Ritel dan Mal Terus Berinovasi
Pusat perbelanjaan dan peritel terus bereksplorasi dengan beragam konsep toko guna memperluas ceruk pasar.
Ekspansi dengan konsep baru terus digarap pusat perbelanjaan dan ritel guna menciptakan ”magnet” pasar. Penambahan toko-toko ritel dan pusat perbelanjaan semakin fleksibel, menyesuaikan dengan gaya hidup dan kemudahan berbelanja bagi konsumen.
Berdasarkan survei global Ipsos pada September-November 2022, konsumen Indonesia menempati peringkat kelima dunia dalam kesediaan mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli barang bermerek. Produk bermerek yang mengedepankan kualitas bahan dan pengerjaan detail dinilai menjawab kebutuhan kaum urban untuk gaya hidup modern.
Strategi menggarap ceruk pasar dilakukan oleh pengembang, peritel lokal maupun internasional, untuk semakin mendekatkan diri dengan konsumen dan menyesuaikan dengan perubahan gaya hidup masyarakat urban. Beragam konsep dihadirkan dalam penambahan jumlah toko ritel hingga pusat perbelanjaan.
Konsep berbeda antara lain diusung peritel lokal PT Erajaya Swasembada Tbk (Erajaya Group) lewat vertikal bisnis Erajaya Digital yang membuka pusat perbelanjaan Erajaya Digital Complex (EDC) di Pantai Indah Kapuk 2 Jakarta, pertengahan September 2023. EDC berupa kompleks ritel seluas 2 hektar.
EDC menghadirkan jajaran toko dari merek-merek ritel milik Erajaya Group, di samping sejumlah gerai produk gawai dan gaya hidup. Konsep pusat perbelanjaan semiterbuka itu menyatukan beberapa toko fisik dalam satu kawasan, yakni gerai-gerai terhubung melalui koridor yang bisa dilewati pengunjung sambil menikmati suasana.
Sebelum ada EDC, Erajaya telah mengembangkan gerai-gerai luring di luar pusat perbelanjaan dan berdiri sendiri (stand alone). Misalnya, jaringan toko Erafone, Erafone & More, dan Erablue.
”Bagi Erajaya Digital, peresmian EDC adalah bagian dari strategi membangun jaringan ritel, di dalam ataupun di luar mal, karena kami ingin memastikan gerai Erajaya Group bisa dijangkau dengan mudah oleh pelanggan,” ujar Head of Corporate Communications Erajaya Group Djunadi Satrio, Rabu (25/10/2023), di Jakarta.
Peritel internasional Uniqlo juga gencar melakukan ekspansi toko. Setelah pada Mei 2023 membuka gerai stand alone Uniqlo One District at Puri seluas 2.000 meter persegi di Tangerang, Banten, peritel itu kembali mengumumkan akan membuka empat toko di mal sepanjang Oktober-November 2023. Keempat toko baru tersebut berlokasi di Bandung, Semarang, Bekasi, dan Jakarta. Uniqlo saat ini sudah memiliki 64 toko di seluruh Indonesia.
Corporate Affairs Director PT Fast Retailing Indonesia (Uniqlo) Irma Yunita mengungkapkan, pasar ritel pakaian di Indonesia masih sangat besar peluangnya untuk terus berkembang. Jumlah penduduk Indonesia besar sehingga kebutuhan pakaian yang nyaman dipastikan naik.
Pembukaan gerai baru terus dilakukan sejalan dengan tujuan bisnis Uniqlo sejak hadir di Indonesia sepuluh tahun lalu, yakni agar masyarakat Indonesia dapat menikmati produk life wear atau produk pakaian sehari-hari dengan mudah. Pembukaan empat toko baru bertujuan mendekatkan diri dengan lokasi konsumen. Dia juga menekankan pembukaan toko yang berdiri sendiri bukan karena ada penurunan minat masyarakat untuk berbelanja ke mal.
”Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap produk Uniqlo cukup tinggi. Oleh karena itu, kami menghadirkan konsep neighborhood store atau toko yang dekat dengan masyarakat melalui toko Uniqlo One District at Puri,” ujar Irma, di Jakarta, Kamis (19/10/2023).
Konsep baru turut ditawarkan PT Summarecon Agung Tbk melalui peresmian Summarecon Villaggio Outlets (Villaggio) di kawasan Summarecon Emerald Karawang pada awal Oktober 2023. Destinasi baru itu mengusung outlet otentik pertama di Indonesia, yang memadukan toko-toko ritel merek internasional terkemuka terkait mode dan aksesori, sepatu dan tas, perlengkapan olahraga, dan gaya hidup.
Summarecon berkolaborasi dengan Outlet Specialist, The Outlet! Company, yang telah mengembangkan beberapa pusat outlet di dunia, seperti di Amerika Serikat, Jepang, Korea, Taiwan, dan Thailand. Seperti halnya konsep premium outlet, Villaggio juga menawarkan potongan harga dan program cashback bagi penggemar belanja.
Presiden Direktur Summarecon Adrianto P Adhi mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, kegemaran konsumen terhadap produk jenama ternama dan barang-barang premium terus meningkat. Kondisi ekonomi Indonesia yang kuat dan stabil, dengan pertumbuhan positif di atas 5 persen, turut memberikan dampak positif pada pasar ritel.
