Spekulan Disinyalir Jadi Biang Keladi Kenaikan Harga Bawang Putih
Lonjakan harga bawang putih diduga akibat spekulan yang memanfaatkan belum terbitnya surat rekomendasi impor.
Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam dua pekan pertama di Januari 2024, kenaikan harga bawang putih telah terjadi di 326 kabupaten/kota di Indonesia. Pemerintah menyinyalir kenaikan harga disebabkan ulah spekulan yang memanfaatkan belum terbitnya rekomendasi impor produk hortikultura atau RIPH bawang putih dari Kementerian Pertanian.
Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah mingguan yang berlangsung secara hibrida di Jakarta, Senin (15/1/2023), Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir mengatakan, jika tidak segera diantisipasi, kenaikan harga bawang putih akan menjadi beban inflasi dan konsumsi masyarakat.
Berkaca dari indeks perkembangan harga bahan pangan minggu kedua Januari yang diolah Kemendagri, selain bawang putih, bawang merah dan daging ayam ras juga menjadi komoditas dengan kenaikan harga yang terjadi di paling banyak kabupaten/kota pada pekan kedua Januari 2024, masing-masing 360 kabupaten/kota dan 212 kabupaten/kota.
Besar kemungkinan bahwa telah terjadi praktik spekulasi harga di tingkat importir yang membuat harga bawang putih melonjak di awal tahun.
Berdasarkan data yang diolah Kantor Staf Presiden, rata-rata harga bawang putih di pasar nasional per Jumat (12/1/2023) mencapai Rp 41.350 per kg. Lima provinsi dengan harga bawang putih tertinggi adalah Papua Barat (Rp 56.250 per kg), Maluku Utara (Rp 53.750 per kg), Papua (Rp 49.150 per kg), DKI Jakarta (Rp 45.580 per kg), dan Maluku (Rp 45.650 per kg).
Disparitas harga antarprovinsi tercatat di tingkat sedang sebesar 11,86 persen. Adapun harga bawang putih di pekan-pekan awal tahun ini telah melampaui rata-rata harga bawang putih sepanjang 2023 lalu sebesar Rp 38.200/kg.
Tomsi menilai disparitas harga bawang putih yang tidak terlalu jauh antardaerah mengindikasikan tidak ada masalah dari sisi distribusi komoditas tersebut. Menurut dia, besar kemungkinan bahwa telah terjadi praktik spekulasi harga di tingkat importir yang membuat harga bawang putih melonjak di awal tahun.
”Khusus di bawang putih kita sukar menemukan harga asal dari negara importir. Kalau (harga asal beras) beras, kita tahu. Kalau kita tahu harga asalnya, kita bisa awasi dan kelola agar importir tidak mengambil margin terlalu besar,” ujar Tomsi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Direktorat Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Bambang Wisnubroto memaparkan, harga bawang putih di tingkat importir Rp 28.500/kg untuk jenis honan dan Rp 32.500/kg untuk jenis kating.
”Itu belum memperhitungkan harga susut sebesar 20 persen yang bisa menambah harga hingga Rp 6.000 per kg sehingga harga tertinggi di tingkat importir bisa mencapai Rp 38.500,” ujar Bambang.
Stok bawang putih sebenarnya dinilai aman mengingat realisasi impor bawang putih sepanjang tahun 2023 mencapai 99,94 persen dari total persetujuan impor. Dengan besaran impor ini, Kementerian Perdagangan mencatat, stok bawang putih untuk kebutuhan nasional masih aman setidaknya hingga akhir Februari atau awal Maret 2024.
”Menjadi catatan kami bahwa dari akhir Desember hingga awal Januari, telah terjadi kenaikan harga bawang putih hingga 7 persen. Padahal, stok di tingkat importir masih aman hingga Februari. Dikhawatirkan, ada spekulasi harga,” kata Bambang.
Menurut dia, para spekulan yang mengerek harga bawang putih di pasaran memanfaatkan belum terbitnya surat persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan. Adapun persetujuan impor tidak dapat diterbitkan selama Kementerian Pertanian belum mengeluarkan RIPH.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam Rapat Koordinasi Nasional akhir 2023 lalu sebetulnya telah menyetujui rencana impor komoditas bawang putih untuk tahun ini sebesar 645.025 ton, naik dari total persetujuan impor untuk 2023 sebesar 561.926 ton.
”Kami harapkan RIPH bisa segera terbit agar tidak terjadi spekulasi-spekulasi di pasar. Karena menurut analisis kami, ada spekulasi karena RIPH belum terbit,” ujarnya.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Bambang Sugiharto memastikan dalam pekan ini", RIPH bawang putih akan segera terbit. Untuk tahap awal, Kementerian Pertanian akan mengeluarkan rekomendasi impor untuk 400.000 ton bawang putih.
”Untuk bawang putih, sudah masuk ke aplikasi rekomendasi impor 400.000 ton bawang putih. Dalam minggu ini sudah bisa kita keluarkan RIPH,” ujarnya.
Penerbitan RIPH, lanjutnya, dilakukan berdasarkan kebutuhan pemenuhan stok bawang putih dalam negeri dan dirancang agar komoditas ini tidak kelebihan pasokan. Di akhir tahun 2023, terdapat sekitar 500 importir yang mendaftar untuk mendapatkan RIPH. Namun, saat ini hanya 140 perusahaan importir yang dipilih masuk dalam daftar penerima RIPH Kementerian Pertanian.
Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.