Transformasi bisnis menjadi kredo semua usaha agar bisnis terus berlanjut di tengah arus perubahan zaman.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
Jeli melihat perubahan zaman dan tren konsumsi masyarakat menjadi salah satu kunci perusahaan agar bisa bertahan dan tumbuh berkelanjutan. Menjawab kebutuhan masyarakat dan menggali potensi pasar juga menjadi bagian integralnya.
Demikian, antara lain, pesan yang dibagikan secara terpisah oleh Direktur UtamaPLN Icon Plus Ari Rahmat Indra Cahyadi dan Wakil Presiden Direktur Asia Pulp Paper (APP) Suhendra Wiriadinata pada acara CEO Talks Kompas100 CEO Forum 2023 Powered by PLN. Masing-masing membagikan pengalamannya pada 1 Desember 2023 dan 17 November 2023.
Saat ini, PLN Icon Plus sudah memiliki 45 juta dari 85 juta pelanggan listrik yang telah mengunduh dan menggunakan aplikasi PLN Mobile.
Ari menjelaskan, PT PLN Icon Plus adalah anak usaha PT PLN yang bergerak di bidang penyedia jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi digital bagi pelanggan. ”Jadi, kami punya major concern jadi value leverage ke publik dari layanan digitalisasi kelistrikan,” ujar Ari.
Saat ini, PLN Icon Plus sudah memiliki 45 juta dari 85 juta pelanggan listrik yang telah mengunduh dan menggunakan aplikasi PLN Mobile untuk menikmati layanan ini.
Digitalisasi, menurut Ari, sudah menjadi tren global. Namun, isu pemerataan akses internet masih belum dirasakan di sejumlah daerah di Tanah Air.
Berbekal infrastruktur kelistrikan dari PLN, PLN Icon Plus hadir menyambung koneksi digital di daerah-daerah itu. ”Kami menjangkau masyarakat suburban dan rural,” ujar Ari.
Selain memperluas akses internet ke daerah-daerah, pihaknya juga menggali potensi bisnis dengan mengakomodasi perubahan tren konsumsi masyarakat akan internet. Konsumsi internet tak hanya sekadar konten ataupun bermain gim, tetapi juga bagaimana masyarakat melihat seberapa jauh konsumsi listrik dari solar panelnya atau CCTV-nya melalui jaringan internet.
Pihaknya juga bekerja sama dengan banyak perusahaan rintisan teknologi untuk menciptakan permintaan akan layanan internet. ”Jadi, kami tak hanya menciptakan jaringan internetnya, tetapi juga permintaannya,” ujar Ari.
Suhendra yang berbicara tentang tema ”Arah Baru Pengelolaan Industri Kertas Modern” menyatakan, seiring dengan perkembangan zaman, teknologi, dan tren gaya hidup digital yang makin mengurangi penggunaan kertas (paperless), Suhendra mengatakan, hal itu adalah keniscayaan yang tak terhindarkan.
”Kita tidak bisa lari dari era digitalisasi, otomasi, dan sebagainya. Maka, kami harus merespons segala perubahan itu,” ujar Suhendra.
Ia menjelaskan, pihaknya memanfaatkan perkembangan teknologi dengan menggunakan otomasi mesin dari industri hulu hingga hilir. Ini untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produksi.
Ada pergeseran penggunaan kertas yang semula untuk cetak kini menjadi kertas kemasan.
Mengenai perubahan tren pola konsumsi masyarakat, menurut Suhendra, itu juga merupakan fenomena yang harus direspons secara tepat. Digitalisasi ini menciptakan peluang baru yang dimanfaatkan perusahaan.
Misalnya, dengan adanya digitalisasi, maka meningkat pula kebutuhan kertas kemasan untuk membungkus barang-barang hasil belanja situs e-dagang. ”Ada pergeseran penggunaan kertas yang semula untuk cetak kini menjadi kertas kemasan. Jadi, permintaan kertas kemasan ini meningkat,” ujar Suhendra.
Pihaknya juga terus berinovasi menciptakan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Misalkan saja, kertas tisu, kini sudah banyak inovasi jenisnya sehingga tak hanya sekadar tisu untuk lap tangan, tapi juga untuk tisu dapur dengan spesifikasi ramah lingkungan.
Berbicara mengenai ramah lingkungan, Suhendra melanjutkan, APP telah lama mengadopsi prinsip menjaga lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, governance/ESG). Operasionalisasi APP sudah menggunakan energi terbarukan, seperti panel surya. Mereka juga sudah banyak melaksanakan program tanggung jawab sosial korporasi.
”Berbagai upaya ini juga mendukung program pemerintah mengurangi emisi karbon,” ujar Suhendra.
Kertas tisu, kini sudah banyak inovasi jenisnya sehingga tak hanya sekadar tisu untuk lap tangan, tapi juga untuk tisu dapur dengan spesifikasi ramah lingkungan.
Untuk kepastian bahan baku, APP menggunakan kayu dari kebun sendiri. Misalkan, APP memotong lima pohon selama lima tahun, maka pada saat itu juga mereka langsung menanam lima pohon baru. Jadi, mereka terus mendapatkan kepastian bahan baku serta tidak merambah hutan.
APP juga sudah mengekspor produk kertas hingga ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Pasar-pasar ini dikenal memiliki syarat aspek lingkungan yang ketat. Maka, dengan menembus pasar ini, menurut Suhendra, membuktikan secara langsung bahwa APP telah mematuhi persyaratan lingkungan itu.
Suhendra juga optimistis permintaan produk kertas dunia itu masih punya ruang yang besar. Di negara-negara maju, seperti Jepang, AS, dan Eropa tingkat konsumsi kertasnya mencapai lebih dari 300 kilogram per orang per tahun.
Permintaan produk kertas dunia itu masih punya ruang yang besar.
Sementara di China di kisaran 60-80 kilogram per orang per tahun. Adapun India masih sekitar 30 kilogram per orang per tahun, seperti halnya Indonesia.
Pasar di China dan India adalah potensi yang besar. Ketika ada sedikit saja lonjakan konsumsi di sana, maka dampaknya langsung signifikan karena jumlah penduduk mereka yang besar. ”Kami terus berinovasi menjawab kebutuhan masyarakat,” ujar Suhendra.