Pertamina dinilai berada pada tingkat risiko medium dalam mengelola risiko terkait prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Konsistensi PT Pertamina (Persero) dalam menurunkan emisi dan memperbaiki tata kelola perusahaan membuat perseroan menempati posisi teratas global dalam peringkat Risiko ESG, sub-industri Integrated Oil and Gas, yang diterbitkan Lembaga ESG Rating Sustainalytics. Pertamina memimpin skor tertinggi dari 61 perusahaan dunia.
Skor Pertamina per 1 Desember 2023 menjadi 20,7, lebih baik dari sebelumnya 22,1. Skor sustainalytics yang lebih rendah mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik. Dengan peringkat dan skor yang dirilis pada Desember 2023 ini, Pertamina dinilai berada pada tingkat risiko medium dalam mengelola risiko terkait prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Dalam Anugerah Jurnalistik Pertamina 2023 yang berlangsung di Yogyakarta, Jumat (15/12/2023) malam, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, perseroan akan terus berkomitmen menjadi perusahaan energi ramah lingkungan kelas dunia dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip ESG.
”Ini sangat penting karena dengan ini dunia melihat apa yang sudah dilakukan pertamina untuk menyelamatkan Bumi ini untuk membantu pemerintah mencapai net zero emission (emisi karbon netral),” ujarnya.
Sebagai informasi, peringkat Risiko ESG oleh Sustainalytics mengukur eksposur perusahaan terhadap risiko ESG yang material bagi tiap industri. Kemudian seberapa baik perusahaan mengelola risiko tersebut dan memberikan ukuran kuantitatif yang dapat dibandingkan di semua industri.
Nicke menambahkan, Pertamina terus menjalankan tiga peran besarnya sebagai perusahaan energi nasional, yakni menjaga ketahanan energi nasional, menjalankan transisi energi melalui energi bersih dan energi baru terbarukan, serta aktif berkontribusi dalam mencapai emisi karbon netral.
Pekerjaan rumah kita saat ini adalah bagaimana sektor energi ini bisa menjadi katalis untuk menggerakkan perekonomian Indonesia kemudian kita membangun infrastruktur agar energi bisa diakses seluruh masyarakat Indonesia.
Pada tahun 2024, perseroan akan mengalokasikan penandaan anggaran keberlanjutan (sustainability budget tagging) sebesar Rp 1,4 miliar dollar AS, kira-kira setara dengan Rp 21,74 triliun, dengan target penuruan 10 juta ton emisi karbon dioksida ekuivalen.
Selain menjalankan berbagai inovasi dekarbonisasi dengan memproduksi energi ramah lingkungan, Pertamina juga terus memperkuat aspek keselamatan kerja, tata kelola perusahaan, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan UMKM.
”Pekerjaan rumah kita bersama adalah membuat sektor energi ini bisa jadi katalis untuk menggerakkan perekonomian Indonesia, kemudian kita membangun infrastruktur agar energi bisa diakses di 17.000 pulau, oleh seluruh penduduk Indonesia dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.
Nicke menambahkan, Pertamina akan terus mengukuhkan diri sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia dengan mendayagunakan sumber daya alam yang dimiliki sehingga bisa mendorong bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Aspek penilaian
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, pada proses penilaian Sustainalytics, setidaknya terdapat sejumlah aspek yang menjadi fokus, antara lain pada aspek lingkungan (environmental), yakni pengolahan emisi dan limbah, penurunan emisi karbon, serta konservasi keanekaragaman hayati.
Sementara itu, terkait aspek sosial (social), Pertamina mengedepankan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan mengedepankan kesehatan dan keselamatan kerja, serta hubungan dengan komunitas sekitar. Adapun pada aspek tata kelola (governance), perusahaan memperkuat etika bisnis dengan menghilangkan perilaku suap dan korupsi.
”Pertamina mampu mendemonstrasikan implementasi yang baik dan sesuai standar internasional pada parameter penilaian. Selain itu, naiknya skor ESG ini mencerminkan bahwa implementasi ESG Pertamina meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata Fadjar.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).