Banjir Saat Defisit Beras Picu Harga Gabah Makin Tinggi
Banjir saat defisit beras nasional membuat harga GKP petani di Demak naik dari Rp 8.300 per kg menjadi Rp 8.500 per kg.
JAKARTA, KOMPAS — Banjir yang melanda areal persawahan di sejumlah daerah di Indonesia merugikan petani. Banjir tersebut juga menyebabkan harga gabah petani semakin tinggi, karena terjadi di saat neraca produksi dan konsumsi beras nasional pada Januari-Februari 2024 defisit.
Untuk itu, Kementerian Pertanian berupaya memberikan bantuan kepada petani terdampak banjir. Di hilir, Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus menggulirkan cadangan beras pemerintah (CBP) ke pasar untuk meredam kenaikan harga komoditas pangan pokok itu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, pada periode 1 Januari-10 Februari 2024, banjir terjadi di 67 daerah. Di Sumatera terdapat 43 daerah, Jawa 7 daerah, Kalimantan 9 daerah, Sulawesi 7 dareah, dan Papua 1 daerah.
Adapun Kementan mencatat, banjir melanda 7.026 hektar (ha) lahan pertanian di Kabupaten Demak, Kudus, dan Grobogan, Jawa Tengah. Di Demak, banjir menggenangi 1.657 ha tanaman padi dan 126 ha tanaman jagung.
Di Kudus, lahan pertanian yang kebanjiran seluas 489 ha. Lahan itu ditanami padi, cabai, melon, dan kangkung. Adapun di Grobogan, banjir menggenangi 4.754 ha lahan pertanian, termasuk sawah, di 15 kecamatan.
Banjir di ketiga daerah itu yang berlangsung sejak 5 Februari 2024 disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan jebolnya sejumlah tanggul. Di Demak dan Kudus, banjir disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Jratun, sedangkan di Grobogan akibat luapan Sungai Tuntang.
Baca juga: Banjir di Grobogan Belum Surut, Lahan Pertanian Turut Terdampak
Tokoh tani sekaligus Ketua Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) Kabupaten Demak Hery Sugihartono, Sabtu (10/2/2024), mengatakan, sebagian besar padi di sawah-sawah tersebut sudah dipanen dan sisanya masih berusia sekitar 60 hari. Di sebagian sawah yang padinya telah dipanen telah dipersiapkan pembenihan.
”Sementara areal persawahan yang padinya berusia 60 hari terancam puso jika banjir tak segera surut. Kalaupun banjir sudah surut, produksinya tidak akan optimal,” katanya ketika dihubungi dari Jakarta.
Menurut Hery, banjir yang terjadi di tengah defisit beras pada Januari-Februari 2024 berpotensi menyebabkan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik. Di Demak, misalnya, harga rerata GKP di tingkat petani sebelum banjir RP 8.300 per kilogram (kg), sedangkan saat ini telah mencapai Rp 8.500 per kg.
Baca juga: Harga Gabah Petani Tertinggi, Tembus Rp 8.000 Per Kilogram
Dalam kondisi normal atau tidak ada banjir, harga GKP itu diperkirakan baru akan turun pada Maret, April, dan Mei 2024 lantaran panen padi terus bertambah. Namun, harga rerata GKP diperkirakan tidak akan anjlok di bawah Rp 7.000 per kg.
”Hal itu tentu saja akan membuat harga beras secara nasional masih tinggi, apalagi mengingat Demak merupakan salah satu daerah produsen beras nasional,” katanya.
Untuk itu, Hery berharap agar pemerintah tidak hanya berpihak kepada konsumen. Petani yang terdampak banjir juga perlu mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT) puso atau benih dan pupuk. Selain itu, pencairan dana klaim asuransi bagi petani yang terdampak banjir juga perlu dilakukan secepatnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), defisit beras secara nasional pada Januari dan Februari 2024 diperkirakan masing-masing sebesar 1,61 juta ton dan 1,22 juta ton. Indonesia baru akan mengalami surplus beras pada Maret 2024, yakni sebanyak 970.000 ton.
Di tengah kondisi itu, Kantor Staf Presiden telah mengingatkan agar pemangku kepentingan terkait mengantisipasi dampak perubahan cuaca terhadap sektor pertanian. KSP bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memetakan daerah-daerah di Indonesia yang berpotensi mengalami gangguan tanam dan panen akibat perubahan cuaca.