”Ini semakin meyakinkan kami untuk memperkenalkan konsep pertama dan terbaru di Indonesia, yaitu Authentic Outlet Shopping Village. Kehadiran pusat perbelanjaan ini diharapkan dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berbelanja barang outlet tanpa harus ke luar negeri,” ujar Adrianto, dalam keterangan pers, beberapa waktu lalu.
Dia mengklaim Villaggio memiliki konsep berbeda dengan mal-mal lain yang dikelola Summarecon. Villaggio yang dibangun dengan nilai investasi Rp 500 miliar memiliki konsep ruang terbuka dengan luas total 88.120 meter persegi.
Kawasan ritel satu lantai itu memiliki total luas area sewa 28.000 meter persegi dengan 101 toko atau ritel. Di samping itu, terdapat fasilitas taman bermain anak, VIP lounge, dan pusat kuliner.
Hingga kini, Summarecon telah mengelola tiga mal di Jabodetabek serta satu lifestyle village di Bali, yaitu Summarecon Mall Kelapa Gading, Summarecon Mall Serpong, Summarecon Mall Bekasi, dan Samasta Lifestyle Village, dengan total luas (GFA) 350.000 meter persegi.
Fleksibilitas
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja berpendapat, lahirnya berbagai konsep baru pusat perbelanjaan merupakan upaya merespons perubahan gaya hidup yang selalu terjadi sepanjang waktu. Sudah sejak lama fungsi utama pusat perbelanjaan, terutama di kota-kota besar, bukan lagi hanya sebagai tempat berbelanja, tetapi juga memberikan pengalaman lebih kepada pelanggan. Pengalaman itu dapat diciptakan dari konsep gedung dan juga konsep tenant campuran dengan berbagai inovasi dan kreativitas.
”Saat ini, pusat perbelanjaan harus dapat menambahkan fungsi lain dari sekadar sebagai tempat berbelanja. Pusat perbelanjaan yang terus-menerus hanya mengedepankan fungsi belanja akan langsung berhadapan dan bersaing dengan e-dagang,” ujar Alphonzus, Rabu (24/10/2023).
Ia menambahkan, fungsi lain dari pusat perbelanjaan cenderung akan selalu berubah dari waktu ke waktu karena sangat erat dengan gaya hidup yang cepat sekali berubah. Demikian pula, peritel terus mengembangkan konsep toko di mal ataupun toko berdiri sendiri karena faktor fleksibilitas dan kemudahan.
Konsep toko berdiri sendiri dipandang mulai marak pada saat pandemi Covid-19. Hal itu mengikuti pelanggan yang merasa lebih ”aman“ jika berkunjung ke toko dengan konsep stand alone dibandingkan mengunjungi mal yang bertemu dengan lebih banyak orang. Meski demikian, pengembangan konsep stand alone diyakini tidak akan menggerus pusat perbelanjaan yang memiliki keberagaman penyewa (toko ritel).
Dari survei Colliers Indonesia, per triwulan III (Juli-September) 2023, peritel merek internasional menunjukkan minat besar untuk memperluas pasar di Indonesia, terutama di sektor makanan dan minuman. Hingga tahun 2025, pasokan ritel diprediksi tumbuh sekitar 3 persen per tahun, dengan pertumbuhan signifikan di wilayah Jabodetabek.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengemukakan, konsep ritel terus berkembang. Pengembang terus mengeksplorasi beragam konsep ritel, melintasi model konvensional, dan menekankan berbagai penawaran spasial. Sebagian besar proyek baru mempromosikan alam terbuka. Konsep ruang terbuka kian berkembang sejak pandemi.
Di lain pihak, ekspansi toko ritel ke toko berdiri sendiri merupakan hal positif karena menawarkan lebih banyak peluang pasar. ”Ini menambah variasi pilihan bagi pengunjung, apakah akan datang ke mal atau toko stand alone,” ujar Ferry.
Head of Retail Services Colliers Indonesia Sander Halsema menambahkan, semakin banyak toko ritel makanan dan minuman membuka gerai yang berdiri sendiri. Gerai tersebut memang sudah didesain dan dikonsepkan. ”Ini sangat menarik, tetapi saya rasa tidak akan memberi dampak signifikan terhadap okupansi mal,” katarnya.
Perlindungan
Anggota Dewan Penasihat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Tutum Rahanta, mengemukakan, toko ritel terus memperluas jangkauan konsumen, terutama di wilayah yang belum dimasuki pusat perbelanjaan skala besar. Sementara itu, perilaku konsumen terus berubah dengan pilihan produk yang beragam sesuai segmentasi pasar.
Berkembangnya toko-toko ritel yang berdiri sendiri, yang dulu banyak digarap peritel lokal, termasuk UMKM, kini juga dimasuki peritel asing. Ia menambahkan, pemerintah tetap perlu mendorong keberpihakan kepada peritel lokal, khususnya UMKM, untuk berdaya saing di tengah merebaknya peritel asing yang mendirikan toko berdiri sendiri.
”Jika sulit bersaing, peritel dan gerai lokal bisa mati. Untuk itu, perlu regulasi perlindungan terhadap peritel lokal, meski ada kemudahan pada peritel asing,” ujar Tutum.