Proyek Kabel Laut Meta, Google, dan XL Axiata Ditargetkan Rampung Desember 2023
Tren pembangunan SKKL internasional yang melewati perairan Indonesia diperkirakan akan terus naik. Salah satu faktor yang memengaruhi, yaitu semakin tingginya tensi geopolitik global.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Proyek sistem komunikasi kabel laut gabungan antara Meta, Google milik Alphabet, dan XL Axiata, yaitu Echo, ditargetkan selesai dibangun Desember 2023. Tuntasnya proyek ini bakal memberikan akses internet berkapasitas besar ke luar negeri.
Head of External Communications PT XL Axiata Tbk, Henry Wijayanto, Senin (6/11/2023), di Jakarta, mengatakan, dampak sistem komunikasi kabel laut (SKKL) Echo adalah kenaikan mutu layanan internet bagi seluruh pelanggan XL Axiata, termasuk pelanggan dari kalangan korporasi dan pemerintah. Pada akhirnya, keberadaan SKKL itu akan berkontribusi ke pertumbuhan ekonomi digital masyarakat Indonesia.
”SKKL Echo menghubungkan langsung Indonesia dengan Amerika Utara. Masyarakat Indonesia sekarang menginginkan akses internet yang cepat dan stabil. Echo diharapkan mampu menjawab kebutuhan itu,” katanya.
Meta juga punya proyek gabungan SKKL lain dengan Google, yaitu Bifrost. Bedanya, dalam proyek Bifrost, Meta dan Google terlibat membangun bersama dengan Keppel dan Telin. Telin merupakan anak usaha Telkom Indonesia. Jalur utama Bifrost menghubungkan Singapura dengan Amerika Serikat sepanjang 16.460 kilometer melalui Laut Jawa dan Laut Sulawesi (Indonesia). Bifrost, menurut rencana, harus selesai 2024.
Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Telkom Indonesia Ahmad Reza menyebut SKKL ini juga dirancang dengan teknologi terkini, transmisi berkecepatan tinggi, dan kapasitas terbesar di Asia Pasifik.
Kevin Salvadori, Vice President of Infra Supply Chain & Engineering Meta mengatakan, Echo dan Bifrost akan menjadi dua proyek SKKL pertama yang melewati rute beragam, melintasi Laut Jawa, dan akan meningkatkan kapasitas kabel laut telekomunikasi 70 persen di keseluruhan trans-pasifik. Saat proyek Echo dan Bifrost mencuat tahun 2021 Kevin masih menjabat sebagai Vice President of Network Meta.
Mengutip Reuters, dia menolak merinci besaran investasi. Namun, Kevin menekankan bahwa proyek tersebut merupakan investasi yang sangat penting bagi Meta di Asia Tenggara.
SKKL internasional
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (ASKALSI) Resi Y Bramani, saat dikonfirmasi Senin, berpendapat, tren pembangunan SKKL internasional yang melewati perairan Indonesia diperkirakan akan terus naik. Salah satu faktor yang memengaruhi adalah semakin tingginya kondisi geopolitik global. Ditambah lagi, sebelum pandemi Covid-19, permintaan internet sudah naik seiring dengan hadirnya teknologi 4G. Pembatasan sosial karena pandemi mengakselerasi gaya hidup yang serba daring.
Tren pembangunan SKKL internasional yang melewati perairan Indonesia diperkirakan akan terus naik.
Indonesia terikat dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) sehingga Indonesia tidak bisa melarang kapal atau utilitas masuk ke perairan teritorial Indonesia. Indonesia hanya bisa mengatur.
ASKALSI berharap, apa pun proyek SKKL dari perusahaan raksasa teknologi asing mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi Indonesia. Misalnya, dalam bentuk bayar pajak, kerja sama dengan operator lokal/mitra berlabuh, penggunaan kapal berbendera Indonesia, dan tenaga kerja Indonesia saat penggelaran.
Total panjang kabel bawah laut SKKL di Indonesia mencapai lebih dari 55.069 kilometer. Panjang kabel kabel bawah laut ini diyakini terus bertambah karena geografis negara Indonesia berbentuk kepulauan dan pada masa depan tetap butuh SKKL.
Sepekan lalu, mengutip Reuters, Google milik Alphabet dikabarkan akan memasang infrastruktur telekomunikasi berupa kabel bawah laut sebagai akses internet kepada setidaknya delapan negara di Samudra Pasifik. Ini berdasarkan hasil kesepakatan bersama AS -Australia.
Kesepakatan itu akan memperluas proyek komersial Google yang sudah ada di kawasan ke negara-negara Mikronesia, Kiribati, Kepulauan Marshall, Kepulauan Solomon, Papua Niugini, Timor Leste, Tuvalu, dan Vanuatu.
Menurut rencana, kesepakatan proyek itu akan diumumkan pada kunjungan resmi Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Gedung Putih. Kedua negara akan berkontribusi pembiayaan proyek. Australia akan menyumbang sekitar 50 juta dollar AS dan AS menambahkan 15 juta dollar AS lagi.
Negara-negara kecil dan terkadang terisolasi di Pasifik telah menjadi fokus perhatian dalam beberapa tahun terakhir. China dan AS mendukung negara-negara tersebut melalui pembangunan infrastruktur dan kemitraan militer.
Presiden AS Joe Biden juga telah mendorong dominasi negaranya dalam layanan telekomunikasi karena memandang industri ini sebagai masalah keamanan nasional yang utama. Layanan telekomunikasi diyakini sebagai jalur distribusi informasi yang pokok saat ini.
Resi menyampaikan, proyek infrastruktur telekomunikasi kabel laut terbaru dari Google itu, menurut rencana, akan dibangun dari AS, menuju delapan negara di Samudra Pasifik, dan Australia. Seandainya proyek tersebut jadi masuk ke perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, maka harus mengurus izin di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menegaskan, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran dan Permenkominfo Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, penyelenggara jaringan tertutup SKKL internasional harus bekerja sama dengan perusahaan lokal di Indonesia. Mereka juga harus mengajukan hak labuh.