Citibank Torehkan Laba Bersih Rp 1,7 Triliun di Tengah Proses Akuisisi UOB Indonesia
Triwulan III-2023, Citibank Indonesia menorehkan laba bersih Rp 1,7 triliun, tumbuh 46 persen secara tahunan.
Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Citibank Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun atau meningkat 46 persen secara tahunan pada kuartal III-2023. Kendati divestasi lini bisnis consumer banking berpengaruh terhadap penghimpunan dana pihak ketiga, Citibank Indonesia optimistis mampu menjaga kinerja korporasi melalui lini bisnis institutional banking.
Berdasarkan laporan keuangan triwulan III-2023, Citibank (Citi) Indonesia mencatatkan pertumbuhan aset sebesar Rp 99 triliun atau meningkat 4,8 persen secara tahunan. Pertumbuhan aset tersebut utamanya ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 11,7 persen secara tahunan menjadi Rp 42,88 triliun.
Dalam konferensi pers paparan kinerja triwulan III-2023 Citi Indonesia, di Jakarta, Senin (15/5/2023), Chief Executive Officer Citi Indonesia Batara Sianturi menjelaskan, pertumbuhan laba bersih tersebut terutama ditopang oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih pada lini bisnis institutional banking. Pendapatan bunga bersih Citi tercatat sebesar Rp 3,64 persen atau naik 47,24 persen secara tahunan.
”Kinerja keuangan Citi Indonesia yang positif menjadi bukti komitmen kami untuk mendukung pertumbuhan dan kemajuan ekonomi, serta kemampuan kami untuk mengatasi tantangan ekonomi global dan nasional,” katanya.
Sepanjang triwulan ketiga, jumlah kredit Institutional Clients Group Citi meningkat sebesar 14 persen secara tahunan yang utamanya berasal dari sektor agrobisnis, energi dan sumber daya alam, serta jasa. Selain itu, global network banking turut mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 16 persen secara tahunan melalui koridor Asia-ke-Asia yang berinvestasi di Indonesia dengan kontribusi terbesar dari klien desk China yang meningkat 27 persen dan desk Jepang sebesar 22 persen.
Sementara itu, dari sisi commercial bank, Citi mencatatkan pertumbuhan sebesar 22 persen secara tahunan. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari klien-klien multinasional dan solusi manajemen kas.
”Kami yakin bahwa kualitas portofolio kredit tetap dalam kondisi baik melalui penerapan asas kehati-hatian dalam manajemen risiko, terutama dalam menghadapi perekonomian yang menantang saat ini,” tuturnya.
Penurunan pada deposito dan rekening tabungan dapat kami atasi dengan current account.
Terjaganya kualitas kredit tersebut tampak dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gros yang tercatat 3 persen dan NPL net sebesar 0,3 persen. Di sisi lain, Citibank Indonesia juga memiliki likuiditas yang cukup dan permodalan yang kuat dilihat dari rasio kecukupan likuiditas (capital adequacy ratio/CAR) dan rasio pendanaan stabil bersih (NSFR) Citi Indonesia, masing-masing 265 persen dan 129 persen, serta rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) sebesar 30,5 persen.
Kendati demikian, dana pihak ketiga (DPK) Citi tercatat menurun tipis dari triwulan III-2022 sebesar Rp 71,27 triliun, menjadi Rp 69,74 triliun pada triwulan III-2023. Financial Controller Citi Indonesia Pranadi Wangsa menjelaskan, penurunan tersebut lebih kepada deposito (term deposit) dan rekening tabungan (saving account) pada lini bisnis ritel.
”Sebagai dampak dari divestasi, ada sedikit penurunan, tetapi hanya sedikit. Secara keseluruhan, CASA lebih tinggi. Penurunan pada deposito dan rekening tabungan dapat kami atasi dengan current account,” tuturnya.
Di tengah proses divestasi atau akuisisi lini bisnis ritel oleh PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia), Citi masih mampu menjaga pertumbuhan nasabah baru di segmen Citigold sebesar 5 persen secara tahunan dan pertumbuhan pendapatan bancassurance sebesar 11 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Lebih lanjut, bisnis wealth management juga bertumbuh dengan dana kelolaan mencapai lebih dari 1,7 miliar dollar AS atau naik 5 persen secara tahunan.
Batara menambahkan, pihaknya memastikan proses jual beli aset dan liabilitas consumer banking Citi kepada UOB Indonesia (UOBI) berjalan dengan baik. Di tengah proses tersebut, lini bisnis consumer banking Citi justru bertumbuh di seluruh sektor.
”Kami memastikan transisi yang mulus bagi pelanggan, karyawan, dan mitra kami. Proses akuisisi ini ditargetkan akan selesai pada 18 November 2023. Hingga proses pengalihan usai, kami tetap berkomitmen untuk melayani dan mendukung nasabah kami,” ujarnya.
Sebelumnya, Consumer Banking Director PT Bank UOB Indonesia Henry Choi, dalam keterangan resminya, Jumat (22/9/2023), mengatakan, pengalihan aset dan liabilitas bisnis consumer banking kepada UOB Indonesia akan dilakukan pada 18 November 2023. Pengalihan tersebut meliputi produk kartu kredit dan produk ready kredit Citibank Indonesia.
”Selama proses pengalihan ini, masyarakat harus tetap waspada untuk tidak memberikan data pribadi, password, PIN, dan OTP kepada siapa pun, termasuk pihak yang menjanjikan hadiah ataupun mengaku dari UOB atau UOB TMRW. Mohon berhati-hati saat mengeklik dan hindari mengunduh file yang tidak dikenal. Apabila terdapat kecurigaan, mohon segera menghubungi UOB Indonesia,” tuturnya.