Bisnis Pesta Pernikahan yang Menggiurkan
Seiring konsepnya semakin berkembang, pesta pernikahan semakin menjadi bisnis menggiurkan. Nilai uangnya sangat besar.
Sepekan terakhir, sebuah pesta pernikahan salah satu pengusaha di Surabaya, Jawa Timur, menyedot perhatian warganet. Selain tamu yang hadir mendapatkan suvenir produksi Hermes, salah satu jenama internasional, pesta pernikahan itu mengundang beberapa artis Tanah Air, seperti Raffi Ahmad, dan luar negeri sebagai pengisi acara.
Dekorasi pesta juga menggunakan bunga asli. Di berbagai media sosial sedang berkembang perbincangan yang mengenai biaya pesta itu yang diduga menelan puluhan miliar rupiah.
Fenomena pesta pernikahan mewah bukan kali ini saja terjadi. Di media sosial sering muncul konten pernikahan mewah yang bukan hanya datang dari kelompok pengusaha dan artis.
Baca juga: Penyelenggaraan MICE Jadi Harapan Pemulihan
CEO Weddingku Grup Tono Raharja mengatakan, di Indonesia, pernikahan masih dianggap sebagai acara dua keluarga. Inilah yang kadang membuat pesta pernikahan terkesan heboh sekali.
”Apalagi, jika pesta pernikahan didesain khusus (customize). Biaya menyelenggarakannya bisa tidak ada (patokan) batas nilai. Realitas seperti ini tidak bisa dimungkiri dan pada akhirnya membuat adanya perbedaan signifikan anggaran pernikahan pasangan pengantin satu dengan lainnya,” ujar Tono yang ditemui di sela-sela BTN Jakarta Wedding Festival 2023 di Balai Sidang Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Ragam paket
Menurut dia, pengeluaran terbesar dari suatu pesta pernikahan terletak pada makanan dan lokasi (venue). Dua komponen ini umumnya menghabiskan 50 persen dari total pengeluaran.
Sebagai gambaran, sejumlah hotel bintang lima biasanya menawarkan tarif pengeluaran per satu tamu Rp 500.000 - Rp 3 juta. Sementara sejumlah hotel bintang empat, tarif pengeluaran per satu tamu dipatok Rp 300.000- Rp 1 juta.
Ada juga paket all in pesta pernikahan yang biasanya mempertimbangkan jumlah tamu yang akan diundang. Tono menyampaikan, kisaran harga paket all in bisa mulai Rp 100 juta dan ada pula yang mulai dari Rp 300 juta.
Kisaran harga paket all in bisa mulai Rp 100 juta dan ada pula yang mulai dari Rp 300 juta.
Sejumlah vendor layanan pesta pernikahan pun ada yang tidak menawarkan paket all in, tetapi per satu komponen pesta. Vendor seperti ini disukai oleh pasangan calon pengantin yang menginginkan pesta dengan desain khusus.
Salah satu tren yang belakangan muncul adalah dekorasi pesta dilengkapi dengan efek visual multimedia. Menggabungkan pesta adat dan internasional juga semakin lazim terlihat di pesta pernikahan.
”Karena pernikahan sekali lagi masih kerap dianggap acaranya keluarga. Bahkan, kami pernah menjumpai satu pasangan pengantin menggelar pesta pernikahan selama lima hari di Jakarta,” kata Tono. BTN Jakarta Wedding Festival 2023 berlangsung pada 24–26 November dan menargetkan total transaksi lebih dari Rp 500 miliar.
Generasi Z
Manajer Swasana Wedding Ballroom and Organizer (Swasana) Metalia Yuniarti mengatakan, tarif paket all in yang ditawarkan berkisar dari Rp 300 juta. Pasangan calon pengantin tinggal menyiapkan sendiri undangan dan suvenir. Swasana memiliki tujuh venue di DKI Jakarta dan satu venue di Bandung. Rekanan vendor sudah cukup variatif dan eksklusif.
”Kalau ada pasangan ingin upgrade, kami biasanya menyerahkan opsi itu ke mereka dan mereka yang menghubungi sendiri vendor yang diinginkan. Grand wedding yang pernah kami tangani ada di venue Patra Jasa dan itu pernikahannya selebgram Tasya Revina,” katanya.
Pasangan generasi Z lebih suka menyerahkan kepada penyedia jasa pesta pernikahan atau wedding organizer.
Metalia mengatakan, setelah pembatasan sosial karena Covid-19 dicabut, acara pesta pernikahan kembali ramai. Saat ini, setiap minggu Swasana menangani 3–4 pesta pernikahan di DKI Jakarta dan Bandung.
Menurut dia, pasangan calon pengantin dari generasi Z atau generasi yang lahir tahun 1997–2012 sudah mulai bermunculan. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung mau menggali dan mencari tahu perlengkapan pesta yang sesuai, pasangan generasi Z lebih suka menyerahkan kepada penyedia jasa pesta pernikahan atau wedding organizer.
Konsep intim
Salah satu wedding planner (orang yang bertanggung jawab mengelola acara pernikahan dari awal) di Vara Wedding, Carlin Patricia, menyebutkan, ada juga pesta pernikahan yang mengusung konsep intim atau intimate wedding. Konsep ini umumnya ditandai dengan jumlah tamu yang diundang lebih sedikit dan memiliki kedekatan personal dengan pasangan pengantin.
Biaya untuk menyelenggarakan pesta pernikahan dengan konsep seperti itu juga bisa mahal. Apalagi, jika pasangan pengantin menginginkan semakin banyak komponen pesta didesain khusus, misalnya tambahan ruang foto bersama bagi tamu dan dekorasi bunga memakai bunga asli atau artifisial.
