapkan terus berlanjut untuk memenuhi target kuartal pertama Kemenparekraf. Setelah pemilu, pergerakan masyarakat diharapkan bertambah ketika memasuki Ramadhan pada pekan kedua Maret 2024.