Menangkap Kilau Emas pada 2024
Investasi emas dinilai prospektif pada 2024. Hal ini karena emas cenderung memiliki nilai yang stabil di tengah ketidakpastian global.
Komoditas emas menjadi salah satu alternatif instrumen investasi yang prospektif pada 2024 lantaran dinilai lebih stabil. Hal ini dilihat dari karakteristik emas yang nilainya cenderung stabil di tengah perkembangan kondisi perekonomian global yang masih serba tidak pasti.
Praktisi pasar modal dan pengajar Magister Ekonomi Terapan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Yohanis Hans Kwee, mengatakan, emas menjadi salah satu instrumen investasi yang menarik pada 2024. Prospek emas yang menarik tersebut tidak lepas dari pengaruh kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang diperkirakan telah mengakhiri kebijakan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan. The Fed berpeluang menurunkannya pada medio 2024.
”Emas jadi sesuatu menarik karena instrumen ini tidak memiliki yield atau return (imbal hasil), melainkan capital gain. Dengan demikian, saat suku bunga turun, emas jadi menarik. Ke depan, tren indeks dollar AS juga cenderung melemah dibandingkan tahun lalu yang membuat emas akan dihargai dalam dollar AS lebih murah sehingga permintaannya pun meningkat,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Baca juga: Investasi Komoditas Berjangka Bergairah, Emas Paling ”Moncer”
Di sisi lain, instrumen investasi lainnya, seperti pasar saham dan obligasi, juga memiliki prospek yang menarik. Namun, kedua instrumen tersebut rentan terhadap ketidakpastian global yang akan terjadi pada 2024, terutama menjelang tahun politik di sejumlah negara.
Lebih dari 40 negara dengan lebih dari 40 persen populasi penduduk dunia akan menghelat pemilihan umum pada 2024. Selain Indonesia, negara yang dimaksud, antara lain, Taiwan, Russia, India, Afrika Selatan, Meksiko, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.
Selain itu, persoalan geopolitik diperkirakan masih akan berlanjut pada 2024, yakni konflik di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina. Situasi tersebut akan berpengaruh pada kondisi perekonomian global ke depan.
”Pemilu 2024 tidak hanya diselenggarakan oleh Indonesia, tetapi juga banyak negara sehingga membuat para investor akan wait and see. Oleh sebab itu, emas dapat menjadi pilihan saat ketidakpastian tersebut meningkat, terutama menjelang tahun pemilu dan di tengah konflik geopolitik,” katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, perkembangan harga emas sepanjang 2023 di pasar internasional berada di level lebih tinggi dibandingkan 2022. Per November 2023, harga emas tercatat menyentuh 1.984 dollar AS per troy ounce atau meningkat 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Komoditas emas perhiasan menjadi kontributor dominan pada inflasi karena harga emas global sedang naik cukup tinggi.
Di tingkat domestik, emas perhiasan turut menjadi salah satu komoditas yang memberikan andil terhadap tingkat inflasi tahunan. Dengan inflasi tahunan 2023 mencapai 2,61 persen, komoditas emas perhiasan menjadi salah satu penyumbang terbesar, yakni 0,11 persen.
Menurut Hans, terkendalinya inflasi akan memberikan katalis positif bagi emas karena inflasi yang melemah berpengaruh terhadap kebijakan suku bunga. Sebagai gambaran, inflasi domestik sepanjang 2023 tercatat 2,61 persen, lebih rendah dibanding 2022 sebesar 5,51 persen secara tahunan.
”Komoditas emas perhiasan menjadi kontributor dominan pada inflasi karena harga emas global sedang naik cukup tinggi,” ujarnya.
Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta, berpendapat, kenaikan harga emas secara global didukung oleh pernyataan The Fed yang memutuskan untuk bersikap melunak (dovish) dalam kebijakan moneternya atau tidak menaikkan tingkat suku bunga acuannya. Di sisi lain, kenaikan harga emas di tingkat domestik juga menunjukkan data beli masyarakat yang meningkat.
”Kenaikan harga emas menandakan tingkat daya beli masyarakat atau konsumsi domestik terus menunjukkan performa yang progresif,” katanya.
Pergerakan harga emas dalam jangka pendek ditentukan oleh kondisi makro ekonomi AS.
Pergerakan harga emas dalam jangka pendek, kata Nafan, ditentukan oleh kondisi makro ekonomi AS. Apabila imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treassury Yield) meningkat, harga emas tidak akan mendapatkan momentum untuk merangkak naik (bullish).
Selain itu, pergerakan harga emas juga ditentukan oleh data ketenagakerjaan AS (non-farm payroll/NFP). Ketika data tersebut di bawah ekspektasi atau tingkat pengangguran lebih rendah, dollar AS akan terdepresiasi sehingga harga emas relatif mampu terapresiasi. Begitu pula sebaliknya.
