Pada saat program promo ”Beli Lokal”, transaksi mode lokal yang di antaranya batik naik sembilan kali lipat.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Platform perdagangan secara elektronik, seperti lokapasar, dapat menjadi ruang yang potensial untuk memperluas pemasaran batik lokal. Namun, pada saat bersamaan, platform yang sama menyimpan risiko sebagai tempat yang memudahkan akses belanja barang batik impor.
Wakil Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Hilmi Adrianto, di sela-sela peluncuran resmi program #MelokalDenganBatik, Senin (5/2/2024), di Yogyakarta, mengatakan, sifat platform lokapasar adalah user generated content atau segala konten diunggah oleh pengguna. Oleh karena itu, untuk melindungi konsumen dan menjaga kesehatan industri dalam negeri, termasuk batik, Tokopedia terus-menerus mendorong agar penjual mencantumkan deskripsi asal barang secara transparan.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah merilis Peraturan Mendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Permendag ini menuai polemik, terutama menyangkut ketentuan impor tekstil dan produk tekstil (TPT) batik dan motif batik untuk keperluan instansi, lembaga kementerian, atau kepentingan umum.
Ketentuan ini dianggap semakin gampang melegalkan impor TPT batik dan motif batik. Namun, pihak Kemendag sudah menekankan bahwa agar bisa mengimpor TPT batik dan motif batik harus memenuhi sejumlah persyaratan, termasuk harus memiliki nomor induk berusaha, mendapatkan rekomendasi Kementerian Perindustrian, dan pembatasan pelabuhan.
”Kami (Tokopedia dan Tiktok Shop) berkomitmen memajukan hulu-hilir industri batik Tanah Air. Fokus kami utamanya menyasar ke perajin batik. Target pertumbuhan yang diinginkan adalah batik tetap menjadi identitas nasional,” ujarnya.
Empat inisiatif
Direktur Eksekutif E-Commerce Tiktok Indonesia Stephanie Susilo mengatakan, program #MelokalDenganBatik terdiri atas empat inisiatif. Inisiatif pertama, batik shoppertainment yang membantu konsumen menemukan konten batik yang menghibur dan informatik. Kedua, kampanye pemasaran khusus batik.
Adapun inisiatif ketiga adalah memfasilitasi UMKM produsen batik dengan lebih dari 100 kreator untuk meningkatkan eksposur yang lebih luas. Sementara inisiatif keempat, melakukan uji coba gratis berjualan di Tiktok Shop Indonesia dan Tokopedia serta menikmati gratis komisi satu bulan pertama.
Menurut dia, program #MelokalDenganBatik telah mulai bergerak sejak Januari 2024 di Yogyakarta, Surakarta, dan Pekalongan yang merupakan sentra batik. Menurut rencana, lokasi implementasi program akan diperluas di luar tiga daerah itu.
”Kami juga akan memfasilitasi seller (UMKM) produsen batik untuk mengakses pinjaman modal dari mitra-— mitra lembaga keuangan. Tentunya, ada penilaian kriteria UMKM produsen dan nilai pinjaman mempertimbangkan kebutuhan seller,” kata Stephanie.
Pada saat program promo Tokopedia bersama Tiktok ”Beli Lokal” yang berlangsung 12 Desember 2023–10 Januari 2024, transaksi jenama mode lokal yang di antaranya mencakup batik naik sembilan kali lipat dibandingkan bulan November 2023.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta Srie Nurkyatsiwi, yang hadir dalam acara, mengatakan, batik impor ataupun batik cetak memiliki cara produksi yang masif. Namun, batik tulis memiliki keunikan tersendiri.
Batik impor dan batik lokal memiliki pasar masing-masing. Pihaknya berharap supaya di ekosistem TPT muncul komitmen supaya tidak sembarangan menyebut batik.
”Misalnya, sebut saja produk tekstil bermotif batik dan produk batik tulis. Dengan demikian, konsumen teredukasi dan perajin batik (batik tulis) dihargai,” ujarnya.
Srie menambahkan, pemerintah terus berusaha meningkatkan sosialisasi dan apresiasi TPT batik dan motif batik dalam negeri ke masyarakat. Namun, dukungan lembaga pembiayaan juga perlu dilakukukan demi kelangsungan ekosistem TPT batik dan motif batik lokal. Misalnya, menggencarkan kredit usaha rakyat yang bunganya disubsidi pemerintah.
Pemerintah daerah, seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya untuk selalu berpihak pada UKM batik. Misalnya dengan melakukan co-branding Jogja Mark dan 100 Persen Jogja.