Laju pergerakan IHSG pekan ini masuk di zona merah. Pengumuman capres dan cawapres menentukan kinerja bursa saham.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilu 2024 pada Kamis (19/10/2023) disebut memberi pengaruh pada kinerja emiten di pasar modal. Sentimen itu sejauh ini membuat merahnya laju pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG.
”Investor menantikan nama-nama bakal calon presiden dan wakil presiden. Masa pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden akan berlangsung pada tanggal 19 Oktober-25 Oktober 2023,” kata Pilarmas Investindo Sekuritas dalam analisisnya yang dikutip Selasa (17/10/2023).
Agenda itu juga menjadi salah satu yang disebut memengaruhi pelemahan IHSG pada awal pekan ini, Senin (16/10/2023). Kemarin, juga ada pengumuman keputusan Mahkamah Konstitusi terhadap aturan batas usia calon presiden dan wakil presiden yang mengawali masa pendaftaran calon wakil presiden 2024.
Sepanjang perdagangan Senin, IHSG ditutup melemah sebesar minus 30,48 poin atau minus 0,44 persen ke level 6.896. Padahal, pekan sebelumnya IHSG menguat di atas 6.900.
Pelemahan IHSG kali ini sejalan dengan pergerakan emiten-emiten sektor properti dan real estat yang minus 1,52 persen. Adapun emiten sektor infrastruktur masih melanjutkan tren positif pekan lalu dengan melaju di angka 2,94 persen.
Pilarmas juga menyebut pelemahan IHSG kemarin bersamaan dengan bursa di Asia yang bergerak melemah, karena adanya kekhawatiran pasar terhadap perang antara Israel dan Hamas yang berisiko menggiring perekonomian dunia ke dalam jurang resesi.
”Dengan adanya peperangan, harga komoditas seperti minyak mentah akan meroket dan menyebabkan harga bahan pokok melambung tinggi, terutama OPEC+ juga sedang melakukan pembatasan pasokan minyak mentah. Namun, beberapa negara tengah melakukan upaya untuk menahan kenaikan harga minyak mentah, salah satunya Amerika Serikat yang pasokan minyak mentahnya di atas prediksi pasar,” jelas sekuritas itu.
Sementara itu, untuk para trader, equity analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, menyebutkan, ada tiga sentimen yang wajib diperhatikan pada pekan ini. Sentimen itu adalah pengumuman neraca dagang Indonesia pada September, suku bunga Bank Indonesia, dan produk domestik bruto China di triwulan III.
Badan Pusat Statistik dalam rilis Senin melaporkan, neraca perdagangan Indonesia pada September 2023 mengalami surplus sebesar 3,42 miliar dollar AS.
Lalu, pada minggu ini, tepatnya Kamis, 19 Oktober 2023, BI akan melakukan Rapat Dewan Gubernur untuk menentukan tingkat suku bunga. ”Mengingat data inflasi saat ini masih sesuai dengan target BI (2,28 persen), maka besar kemungkinan BI kembali menahan suku bunga di level saat ini untuk kesembilan kali berturut-turut sejak 23 Februari,” kata Dimas.
Pada Rabu (18/10/2023), China juga akan merilis data PDB tahunannya untuk triwulan ketiga tahun ini. Dimas memprediksi, PDB China akan naik kendati lebih rendah dari level kenaikan di triwulan kedua.
”Jika kita mengacu pada data ekonomi lainnya, menunjukkan adanya pemulihan aktivitas ekonomi di China seperti data penjualan ritel dan produksi industri yang juga meningkat dalam tiga bulan terakhir,” ujarnya.