Baca juga: Potensi Surplus Beras Dihantui Risiko Banjir dan Bera
Pada Februari 2024, misalnya, terdapat 19 daerah yang berisiko tinggi mengalami ganggunan tanam dan 50 daerah yang berisiko tinggi mengalami gangguan panen. Beberapa daerah yang berisiko tinggi mengalami gangguan panen, antara lain Sambas, Sanggau, Malang, Pasuruan, Demak, Agam, dan Kudus (Kompas, 5/2/2024).
Harga beras
Berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas, per 10 Februari 2024, harga rerata nasional GKP di tingkat petani Rp 7.090 per kg atau naik 30,87 persen secara tahunan. Adapun harga rata-rata nasional beras medium Rp 13.810 per kg atau naik 14,84 persen secara tahunan.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi berharap agar panen padi pada Maret 2024 bisa berjalan baik dan sesuai perkiraan. Berdasarkan Kerangka Sampel Area BPS, panen gabah kering giling (GKG) diperkirakan 3,5 juta ton. Dengan begitu, harga beras di tingkat eceran diperkirakan bisa mulai turun bertahap hingga panen raya padi pada April-Mei 2024.
Untuk menambah CBP, pada tahun ini sekitar 500.000 ton beras impor telah didatangkan. Kemudian per pekan lalu, Perum Bulog telah menggulirkan lelang pembelian 500.000 ton beras impor.
Meski bantuan beras bagi 22 juta keluarga berpenghasilan rendah dihentikan sementara, CBP tetap digulirkan di pasar induk, ritel modern, tradisional, dan bahkan penggilingan.
Arief menegaskan, meskipun pahit, impor beras saat ini harus dijalankan, termasuk untuk menambal potensi tergerusnya produksi beras akibat banjir. Kendati begitu, Bapanas tetap menjamin harga GKP di tingkat petani terjaga baik.
”Untuk meredam kenaikan harga beras pada Februari ini, Bapanas mengintervensi pasar beras dengan menggelontorkan CBP. Meski bantuan beras bagi 22 juta keluarga berpenghasilan rendah dihentikan sementara, CBP tetap digulirkan di pasar induk, ritel modern, tradisional, dan bahkan penggilingan,” katanya.
Berdasarkan data Bapanas, per 9 Februari 2024, pasokan beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, sudah mencapai 34.590 ton. Pada Januari 2024, pasokan beras medium PIBC di kisaran 25.000-28.000 ton. Harga beras medium di pasar tersebut juga sudah turun menjadi Rp 10.655 per kg. Pada Januari 2024, harganya di kisaran Rp 11.0000-Rp 11.300 per kg.
”Kami juga menyuplai beras ke penggilingan padi sebanyak 200.000 ton pada Januari hingga Maret 2024. Tujuannya agar penggilingan tidak berhenti beroperasi dan membantu pemerintah dalam pendistribusian beras di area masing-masing,” kata Arief.
Bantuan bagi petani
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengemukakan, penanganan banjir membutuhkan kerja sama para pemangku kepentingan terkait. Kementan telah berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk segera menangani tanggul sungai yang jebol.
”Kami juga akan memberikan bantuan benih gratis bagi petani yang tanamannya rusak dan puso akibat banjir,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menuturkan, petani yang sudah terdaftar sebagai peserta program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bisa mengeklaim asuransi tersebut. Mereka akan mendapatkan kompensasi sekitar Rp 6 juta per ha.
”Kami akan bantu proses klaim asuransinya,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Jawa Tengah Herawati Prarastiyani menambahkan, pemerintah akan berupaya menekan terjadinya puso akibat banjir. Hal itu tentu saja tergantung dari kondisi lapangan.
Bila memungkinkan, Gerakan Penanganan Banjir berupa pompanisasi dan normalisasi saluran untuk mempercepat surutnya air akan dilakukan. Pompa air bantuan Kementan akan diterjunkan dan bantuan operasional untuk petani dan petugas akan diberikan.
Baca juga: Presiden Janji Segera Realisasikan BLT Puso sehingga Tak Banyak Impor Beras