Indeks Harga Saham Gabungan sempat tembus 7.000 pada perdagangan Senin (20/11/2023). Optimisme pada ekonomi Indonesia yang ditopang konsumsi tinggi masyarakat dianggap sebagai salah satu faktornya.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG di Bursa Efek Indonesia sempat kembali menyentuh posisi 7.000, Senin (20/11/2023). Perbaikan dan stabilitas data ekonomi di dalam negeri menjadi pemicu sentimen positif.
IHSG selama sesi I perdagangan hari ini melewati angka psikologis 7.000 meski ditutup pada level 6,989.515 atau naik 0,17 persen dibandingkan dengan penutupan pada hari perdagangan Jumat (17/11/2023). Posisi itu terakhir kali ditembus pada akhir September 2023.
IHSG selama sesi I perdagangan hari ini melewati angka psikologis 7.000 meski ditutup pada level 6,989.515 atau naik 0,17 persen dibandingkan dengan penutupan pada hari perdagangan Jumat (17/11/2023).
”Dari dalam negeri, pada pekan ketiga November 2023, Bank Indonesia mencatatkan adanya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan dalam negeri,” demikian disampaikan Pilarmas Investindo Sekuritas dalam keterangannya siang ini.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), aliran modal asing pada 13-16 November 2023 sebesar Rp 7,33 triliun. Ini terdiri dari Rp 2,49 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), Rp 870 miliar di pasar saham, dan Rp 3,97 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Adapun sepanjang 2023, sampai dengan 16 November 2023, pemodal asing atau nonresiden melakukan pembelian neto Rp 56,21 triliun di pasar SBN, jual neto Rp 18,09 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 21,02 triliun di SRBI.
Community Lead IPOT Angga Septianus berpendapat, geliat IHSG sejak pekan lalu tertopang arus modal asing, harga minyak, dan data ekonomi. Tren positif ini akan memengaruhi sentimen di minggu ini. ”Suku bunga BI ekspektasinya tetap di 6 persen,” kata Angga dalam keterangan tertulisnya hari ini.
Bersamaan dengan itu, nilai tukar rupiah juga terus menguat. Dalam penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 47 poin di level Rp 15.445. Sementara untuk perdagangan besok, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah akan fluktuatif dengan ditutup menguat direntang Rp 15.400-Rp 15.510.
Ia menilai, penguatan rupiah ini dimungkinkan karena adanya optimisme terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. Ini terutama melalui konsumsi yang berkelanjutan dari masyarakat serta pertumbuhan yang beragam di sektor bisnis.
”Pasar optimistis terhadap proyeksi tingkat konsumsi masyarakat di Indonesia pada tahun 2024 yang tinggi, didorong oleh perhelatan pemilu yang memicu kegiatan ekonomi. Pelaksanaan pemilu akan menggerakkan perekonomian dengan memicu belanja domestik,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diperkirakan tetap berkisar 5-6 persen karena daya beli masyarakat yang masih kuat. Sebelumnya, konsumsi masyarakat pada triwulan III-2023 tetap stabil. Ini tecermin dari kondisi pasokan dari sektor manufaktur yang terus berada di zona ekspansif dengan indeks manufaktur (PMI) di atas 50 persen.
”Ini berarti perekonomian Indonesia akan tetap mempertahankan tren pertumbuhan yang positif, meskipun di tengah ketidakpastian global akibat konflik geopolitik dan perlambatan ekonomi," ujarnya.
Kondisi ekonomi global yang diperkirakan akan melambat pada 2024. Proyeksi ini didasarkan atas asumsi terhadap kebijakan moneter ketat dari bank sentral negara maju. Di antaranya adalah bank sentral Amerika Serikat atau The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan bank tinggi sejak 2023.
Ada juga risiko kenaikan harga komoditas yang dipicu oleh ketegangan geopolitik seperti situasi konflik Rusia-Ukraina atau Israel-Palestina. Kemudian, risiko dari perubahan iklim dan gangguan cuaca El Nino berpotensi menghambat produksi pangan hingga paruh pertama tahun 2024.