Kesetaraan jender menjadi tujuan berbagai sektor guna mencapai kesejahteraan ekonomi, sosial, dan ekologi, tak terkecuali industri perbankan. Ini mengingat adanya potensi pertumbuhan ekonomi dengan mencapai kesetaraan.
Hasil temuan dari Women’s World Banking dalam kajian bertajuk Mempercepat Kemajuan Perempuan dalam Peran Pengambilan Keputusan di Sektor Perbankan dan Fintech Indonesia menunjukkan, representasi perempuan di posisi pemimpin dalam industri perbankan di Indonesia masih minim. Saat ini, perempuan hanya memegang 19 persen dari total 543 jabatan direksi di seluruh bank yang beroperasi di Indonesia.
Dari seluruh bank yang ada di Indonesia, persentase perempuan pada level dewan direktur paling besar berada di bank swasta sebesar 22 persen, bank milik negara sebesar 14 persen, dan bank daerah sebesar 11 persen. Lebih lanjut, bank syariah menjadi bank dengan keterwakilan perempuan terbesar pada level dewan direktur, yakni 21 persen, sedangkan bank konvensional sebesar 19 persen.
Research Lead Asia Tenggara Women’s World Banking Agnes Salyanty, Kamis (9/11/2023), mengatakan, partisipasi perempuan yang berperan dalam aspek kepemimpinan di sektor perbankan relatif rendah dibandingkan dengan laki-laki. Temuan tersebut didapatkan melalui wawancara terhadap 17 pemimpin di industri keuangan, 32 tenaga kerja laki-laki dan perempuan sektor perbankan dan fintech, serta kajian pustaka dan dokumen tahunan perusahaan.
”Kendati tenaga kerja perempuan banyak berpartisipasi di sektor perbankan, persentasenya semakin kecil ketika dilihat ke level jabatan yang lebih tinggi. Di tingkat yunior, persentasenya 50,7 persen atau lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Namun, semakin ke atas, semakin berkurang, di posisi menengah sebesar 42 persen, dan di tingkat senior 32,8 persen,” ujarnya dalam Dialog Publik bertajuk ”Langkah dan Aksi Pemimpin Perempuan di Sektor Keuangan” di Jakarta.
Padahal, kesetaraan jender menjadi salah satu sasaran dalam pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor, termasuk perbankan. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), misalnya, menargetkan perempuan menduduki 25 persen jabatan direksi pada akhir tahun 2023.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar menyebut, saat ini, representasi perempuan di level jabatan dewan direksi atau board of director (BOD) telah mencapai 20,4 persen dan diproyeksikan dapat mencapai target pada akhir tahun. Ke depannya, Kementerian BUMN juga akan meningkatkan target tersebut menjadi 30 persen pada tahun 2034.
Kesetaraan jender sebagaimana target dalam tujuan pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030 dapat dicapai dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas pemimpin perempuan. Sektor keuangan, khususnya perbankan, menjadi salah satu titik masuk strategis dalam mencapai target tersebut sekaligus turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
”Adanya representasi perempuan di level eksekutif akan memberikan dampak positif bagi perusahaan, khususnya dari sisi kinerja. Perempuan dapat melengkapi dengan perspektif dan warna yang berbeda sehingga dalam decision making dapat tercapai dengan baik atau lebih seimbang. Saat ini, Bank Mandiri telah mencapai target, dari 12 BOD, 3 di antaranya diisi oleh perempuan,” katanya.
Kesetaraan jender berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kajian yang dilakukan oleh Mckinsey and Company (2018) menyebut, Indonesia memiliki potensi meningkatkan produk domestik bruto indonesia pada tahun 2025 sebesar 135 miliar dollar AS apabila mengupayakan kesetaraan jender. Potensi tersebut setara dengan 9 persen peningkatan PDB dibandingkan dengan proyeksi jika melakukan business as usual.
Deputi Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N Rosalin mengatakan, perempuan menghadapi berbagai tantangan dalam menapaki jalur kepemimpinan beragam, seperti beban ganda yang dialami perempuan pekerja. Selain itu, terdapat pula tantangan secara institusional di lembaga tempat perempuan bekerja.
”Kesetaraan jender sebagaimana target dalam tujuan pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030 dapat dicapai dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas pemimpin perempuan. Sektor keuangan, khususnya perbankan, menjadi salah satu titik masuk strategis dalam mencapai target tersebut sekaligus turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030 merupakan komitmen global dan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, dan kualitas lingkungan hidup secara inklusif. Dari 17 tujuan sebagai upaya untuk menyejahterakan masyarakat, salah satunya adalah kesetaraan jender.
Kepala Grup Pengembangan UMKM dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia (BI) Elsya MS Chani menambahkan, perempuan dapat menunjukkan kemampuannya sebagai pemimpin apabila diberi kesempatan sembari tetap bertanggung jawab mengurus keluarganya. Dalam beberapa aspek, perempuan memiliki keunggulan, seperti memperhatikan sesuatu secara detail dan kemampuan multitasking.
”Di Bank Indonesia, kami sudah cukup berada di depan. Jika industri perbankan baru 20 persen perempuan di level board of director, di BI sudah 50 persen. Ini menunjukkan perempuan tidak kalah dari segi kemampuan, ada tiga dewan gubernur perempuan dari total enam dewan gubernur,” ujarnya.
Hal ini didukung oleh komitmen dari BI dalam memberikan kesempatan dan fasilitas yang sama kepada setiap pegawai dalam berkarier. Kedua hal ini diberikan sesuai dengan kinerja para pegawai.