Penetrasi Mi Instan
Mi instan berkembang menjadi makanan yang tidak hanya dikonsumsi di rumah, tetapi juga di pertunjukan musik.
Industri mi instan semakin berkembang mengikuti perkembangan zaman. Adaptasi terus mereka lakukan.
Dari sisi produksi, produsen mengeluarkan varian rasa yang semakin beragam untuk menyasar aneka ceruk pasar, termasuk membuat mi yang lebih sehat. Di luar itu, mereka menggelar aneka aktivitas untuk menggaet konsumen, termasuk untuk kalangan milenial atau generasi (gen) Z.
Mi pun kini telah berkembang menjadi makanan yang tidak hanya untuk dikonsumsi di rumah, tetapi juga di warung makan, di perjalanan, bahkan di tempat pertunjukan seperti konser musik.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, rata-rata pengeluaran masyarakat untuk komoditas mi instan meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2018, pengeluaran mi instan mencapai Rp 1.887,68 per kapita per minggu. Pada 2021, angka itu naik menjadi Rp 2.286,21 per kapita per minggu.
Immanuel Rio (28), warga Jakarta Barat, mengatakan, saat ini, pilihan acara pertunjukan musik semakin banyak menarik minat anak muda. Tak hanya grup musik lokal, tetapi juga internasional. Mengonsumsi mi instan pun jadi solusi praktis saat ada di tengah acara.
Hal serupa juga dirasakan Stefanny (23), warga Bekasi, Jawa Barat. Menurut dia, menyaksikan konser musik semakin asyik jika dilakukan bersama teman-teman. Menikmati jajanan makanan di konser, termasuk mi instan cup, juga menjadi keseruan tersendiri.
Baca juga: Candu Beras dan Mi Instan di Kepulauan
Sederet acara pertunjukan musik pada 2023, yang sebagian besar ditonton anak-anak muda pun menjadi pintu pengembangan pasar bagi sejumlah produk fast moving consumer goods, termasuk mi instan.
Mi Sedaap misalnya, yang menggelar perayaan 20 tahun, pada Desember 2023. Mereka menggelar Come See Mie Fest 2023 yang menyasar anak muda. Selain diramaikan pertunjukan musik, acara itu juga menyajikan produk-produk Mi Sedaap.
Target baru
Marketing Manager Noodle Category Wings Group Indonesia Katria Arintya Anindyantari mengatakan, pihaknya memang menyasar gen Z dalam pengembangan pasar. ”Pasar gen X dan Y kami masih ada, tetapi kami ingin menggaet target baru. Termasuk dengan aktivitas-aktivitas yang serba digital, juga interaktif,” ujarnya.
Baca juga: Survei ”Kompas”: Beras dan Mi Instan Membelenggu Keberlangsungan Pangan Papua
Sejak 2019, imbuh Katria, Mie Sedaap fokus untuk menyasar target anak muda atau gen Z. Itu juga yang membuat Mie Sedaap rutin menjadi mitra ofisial konser-konser bagi anak muda. Misalnya festival musik, seni, mode, dan makanan seperti We The Fest dan festival musik Djakarta Warehouse Project (DWP), yang digandrungi anak-anak muda.
Katria mengaku tidak memiliki angka pasti terkait pasar gen Z mereka. Namun, yang pasti, pihaknya mencoba menggaet anak muda, mulai dari usia 17 tahun hingga yang telah memiliki daya beli. ”Mengenai pengaruh langsung ke penjualan, kami belum bisa mengukurnya. Tapi lebih ke brand awareness dan brand image. Dengan sering tampil di (acara) anak muda, mereka akan menyadari ada produk kami,” katanya.
Di samping itu, kata Katria, inovasi dalam varian rasa juga jadi bagian untuk menggaet pasar-pasar baru. Misalnya, varian-varian yang terinspirasi cita rasa internasional, seperti Korean Spicy Chicken, Korean Cheese Buldak, dan Singapore Spicy Laksa dan varian rasa dalam negeri yang pedas. Inovasi rasa yang terus berkembang juga menjadi ciri khas di tengah persaingan dengan banyaknya kompetitor.
