Struktur Permodalan Perusahaan Kurir J&T Ditelusuri
Sepak terjang perusahaan jasa kurir J&T Global Express Ltd sedang diwarnai kontroversi, mulai dari harga saham hingga struktur kepemilikan di PT Global Jet Express (J&T Indonesia).
J&T Global Express Ltd, layanan kurir yang bermula di Indonesia, memulai debutnya di Bursa Efek Hong Kong pada Jumat (27/10/2023) pagi, dibuka pada harga 12,0 dollar Hong Kong per saham.
Mengutip Nikkei Asia, perdagangan pada sesi pagi masih berada dalam kisaran sempit antara 11,80 dollar Hong Kong dan 12,02 dollar Hong Kong. Harga di akhir sesi pagi waktu setempat adalah 12,0 dollar Hong Kong, sedangkan indeks acuan Hang Seng naik sebesar 0,99 persen pada 17,213.39.
J&T Global Express Ltd mengumpulkan dana bersih sebesar 3,52 miliar dollar Hong Kong atau setara 450,2 juta dollar AS dari penawaran umum saham perdana (IPO). Perusahaan akan mengumpulkan tambahan 567,2 juta dollar Hong Kong jika opsi penjatahan keseluruhan dilaksanakan sepenuhnya.
Perusahaan yang berbadan hukum di Cayman Islands ini awalnya bermula di Indonesia, tetapi kini berkantor pusat di Shanghai. Perusahaan internet Tiongkok Tencent Holdings dan Dahlia, anak perusahaan Temasek Holdings Singapura, termasuk investor utama saat J&T Global Express Ltd melakukan IPO.
Reaksi pasar terhadap IPO J&T Global Express Ltd masih suam-suam kuku. Penawaran pra-pencatatan di Bursa Efek Hong Kong kepada investor institusi yang diumumkan pada hari Kamis (26/10/2023) mengalami kelebihan permintaan sebesar 1,91 kali. J&T Global Express Ltd menggambarkan ini sebagai kelebihan permintaan level sedang. Sementara itu, tingkat kelebihan permintaan bagi investor ritel lebih rendah, yakni 1,36 kali atau disebut sedikit kelebihan permintaan.
Sejumlah investor menilai harga IPO J&T Global Express Ltd terlalu tinggi. Analis ekuitas di LighStream Research, Shifara Samsudeen, misalnya, menyebut bahwa permintaan investor terhadap saham perusahaan layanan kurir itu bahkan lesu. Kendati profitabilitas bisnis J&T Global Express di China meningkat, hasil analisis Samsudeen menunjukkan bahwa nilai per lembar sahamnya adalah 9,48 dollar Hong Kong atau diskon 21 persen dari harga IPO.
Mengutip prospektus IPO, perusahaan mengakui bahwa mulai beroperasi di Indonesia pada 2015, lalu berekspansi ke negara-negara Asia Tenggara lainnya. Menurut laporan Frost & Sullivan yang dicantumkan perusahaan di prospektus IPO, perusahaan menjadi operator pengiriman ekspres nomor satu di Asia Tenggara dengan 22,5 persen penguasaan pangsa pasar pada 2022. Perusahaan memasuki pasar pengiriman ekspres di China pada 2020. Pada 2022, pangsa pasar perusahaan di negara itu mencapai 10,9 persen.
Pada 30 Juni 2023, perusahaan memiliki jangkauan jaringan penuh di tujuh negara Asia Tenggara dan cakupan geografis lebih dari 99 persen kabupaten dan distrik di China. Perusahaan juga telah berekspansi ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Meksiko, Brasil, dan Mesir.
Baca juga : Adu Diskon Bebani Jasa Kurir
Perang harga
Publik Indonesia, negara tempat J&T Global Express Ltd bermula, merespons perkembangan bisnis hingga aksi IPO perusahaan di Hong Kong. J&T Global Ekspress Ltd diisukan memiliki kerja sama eksklusif dengan TikTok untuk pengiriman barang hasil transaksi dalam TikTok Shop di Indonesia. Kemudian, perusahaan juga dikabarkan berani mematok nilai ongkos pengiriman di bawah harga pokok produksi (HPP) sehingga memicu perang harga di industri kurir, ekspres, dan parcel.
Terkait aksinya IPO di Bursa Efek Hong Kong, sampai Jumat (27/10/2023) pun, J&T Global Express Ltd tetap mendapat krtitikan dari pelaku industri nasional karena dianggap tidak sesuai aturan struktur kepemilikan di Indonesia.
Sekretaris Asosiasi Logistik Digital Ekonomi Indonesia (ALDEI) Manorsa P Tambunan mengatakan, sejak awal September 2023, asosiasi telah menyurati semua menteri terkait industri kurir, ekspres, dan parcel. Kementerian yang dimaksud adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Surat ini berisi imbauan agar kementerian menegakkan aturan atas dugaan struktur modal J&T di Indonesia (dengan nama PT Global Jet Express) melebihi kewajiban daftar negatif investasi jasa kurir sebesar 49 persen.
”Di dalam prospektus IPO J&T Global Express disebutkan, kontrol atas laba PT Global Jet Express dan semua manfaat ekonomi lainnya ada pada J&T Global Express Ltd yang terdaftar di Cayman Islands,” kata Manorsa.
ALDEI siap bermitra dengan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan ekosistem peraturan pos dan logistik yang berkelanjutan. ALDEI juga telah melapor ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha atas dugaan persaingan harga tidak sehat yang dilakukan oleh J&T Indonesia yang memakai nama PT Global Jet Express.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) M Feriadi mengatakan, pihaknya akan mencoba mengklarifikasi dulu dari pihak PT Global Jet Express, karena perusahaan ini tergabung dalam asosiasi. Menurut rencana, Asperindo akan melakukan pertemuan pada Senin (30/10/2023).
Pihak PT Global Jet Express belum memberikan konfirmasi saat dihubungi.
Dalam prospektus IPO, J&T Global Express Ltd menjelaskan bahwa perusahaan tidak memiliki satu pun kepemilikan saham di PT Global Jet Express. ”Kami tidak secara langsung memiliki kepentingan ekuitas apa pun di entitas afiliasi konsolidasi,” tulisnya.
Entitas afiliasi konsolidasi merujuk pada entitas usaha yang dikendalikan oleh induk. Jika umumnya, pengendalian berdasarkan porsi atau seri kepemilikan saham, bentuk pengendalian yang dilakukan oleh J&T Global Express Ltd adalah melalui perjanjian kontrak.
Karena adanya pembatasan kepemilikan asing pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa pos di Indonesia, dalam prospektus dijelaskan bahwa J&T Global Express Ltd memegang 100 persen kepemilikan saham PT Global Jet Express melalui PT Cakrawala Lintas Benua dan PT Sukses Indo Investama. Keduanya ini secara kolektif disebut pemegang saham terdaftar perusahaan Indonesia.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemkominfo Wayan Toni Supriyanto, saat dihubungi, mengatakan, pihaknya berjanji akan menelusuri kebenaran porsi kepemilikan PT Global Jet Express dan mencocokkan dengan hukum Indonesia.
Baca juga : Digitalisasi Ekonomi: Ramai di Perdagangan, Sepi di Produksi