”Untuk jangka panjang, emas dapat menjadi salah instrumen investasi yang menjanjikan karena nilainya relatif stabil. Tentu saja hal itu dilakukan dengan tetap melihat aspek fundamental makro ekonomi Indonesia. Namun, secara teknikal, emas relatif masih tampak berupaya mendapatkan momentum bullish atau belum terjadi tren peningkatan,” tuturnya.
Instrumen investasi lainnya, seperti pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini masih dalam tren markup phase atau tren naik (uptrend). ”Sementara itu, tren yang tengah terbentuk pada obligasi Pemerintah AS ialah markdown phase atau bearish consolidation (tren turun)," kata Nafan.
Baca juga: Ketidakpastian Berlanjut, Harga Emas Merangkak Naik
Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti berpendapat, harga emas biasanya relatif stabil dan kenaikannya relatif moderat atau hanya terjadi pada waktu tertentu. Oleh sebab itu, ia menyarankan untuk tidak menaruh investasi hanya di satu portofolio saja.
”Stabilnya harga emas membuatnya menjadi salah satu alternatif storing assets. Dibandingkan saham, emas sangat moderat, baik dari sisi risiko maupun capital gain-nya. Akan tetapi, harus beragam (portofolionya) sehingga risikonya bisa diminimalkan,” katanya.
Investasi emas dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, membeli emas secara fisik berupa emas batangan atau emas perhiasan. Kedua, membeli emas secara digital dengan membuka tabungan emas.
Pembelian emas secara fisik memiliki risiko hilang dan penurunan nilai akibat kerusakan. Pembelian emas secara digital cenderung lebih aman lantaran terbebas dari risiko kehilangan dan penurunan nilai.
Baca juga: Peluang Ekosistem Emas Digital
Investasi emas secara digital diperkenalkan oleh PT Pegadaian (Persero) pada 5 Juli 2015 dengan meluncurkan produk tabungan emas. Pada 2018, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan izin produk tabungan emas yang dapat diakses secara digital.
Sekalipun menabung emas secara digital, nasabah tetap dapat memiliki logam mulia itu secara fisik dengan mengajukan pencetakan dengan dikenai biaya administrasi. Biaya administrasi pembukaan rekening tabungan emas di Pegadaian adalah Rp 10.000 dan biaya fasilitas penitipan selama 12 bulan lebih kurang Rp 30.000.
Jajak pendapat Litbang Kompas mengenai Peluang Ekosistem Emas Digital menemukan, hanya 1 persen dari 502 responden yang memiliki produk emas digital. Padahal, sebagian besar responden memiliki emas yang disimpan untuk tujuan investasi. Dengan kata lain, emas menjadi instrumen yang populer di masyarakat (Kompas.id, 5/4/2023).
Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dirilis oleh OJK menyebutkan, tingkat literasi sektor keuangan Pegadaian mencapai 40,75 persen. Pada saat yang sama, tingkat inklusi keuangan Pegadaian hanya 11,88 persen. Selisih 28,87 persen menunjukkan pengetahuan terhadap produk layanan Pegadaian belum diimbangi dengan penggunaannya.
Hanya 1 persen dari 502 responden yang memiliki produk emas digital.
Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan secara tertulis menyampaikan, Pegadaian diharapkan ikut berkontribusi meningkatkan literasi dan inklusi keuangan nasional. Amanat ini tertuang dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-2/MBU/03/2023 tentang Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan Badan Usaha Milik Negara.
”Kami memiliki beberapa program untuk mengedukasi masyarakat yang dilakukan oleh Divisi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Program-program tersebut, antara lain, program kerja Gadepreneur, Secangkir Kopi Emas, Invest EMAS untuk Pekerja Luar Negeri,danSinau Bareng UMKM, guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan keuangan yang bijak serta pilihan layanan keuangan dan investasi yang aman dan terlindungi,” katanya.
Melalui sejumlah langkah itu, menurut Damar, tingkat literasi pada sektor jasa keuangan Pegadaian dapat lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun nasabah aktif tabungan emas di Pegadaian per Desember 2023 mencapai 3,13 juta nasabah. Total saldo titipan tabungan emasnya mencapai 7,66 ton atau meningkat 3,27 persen secara tahunan.
PT Pegadaian juga menyediakan layanan berbasis syariah. Sebanyak 685 outlet telah tersebar di seluruh Indonesia. Layanan tersebut turut didukung oleh agen-agen Pegadaian Syariah dan pengembangan aplikasi berbasis teknologi informasi.
”Pesatnya perkembangan teknologi informasi meniscayakan Pegadaian Syariah untuk selalu meningkatkan utilitas teknologi pada setiap produk yang ada dan akan dikembangkan. Produk Pegadaian Syariah juga bukan semata produk berbasis gadai, melainkan produk-produk yang mendukung UMKM," katanya.