”Tantangan utama ialah market yang kompetitif. Pemain banyak sehingga harus ada keunikan dan keunggulan sendiri. Anak-anak muda sekarang, kan, juga suka makanan yang pedas-pedas. Itu adalah target dari varian rasa pedas Mie Sedaap,” kata Katria.
Produk mi instan lainnya, Indomie, juga terus mengembangkan pasar dengan terus beradaptasi. Dikutip dari laporan tahunan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, pada 2022, dalam rangka meningkatkan mindshare atau diingatkan sebuah produk, dalam perayaan 50 tahun Indomie, interaksi dengan konsumen ditingkatkan, antara lain agar memperkuat brand awareness.
Inovasi rasa yang terus berkembang juga menjadi ciri khas di tengah persaingan dengan banyaknya kompetitor.
Peluncuran produk dengan pilihan rasa fusion dan pedas menjadi bagian dari inovasi yang dilakukan. Misalnya, Indomie Hype Abis Kebab Rendang yang memadukan rasa makanan khas Turki dan Sumatera Barat. Selain seri Hype Abis, andalan lainnya adalah seri Indomie Premium Collection, yang salah satu varian rasanya adalah Tori Miso.
”Indomie selalu berusaha membuat aktivitas yang relevan dengan milenial dan gen Z, termasuk di dalamnya campaign-campaign digital dan peluncuran produk yang digemari oleh gen Z,” kata Head of Marketing Noodle Division Indofood Julia Atman, Kamis (4/1/2024).
Dalam rangka ulang tahun ke-50 Indomie, pada 2022, juga diluncurkan logo spesial untuk produk lokal maupun yang diekspor. Juga, peluncuran video dokumentasi yang menelusuri perjalanan Indomie hingga menjadi merek yang diingat masyarakat.
Baca juga: Hilda Wulan Cahyani, Mi Sehat untuk Melawan Tengkes
Inovasi ”mi sehat”
Selain pengembangan varian rasa kekinian, persaingan perebutan pasar pada industri mi instan juga melalui produk yang pembuatannya tanpa proses penggorengan. Hal tersebut, antara lain, dilakukan oleh Mayora melalui produk Mie Oven, yang diluncurkan pada 12 Desember 2022, juga Mie Sedap seri Mie Sedaap Baked.
Direktur Marketing Mayora, MT Assyaukani, menuturkan, mi instan ialah makanan sejuta umat di Indonesia, dengan penetrasi yang sangat besar. Namun, pihaknya menangkap realitas bahwa sejumlah orangtua meminta anaknya untuk tidak terlalu sering mengonsumsi mi instan. Maka, inovasi mi sehat dengan harga terjangkau pun dilakukan.
”Mi instan, pada umumnya, pembuatannya dengan proses penggorengan, deep fried (goreng rendam). (Dengan proses itu), bukan berarti tidak sehat, tetapi kan menggunakan minyak, yang jika berlebihan tak bagus. Sementara pembuatan pada Mie Oven dengan air-dried atau diangin-angin dengan waktu dan suhu tertentu, tanpa penggorengan,” kata Assyaukani.
Ia menambahkan, demografi target market Mie Oven sebenarnya luas, artinya semua konsumen mi instan. Namun, pihaknya juga menyasar ibu-ibu muda yang lebih memikirkan kesehatan atau jangka panjang. Apalagi, saat ini, tren gaya hidup sehat juga semakin berkembang. Sejumlah event seperti kegiatan jalan sehat juga dilakukan guna menjangkau pasar lebih luas.
Adapun Mie Sedaap Baked diluncurkan pada 2023. ”Di samping terus berinovasi rasa, kami juga masuk ke pasar yang sedang tumbuh,” ujar Katria Arintya.
Baca juga: Mi Instan, Tetap di Hati meskipun Pandemi