Jika pada empat bulan terakhir 2022 ada 13 pencatatan waran terstruktur baru, pada 2023 sebanyak 182 waran diterbitkan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Produk turunan dari saham yang dinamakan waran terstruktur menjadi investasi baru yang terus bertumbuh di Bursa Efek Indonesia. Kendati murah dan likuid, produk ini berisiko tinggi sehingga perlu perhitungan dan kehati-hatian.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menuturkan, penerbitan produk yang pertama kali dirilis September 2022 itu tumbuh pesat. Jika pada empat bulan terakhir 2022 hanya ada 13 pencatatan waran terstruktur baru, pada 2023 sebanyak 182 waran terstruktur baru diterbitkan.
”Peningkatan transaksi waran terstruktur juga tumbuh dengan pesat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan 2022 ketika pertama kali diluncurkan. Pada 2022 jumlah rata-rata transaksi hanya Rp 2,6 miliar dan pada 2023 menjadi Rp 5,4 miliar,” tuturnya dalam acara pencatatan waran oleh PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, di BEI, Jakarta, Senin (5/2/2024).
Secara umum, waran diperoleh ketika perusahaan tercatat menerbitkan saham atau right issue. Waran terstruktur tidak diterbitkan oleh tiap-tiap emiten, tetapi oleh perusahaan sekuritas anggota bursa. Saat ini, waran terstruktur yang dipasarkan memiliki dasar atau underlying saham berkapitalisasi besar, tetapi harganya lebih rendah dibandingkan dengan harga saham underlying. Hal ini menjadikan potensi imbal hasil, yang akan terkonversi menjadi dana tunai ketika jatuh tempo, menarik (Kompas.id, 19/9/2022).
”Kami mengharapkan produk waran terstruktur di BEI dapat menjadi produk alternatif investasi yang mudah dipahami dan atraktif bagi para investor. Kita harapkan produk ini dapat meningkatkan perdagangan dan jumlah investor,” ujar Nyoman.
Sementara itu, Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy berpendapat, walaupun harganya murah dan likuid, produk ini lebih tinggi risikonya daripada saham. Produk yang ada sejauh ini pun dinilai masih kurang menarik.
”Investor masih sulit dapat untung karena harga waran yang ditawarkan deep out of the money, artinya sangat kemahalan, tidak wajar, tidak realistis,” ujarnya saat dihubungi Kompas.
Berdasarkan simulasi yang dilakukannya pada beberapa produk waran yang telah diterbitkan, ketidakwajaran harga itu ditemukan pada tingginya harga penawaran waran dan pelaksanaan (exercise). Tingginya harga-harga itu cenderung membuat investor sulit mendapatkan keuntungan, baik berupa bayaran dari penerbit (payoff) maupun keuntungan dari selisih harga pada saat jatuh tempo.
Untuk menggambarkan transaksi produk ini, ia mencontohkan, waran PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pada akhir 2022. Waran itu ditawarkan seharga Rp 116 per unit dengan harga exercise pada rentang Rp 1.900 per saham. Waran yang jatuh tempo lima bulan itu berjenis call, yang artinya keuntungan bisa didapatkan ketika harga exercise ditambah rumusan tertentu lebih rendah dari harga saham PGAS di waktu jatuh tempo.
Dasar menghitung keuntungan dan kerugian adalah mengetahui dahulu nilai break even menggunakan rumus harga exercise ditambah nilai rasio konversi waran untuk satu saham dikali harga penawaran. Dalam contoh ini, nilai break even waran PGAS tersebut adalah Rp 2.248 per saham, didapat dari nilai exercise di Rp 1.900 ditambah harga unit waran dikali rasio konversi ke saham sebanyak tiga unit waran (3 x Rp 116).
Investor akan rugi jika harga saham PGAS saat jatuh tempo lebih rendah dari rentang Rp 1.900-Rp 2.248. Jika harga saham masih di rentang tersebut, investor masih bisa mendapatkan bayaran dari penerbit, tetapi ini bisa menjadi rugi jika besarannya tidak cukup untuk mengompensasi premi yang dibayarkan sebesar harga rasio konversi saham dan unit waran.
Pada 2022 jumlah rata-rata transaksi hanya Rp 2,6 miliar dan pada 2023 menjadi Rp 5,4 miliar.
Adapun ketika harga saham jatuh tempo lebih tinggi, keuntungan bisa didapatkan dari selisih harga saham dan harga harga break even. Melihat data di waktu jauh tempo pada Mei 2023, harga saham PGAS berada di kisaran Rp 1.400. Dengan demikian, investasi itu rugi.
Oleh karena itu, kata Budi, pengetahuan investor akan perkirakan harga saham underlying waran hingga jatuh tempo sangat menentukan hasil dari investasi ini. Harga waran sangat dipengaruhi harga exercise, volatilitas saham, suku bunga bebas risiko, bahkan termasuk dividen yang dibayarkan dari saham underlying.
”Investor akan untung besar kalau prediksi tepat dan tidak meleset. Yang pasti, investasi ini berisiko lebih besar dari investasi saham,” ungkapnya.
Waran baru
Di awal tahun ini, peluncuran waran terstruktur masih berlanjut. Beberapa perusahaan sekuritas mengeluarkan produk waran terstruktur dengan underlying saham dari indeks IDX30, yang berisi saham-saham berkapitalisasi besar dan likuid.
PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, misalnya, menargetkan penerbitan 100 waran terstruktur sepanjang 2024. Presiden Direktur CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Lim Kim Siah menjelaskan, target itu dilakukan dengan menggandeng tiga perusahaan sekuritas lainnya, yakni PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, MNC Sekuritas, dan KB Valbury Sekuritas.
”Dengan ini, diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar waran terstruktur dan mendukung strategi investasi pada investor, serta meningkatkan total nilai harian transaksi di pasar modal,” kata Lim di BEI, Jakarta, hari ini.
Sejauh ini, PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia telah menerbitkan enam waran terstruktur saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kode BBCAYUCX4A, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan kode BMRIYUCX4A, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan kode MDKAYUCX4A. Kemudian, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang berkode UNVRYUCX4A, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berkode TLKMYUCX4A, dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berkode GOTOYUCX4A.
Keenam produk waran tersebut akan jatuh tempo dalam sembilan bulan atau pada 5 November 2024, sejak melewati masa penawaran pada 24-30 Januari 2024 hingga pencatatan perdana di BEI pada 5 Februari 2024.
Untuk meningkatkan minat investor, perusahaan meningkatkan sosialisasi dan edukasi terkait produk tersebut. ”PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia berkomitmen terus melakukan edukasi, baik offline maupun online, khususnya investor retail di seluruh Indonesia,” katanya.