Peran pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi perlu terus ditingkatkan. Hal itu lantaran semakin banyak komoditas pangan yang harganya perlu distabilkan.
Oleh
HENDRIYO WIDI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga jagung pakan di tingkat produsen dan peternak ayam pedagang serta petelur semakin tinggi. Kenaikan harga komoditas itu menyebabkan harga daging dan telur ayam ras terus merangkak naik. Untuk meredamnya, pemerintah memutuskan menambah kuota impor jagung dari 500.000 ton menjadi 1,2 juta ton.
Hal itu mengemuka dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar Kementerian Dalam Negeri secara hibrida di Jakarta, Senin (20/11/2023). Kegiatan yang diikuti perwakilan setiap pemerintah daerah di Indonesia itu juga dihadiri Badan Pangan Nasional (Bapanas), Badan Pusat Statistik (BPS), Perum Bulog, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas, per 18 November 2023, harga rata-rata nasional jagung pipilan kering di tingkat produsen Rp 5.600 per kilogram dan peternak Rp 7.140 per kg. Adapun harga rata-rata nasional daging dan telur ayam ras masing-masing Rp 34.640 per kg dan Rp 28.270 per kg.
Untuk meredam kenaikan harga jagung, serta daging dan telur ayam, Bapanas memutuskan mengimpor jagung pakan sebanyak 1,2 juta ton.
Sekretaris Bapanas Sarwo Edhy mengatakan, harga jagung di tingkat produsen atau petani naik 43,07 persen di atas harga pembelian pemerintah (HPP) senilai Rp 4.200 per kg. Begitu juga harga jagung pakan di tingkat peternak ayam pedaging dan petelur, naik 47,66 persen di atas harga acuan penjualan (HAP) senilai Rp 5.000 per kg.
”Kenaikan harga jagung pakan ini dapat menyebabkan harga daging dan telur ayam naik. Untuk meredam kenaikan harga jagung, serta daging dan telur ayam, Bapanas memutuskan mengimpor jagung pakan sebanyak 1,2 juta ton,” katanya.
Dari impor jagung tahap pertama sebanyak 250.000 ton, kata Sarwo, Bulog telah melakukan kontrak pembelian sebanyak 171.000 ton. Dari kontrak itu, jagung yang telah didatangkan sebanyak 21.547 ton. Jagung itu akan langsung didistribusikan kepada peternak ayam pedaging dan petelur yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian.
Bapanas menyebutkan, harga jagung naik lantaran produksinya turun akibat dampak El Nino. Merujuk data BPS, panen jagung pipilan pada 2023 diperkirakan seluas 2,49 juta hektar atau turun 10,2 persen dibandingkan 2022. Produksi jagung juga diperkirakan turun 12,5 persen dari 16,53 juta ton pada 2022 menjadi 14,46 juta ton pada 2023.
Dalam kesempatan yang sama, BPS juga mengingatkan pemerintah untuk mencermati sejumlah komoditas yang sering menyumbang inflasi pada November. Ketiga komoditas itu adalah telur dan daging ayam ras, serta jahung.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menuturkan, harga telur ayam ras naik sejak pekan kedua November 2023. Pada pekan ketiga November 2023, harga rata-ratanya naik sebesar 0,16 persen dibandingkan harga rata-rata Oktober 2023.
Jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga telur ayam ras terus bertambah, dari 79 kabupaten/kota pada pekan pertama November 2023 menjadi 145 kabupaten/kota pada pekan ketiga November 2023.
Untuk daging ayam ras, kata Pudji, harga rata-ratanya pada pekan ketiga November 2023 turun 0,91 persen dibandingkan harga rata-rata Oktober 2023. Namun, harga rata-rata pada pekan ketiga November 2023 tersebut meningkat dibandingkan harga rata-rata pada pekan kedua November 2023.
”Jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga telur ayam ras berkurang dari 117 kabupaten/kota pada pekan pertama November 2023 menjadi 109 kabupaten/kota pada pekan ketiga November 2023,” tuturnya.
Perkuat peran daerah
Di sisi lain, BPS juga meminta pemerintah terus menstabilkan harga beras medium, cabai merah, cabai rawit, dan gula yang masih tinggi. Pada pekan ketiga November 2023, harga rata-rata cabai merah tembus Rp 63.413 per kg.
Pada periode sama, harga rata-rata cabai rawit adalah Rp 75.576 per kg, beras medium adalah Rp 13.860 per kg, dan gula pasir adalah Rp 16.948 per kg. Kenaikan harga cabai merah tersebut terjadi di 357 kabupaten/kota, cabai rawit di 321 kabupaten/kota, dan gula pasir di 336 kabupaten/kota.
Setiap pemerintah daerah harus meningkatkan peran dalam pengendalian inflasi. Hal itu lantaran semakin banyak komoditas pangan yang perlu distabilkan harganya.
Sementara untuk beras, kenaikan harganya masih terjadi di 161 kabupaten/kota. Jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga beras itu bertambah dari pekan pertama November 2023 yang sebanyak 159 kabupaten/kota. Namun, jumlah daerah tersebut tidak sebanyak pada pekan keempat September 2023 yang mencapai 297 kabupaten/kota.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta agar setiap pemerintah daerah meningkatkan peran dalam pengendalian inflasi. Hal itu lantaran semakin banyak komoditas pangan yang harganya perlu distabilkan, terutama beras, cabai merah, cabai rawit, gula pasir, bawang merah, dan telur ayam.
Untuk beras, harganya telah ditekan agar tidak naik lebih tinggi meskipun masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Bulog tinggal memperkuat stok, baik melalui serapan di dalam negeri maupun impor. Adapun pemerintah daerah harus aktif bekerja sama dengan Bulog untuk mempercepat distribusi bantuan beras dan operasi pasar, serta menggelar pasar murah.
”Untuk cabai rawit dan merah, pemerintah daerah yang mengalami kenaikan harga kedua komoditas itu perlu bekerja sama dengan daerah produsen. Selain itu, tingkatkan gerakan penanaman cabai di teras atau pekarangan rumah,” kata Tito.
Senin pekan lalu, Kantor Staf Presiden mengingatkan pengendalian harga pangan harus benar-benar berhati-hati dan terukur agar tidak merugikan produsen ataupun konsumen. Hal itu terutama terkait kenaikan harga telur ayam ras dan bawang merah.
Harga telur ayam ras di tingkat konsumen telah naik di atas harga acuan penjualan (HAP). Namun, kenaikan harga itu masih dalam ketegori ”waspada” bukan ”tidak aman” lantaran mempertimbangkan kondisi peternak ayam petelur rakyat.
Hal itu berbeda dengan bawang merah. Harga komoditas itu naik, tetapi kenaikannya masih jauh di bawah batas bawah HAP Rp 36.500 per kg (Kompas, 13/11/2023). Per 20 November 2023, harga-rata-rata nasional bawang merah Rp 28.660 per kg.