Ekonomi Hari Ini: Studi tentang Pasar Karbon hingga Tiket Whoosh
Pembahasan pasar karbon berlanjut dalam pertemuan para regulator pasar modal ASEAN. Tiket Whoosh juga menarik diulas.
Oleh
ARIS PRASETYO
·2 menit baca
Sejumlah agenda ekonomi akan berlangsung pada Selasa (17/10/2023). Dari Bali, The ASEAN Capital Markets Forum atau ACMF akan menggelar konferensi internasional pada hari ini. ACMF merupakan forum tingkat tinggi regulator pasar modal dari semua 10 yurisdiksi ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Didirikan pada tahun 2004 di bawah naungan Menteri Keuangan ASEAN, tanggung jawab utama ACMF adalah mengembangkan pasar modal regional yang mendalam, likuid, dan terintegrasi.
Dari pernyataan bersama sebagaimana dikutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan, pertemuan ACMF juga menyetujui Panduan Pendanaan Transisi ASEAN yang berfungsi sebagai panduan standar bersama untuk apa yang merupakan transisi yang kredibel, transparan, dan inklusif dengan fokus pada peluang pendanaan transisi yang selaras dan sedang diselaraskan. Panduan tersebut melengkapi Taksonomi ASEAN dan ACMF bermaksud untuk berkonsultasi dan lebih merinci panduan ini dengan memperhitungkan umpan balik konsultasi pemangku kepentingan di masa depan.
Pentingnya peran pasar karbon dalam mempercepat dekarbonisasi di ASEAN, ACMF bertekad untuk melanjutkan studinya tentang pasar karbon sukarela. Pertemuan tersebut menyetujui laporan awal yang mencakup temuan awal tentang perkembangan pasar karbon sukarela secara keseluruhan di ASEAN dan prinsip-prinsip pengungkapan carbon offset. Laporan tersebut bertujuan menjadi langkah awal menuju studi yang lebih komprehensif dan laporan terstruktur mengenai pasar karbon sukarela di ASEAN dan pentingnya pengungkapan carbon offset.
Di sektor transportasi, khususnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh, masih akan dilanjutkan isu mengenai dampak perbandingan harga dengan kereta api reguler, yaitu Argo Parahyangan relasi Jakarta-Bandung dan sebaliknya. Mulai 18 Oktober 2023, tiket Whoosh akan dibanderol Rp 300.000 per penumpang. Sementara itu, Argo Parahyangan yang merupakan rangkaian kereta dengan beragam kelas penumpang, tiketnya dijual seharga Rp 150.000 per penumpang untuk kelas ekonomi hingga Rp 200.000-Rp 400.000 untuk kelompok eksekutif.
Namun, Whoosh lebih unggul dari sisi waktu perjalanan. Dengan kecepatan puncak perjalanan kereta mencapai 350 kilometer per jam, Jakarta-Bandung ditempuh kurang dari 1 jam atau sekitar 40 menit saja. Sementara itu, kereta reguler Argo Parahyangan membutuhkan waktu 2 jam 45 menit untuk relasi Jakarta-Bandung.
Ragam pilihan dari sisi harga dan waktu tempuh tersebut akan diulas dalam laporan Kompas hari ini. Apalagi, penjualan tiket Whoosh akan menjadi bahan evaluasi bagi investor China terkait rencana Pemerintah Indonesia untuk melanjutkan proyek kereta cepat jarak jauh hingga ke Surabaya lewat jalur selatan Jawa. Terkait rencana pemerintah itu, pihak China sudah berkomentar.
Direktur Institute of International Affairs Renmin University of China Wang Yiwei, yang bertindak sebagai anggota panel penasihat bagi Kementerian Luar Negeri China, menilai, Indonesia perlu bertahap melakukan rencana pengembangan kereta cepat Whoosh (Kompas.id, 16/10/2023).
”Whoosh ini hanya permulaan. Dua hari lagi (Rabu) akan ada penjualan tiket perdana. Mari kita lihat dulu seperti apa itu berjalan. Pelajaran penting yang kami dapat dari pengalaman mereformasi dan membuka diri ke dunia adalah reformasi itu harus dilakukan bertahap,” katanya dalam jumpa pers Public Diplomacy Advisory Panel of Foreign Affairs of China di Jakarta.
Agenda lainnya adalah membahas kinerja bursa saham terkait rencana pendaftaran calon presiden dan wakil presiden yang akan dimulai pada Kamis (19/10/2023) di Komisi Pemilihan Umum. Sejumlah analis menyebutkan bahwa sebagian investor dalam status wait and see terkait pasangan capres dan cawapres yang akan didaftarkan ke KPU sebelum memutuskan berinvestasi.