Bank Berbasis Layanan Digital Optimistis Bisa Tumbuh Signifikan
Dengan bantuan teknologi, bank-bank digital berkolaborasi dengan ekosistem digital dalam menjalankan fungsi intermediasinya.
Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sampai triwulan III-2023, sejumlah bank berbasis teknologi digital mampu mencatatkan kinerja positif yang salah satunya ditopang oleh kolaborasi dengan ekosistem digital. Ke depan, bank-bank digital optimistis mampu menorehkan pertumbuhan dua digit dengan mengoptimalkan ekosistem digital dan menjawab kebutuhan nasabah dalam beraktivitas sehari-hari.
Sebagai informasi, secara regulasi, tidak ada dikotomi antara bank digital dan bank konvensional. Semuanya masuk kategori bank umum. Bedanya, bank yang disebut-sebut sebagai bank digital cenderung berfokus pada layanan yang hampir 100 persen berbasis kanal digital. Di sisi lain, terdapat bank-bank konvensional yang memiliki dua kanal distribusi layanan, yakni secara fisik melalui keberadaan kantor cabang dan secara nonfisik melalui layanan digital.
Sejumlah bank berbasis layanan kanal digital yang telah dikenal oleh publik antara lain PT Bank Jago Tbk, PT Allo Bank Indonesia Tbk, PT Bank SeaBank Indonesia, dan PT Bank Neo Commerce Tbk. Selain itu, terdapat pula bank berbasis layanan kanal digital di bawah korporasi pelat merah, yakni PT Bank Hibank Indonesia milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang mengakuisisi PT Bank Mayora serta PT Bank Raya Indonesia Tbk, anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang sebelumnya dikenal PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk (Allo Bank) Indra Utoyo mengatakan, pihaknya menerapkan strategi bisnis kolaborasi dengan ekosistem digital mitra, seperti CT Corp, yang didukung dengan kapasitas teknologi dan data. Sebagian besar nilai transaksi Allo Bank, antara lain, berasal dari ekosistem tersebut.
”Kinerja pada kuartal III-2023 menunjukkan pertumbuhan positif secara tahunan dan tentu diharapkan pertumbuhan ini berlanjut sampai akhir tahun. Kami memproyeksikan pertumbuhan 50-60 persen dibandingkan tahun 2022,” katanya dalam Public Expose 2023 secara daring, Jumat (15/12/2023).
Mengutip laporan keuangan kuartal III-2023 Allo Bank, perusahaan membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 339 miliar atau tumbuh sekitar 62 persen secara tahunan. Di sisi lain, pendapatan bersih perusahaan didorong oleh pendapatan operasional yang solid, yakni mencapai Rp 833 miliar atau tumbuh 55,99 persen secara tahunan.
Indra menambahkan, kinerja positif tersebut juga diproyeksikan berlanjut pada tahun 2024. Hal ini terutama didukung oleh perekonomian Indonesia yang diyakini tetap solid di tengah ketidakpastian global dan besarnya potensi kalangan masyarakat yang belum memiliki akses memadai terhadap layanan perbankan (underbank).
”Kami juga akan masuk ke dalam ekosistem yang dekat dengan aktivitas keseharian masyarakat karena kami memiliki misi experience simple life. Tentu kami ingin hadir di berbagai aktivitas keseharian hingga bisa menjadi everyday bank dengan menyasar sektor yang sering digunakan oleh masyarakat, seperti transportasi, fast moving consumer goods (barang konsumsi bergerak cepat), food and beverage, serta lokapasar,” tuturnya.
Tidak mudah bagi bank dengan basis layanan digital ini menarik nasabah baru sehingga kolaborasi dengan ekosistem digital menjadi keharusan sekaligus cara baru dalam mengakuisisi nasabah.
Oleh sebab itu, Allo Bank memberikan kredit berbasis digital berupa produk paylater dan instant cash dalam satu persetujuan (approval) yang ke depan akan menjadi motor penyaluran kredit. Lebih lanjut, Allo Bank turut menawarkan produk investasi kepada nasabah, khususnya generasi muda, yang akan diluncurkan pada Juli 2024.
Selain Allo Bank, Bank Jago turut menorehkan kinerja positif yang didorong oleh pertumbuhan jumlah nasabah dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Pada kuartal III-2023, jumlah nasabah Bank Jago menembus 9 juta nasabah atau tumbuh 76 persen secara tahunan sehingga DPK Bank Jago mampu mencapai Rp 10,3 triliun atau tumbuh 41 persen secara tahunan.
Direktur Utama PT Bank Jago Tbk Arief Harris Tandjung menjelaskan, kinerja positif tersebut tidak lepas dari kolaborasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dalam platform GoPay. Kerja sama tersebut menghasilkan produk berupa GoPay Tabungan by Jago sebagai produk rekening tabungan dalam aplikasi GoPay dan Gojek yang dirilis pada Oktober 2023.
”Tidak mudah bagi bank baru untuk menarik nasabah baru sehingga kolaborasi dengan ekosistem digital menjadi keharusan sekaligus cara baru dalam mengakuisisi nasabah,” ujarnya saat ditemui di kantor Bank Jago, Kamis (14/12/2023).
Dengan kolaborasi ini, Bank Jago mampu mengakuisisi nasabah mencapai 500.000 nasabah sekaligus meningkatkan jumlah transaksi harian rata-rata sebesar 60 persen dibandingkan sebelum peluncuran GoPay Tabungan by Jago. Hal ini menjadi katalis positif terhadap kinerja perusahaan ke depan.
Menurut Arief, pertumbuhan dua digit sangat memungkinkan tercapai pada tahun 2023 dan 2024 lantaran prospek ekonomi Indonesia tergolong cerah, basis nilai pertumbuhan perusahaan masih relatif rendah.
Mengutip laporan keuangan kuartal III-2023 Bank Jago, perusahaan mampu membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 50 miliar atau tumbuh 24 persen secara tahunan. Hal ini salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 33 persen secara tahunan menjadi Rp 10,9 triliun dengan tetap menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross di level 1,2 persen.