”Pemilihan venue amat menentukan besar kecilnya pengeluaran pesta dan itu dikembalikan lagi kepada kemampuan setiap pasangan calon pengantin. Ada salah satu klien memilih Ayana dengan mengudang 30 tamu dan dia mengeluarkan biaya Rp 300 juta,” tuturnya.
Pemilihanvenue amat menentukan besar kecilnya pengeluaran pesta dan itu dikembalikan lagi kepada kemampuan setiap pasangan calon pengantin.
Vara Wedding merupakan penyedia jasa pesta pernikahan berbasis di Bali dan berdiri sejak 2011. Klien berasal dari pasangan pengantin dari domestik dan asing, seperti warga negara Australia, China, dan India, yang menikah di Bali. Klien dari domestik biasanya berasal dari Jakarta dan Surabaya.
Pesta pernikahan di Bali yang mengusung konsep intim diperkirakan akan tetap ada. Pasangan calon pengantin yang mengundang keluarga atau teman dekat biasanya membuat sesi makan malam penyambutan. Sesi yang menjadi ciri khas pesta pernikahan di Bali yaitu koktail atau sesi peralihan dari seremoni ke makan malam.
”Pasangan calon pengantin dari generasi Z pun sudah ada yang memilih Bali sebagai lokasi pesta. Baru saja kami menangani klien usia 22 tahun,” katanya.
Sekalian piknik
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran saat dihubungi, Minggu (26/11/2023), di Jakarta, berpendapat, pesta pernikahan sekarang bukan hanya selebrasi kegiatan sakral. Banyak konsep pesta yang dibuat sehingga nilai perputaran uang bisa sangat besar.
Bagi pengusaha hotel, pesta pernikahan merupakan salah satu pasar yang potensial. Oleh karena itu, sejumlah hotel, terutama di Bali, sampai menyiapkan fasilitas kapel yang masih terletak di satu area hotel. Selain menangkap pasar pasangan pengantin dari domestik, hotel seperti itu juga berusaha memikat pasangan dari luar negeri.
”Walaupun ada beraneka ragam tantangan ekonomi, pesta pernikahan akan tetap ada. Bagi warga yang mempunyai uang, satu hal yang susah mereka rem adalah pesta pernikahan. Realitas itu menjadi potensi sumber pendapatan bagi hotel bintang tiga ke atas,” ujar Maulana.
Selain Bali, ada peluang bagi destinasi pariwisata lain yang dijadikan lokasi pesta pernikahan utamanya dengan konsep intim.
Dia menambahkan, selain Bali, ada peluang bagi destinasi pariwisata lain yang dijadikan lokasi pesta pernikahan utamanya dengan konsep intim. Para tamu akan mereka fasilitasi menginap di destinasi. Jadi, pasangan pengantin ingin sekaligus pelesiran.
Apa yang dikatakan Maulana juga sudah terjadi di negara lain. Mengutip Insider.com, bagi Thailand, pendapatan pernikahan dimasukkan ke dalam pendapatan pariwisata.
”Thailand mengharapkan peningkatan pendapatan pariwisata sebesar 600 miliar hingga 700 miliar baht atau 16 juta hingga 19 juta dollar AS pada 2022 dari pernikahan mewah dan berbulan madu. Turis India adalah prioritas tahun 2022,” kata Tanes Petsuwan, Wakil Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, kepada Nikkei Asia.
Mengelola keuangan
Berdasarkan laporan survei JakPat bertajuk ”Dream Wedding Among Youth Nowdays”, dari empat rangkaian pernikahan umum, resepsi menjadi momen yang paling diidamkan oleh generasi Z dan milenial, disusul dengan sesi foto prewedding dan bulan madu. Mengadakan pernikahan tradisional paling sedikit dipilih.
Survei itu didistribusikan kepada 1.186 responden secara nasional. Pengumpulan data dilakukan pada 8–12 Februari 2023. Error margin sekitar 5 persen. Sekitar 50 persen dari responden berusia 20–35 tahun. Sebanyak 83 persen responden belum menduduki level jabatan tertentu di tempat kerjanya.
Sebanyak 41 persen dari total responden ingin menggelar pernikahan secara intim, merayakan momen bersama keluarga, dan orang terdekat.
Sebanyak 41 persen dari total responden ingin menggelar pernikahan secara intim, merayakan momen bersama keluarga, dan orang terdekat. Sementara itu, 39 persen menginginkan pernikahan sederhana dan sisanya 20 persen memilih pernikahan mewah. Kaum muda memilih tema modern sebagai pilihan pernikahan mereka disusul tradisional dan mewah.
Consumer Segmentation Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk Meliani Chandra Biantoro memandang, jika mengacu pada temuan survei JakPat itu, berarti ada sebagian anak muda yang merasa lebih penting mengelola anggaran pernikahan supaya setelah menikah tetap bisa memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan.
Dengan kata lain, kelompok seperti itu akan lebih teliti dalam mencari solusi persiapan pernikahan. Perbankan berperan meliterasi perencanaan keuangan dan menyediakan solusi mewujudkan pesta pernikahan impian tanpa kelebihan anggaran.
Baca juga: Pesta Pernikahan Sederhana Tak Semudah yang Dibayangkan
Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini berpendapat, menggelar pesta pernikahan mewah bisa dipandang dari berbagai perspektif. Dari perspektif industri pariwisata, hal itu akan mendatangkan keuntungan bagi industri. Dari sudut pandang lain bisa saja pesta pernikahan mewah kurang produktif.
”Tidak salah secara hukum. Cuma di Indonesia, kesenjangan sosial ekonomi masih lebar,” katanya.