Kegiatan terkait pemilihan umum dan maraknya acara instansi pemerintah dan swasta di akhir tahun akan meningkatkan reservasi hotel. Sementara minat wisata masyarakat juga akan bergairah pada akhir 2023 dan awal 2024.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI, DIMAS WARADITYA NUGRAHA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Memasuki tahun politik, sektor perhotelan diperkirakan akan mendapat manfaat dari kenaikan permintaan akomodasi dan ruang pertemuan. Meski demikian, perlambatan bisnis dan kecenderungan dunia usaha menunggu dan melihat perkembangan situasi setelah pemilihan umum perlu diantisipasi.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengemukakan, sebagian hotel akan mengalami peningkatan pemesanan ruang pertemuan dan akomodasi terkait kegiatan pemilu. Kegiatan yang dimaksud, misalnya, berupa konsolidasi partai dan calon legislatif, hingga acara-acara Komisi Pemilihan Umum.
Pemesanan pada hotel-hotel ditaksir naik 10-15 persen terhadap kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE). Namun, tidak seluruh hotel memperoleh peluang tersebut.
”Hotel-hotel yang mengalami kenaikan reservasi ruang pertemuan dan akomodasi terkait kegiatan pemilu umumnya memiliki banyak fasilitas ruang pertemuan berukuran besar. Peningkatan permintaan ini adalah peluang,” ujar Hariyadi, saat dihubungi, Jumat (20/10/2023).
Ia mencontohkan, Hotel Sahid Jakarta ditaksir mengalami peningkatan permintaan akomodasi dan ruang pertemuan mencapai 30 persen untuk konsolidasi nasional menjelang pemilu. Kenaikan itu ditunjang ketersediaan ruang pertemuan skala besar yang cukup banyak.
Ibu kota provinsi
Kenaikan permintaan ruang akomodasi hotel terkait pemilu, menurut Hariyadi, umumnya berlangsung di ibu kota provinsi. Namun, kenaikan permintaan MICE terkait kegiatan pemilu masih di bawah kontribusi dari kegiatan kementerian dan lembaga negara. Kontribusi MICE dari kegiatan dan aktivitas pemerintah mencapai 40 persen.
Hasil survei Colliers Indonesia terhadap sektor perhotelan di Jakarta pada triwulan III-2023 memperlihatkan, inisiatif kegiatan menjelang pemilu oleh pemangku kepentingan mulai berlangsung di hotel-hotel tertentu. Kegiatan tersebut masih belum dilakukan secara besar-besaran karena pendaftaran presiden dan calon wakil presiden masih terbuka.
Triwulan IV- 2023 diperkirakan akan terjadi lonjakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan presiden, baik dari partai politik maupun dari pihak pemangku kepentingan terkait lainnya.
Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, mengemukakan, triwulan III-2023 merupakan masa periode puncak hotel di Jakarta. Hal itu terkait acara luring yang dioptimalkan dan dijadwalkan sebelum musim kampanye pemilu, serta kegiatan pemerintahan sedang ditingkatkan menjelang akhir tahun.
”Akibatnya, triwulan IV- 2023 diperkirakan akan terjadi lonjakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan presiden, baik dari partai politik maupun dari pihak pemangku kepentingan terkait lainnya,” ujarnya, dalam laporan Property Market Q3-2023, beberapa waktu lalu.
Kegiatan di sektor MICE yang berhubungan dengan pemerintah diperkirakan terus meningkat pada triwulan IV-2023. Meski demikian, kinerja hotel secara umum mulai menurun sejalan berkurangnya aktivitas bisnis.
Pemilu presiden yang akan datang diperkirakan berdampak pada dinamika bisnis. Memasuki triwulan I-2024, kinerja hotel di Jakarta akan menurun dan diperkirakan pulih kembali pada triwulan II-2024.
Peningkatan MICE juga akan didorong oleh kegiatan instansi pemerintah dan swasta hingga pertengahan Desember 2023.
Direktur Penjualan dan Pemasaran The Langham Jakarta, Debby Setiawaty, mengemukakan, peningkatan MICE juga akan didorong oleh kegiatan instansi pemerintah dan swasta hingga pertengahan Desember 2023.
Di sisi lain, industri perhotelan juga mengantisipasi penurunan MICE mendekati pelaksanaan pemilu pada Februari 2024. Ini karena ”masa tenang” berpotensi menurunkan aktivitas bisnis dan kecenderungan dunia usaha untuk ”melihat dan menunggu” setelah pemilu.
Tren positif
Sementara itu, para pelaku bisnis pariwisata tengah mengantisipasi tingginya minat wisata masyarakat di akhir 2023 hingga awal 2024. Momen tersebut bertepatan dengan periode menjelang Pemilu 2024.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Pauline Suharno, mengatakan, bisnis biro perjalanan sedang berada dalam tren positif sepanjang tahun ini. Tren ini diprediksi tak akan terganggu konstelasi politik menuju pilpres Februari 2024.
”Selain karena pemulihan sektor pariwisata pascapandemi Covid-19, banyaknya kegiatan travel fair (pameran perjalanan wisata) di berbagai kota juga turut tingkatkan minat wisata,” ujarnya.
Permintaan terhadap perjalanan wisata diyakini tumbuh hingga akhir 2023. Peningkatan perjalanan wisata juga akan terefleksikan pada peningkatan okupansi tempat penginapan serta peningkatan jumlah penumpang moda transportasi pesawat dan kereta api.
GIPI mencatat, Bali dan Yogyakarta masih menjadi destinasi favorit para wisatawan di Indonesia. Adapun untuk perjalanan mancanegara, wisatawan Indonesia banyak memilih destinasi China, Jepang, dan kawasan Eropa.
Sementara itu, inflasi dan penurunan daya beli diklaim tidak menyurutkan minat masyarakat dalam berwisata. Wisatawan akan menyesuaikan anggaran akomodasi mereka selama perjalanan wisata.
”Jadi, wisatawan yang dulunya mau liburan panjang, sekarang durasinya diperpendek. Kemudian yang biasanya menginap di hotel bintang 5, kini diturunkan ke hotel bintang 4,” kata Pauline.
Marketing and Tour Manager Adventure Indonesia, yang berbasis di Denpasar, Bali, Andri Sopiyan, berharap, siapa pun pasangan calon presiden dan wakil presiden yang nantinya terpilih, dapat berpihak dan mengakomodasi kebijakan untuk pertumbuhan industri pariwisata.