JAKARTA, KOMPAS — Vasanta Group mempersiapkan belanja modal setidaknya sebesar Rp 10 triliun dalam lima tahun ke depan. Modal ini dipersiapkan untuk membangun beberapa proyek yang sedang digarap Vasanta.
Salah satu proyek yang sudah berjalan adalah Shila at Sawangan dan Marche yang merupakan hasil kerja sama dengan Mitsubishi Corporation. Anak usaha Vasanta, PT Pakuan Tbk, menjadi pengembang proyek ini.
Selain itu Vasanta bersama dengan Lotte Land Indonesia, anak usaha dari Lotte Engineering & Construction Co Ltd, mengembangkan township Eco Town Sawangan Depok seluas 102 hektar. Lotte Land Sawangan juga sedang membangun Sinsa Distric, sebuah distrik komersial dekat dengan rumah sakit internasional Aspen Medical Hospital.
Chairman Vasanta Group Agnus Suryadi menjelaskan, sumber pendanaan belanja modal tersebut didapatkan dari berbagai sumber. ”Ada dari penjualan atau dana konsumen, perbankan, juga aksi korporasi,” kata Agnus di Tangerang, banten, Selasa (12/9/2023).
Dengan ketiga sumber pendanaan tersebut, Agnus optimistis proyek pengembangan akan berjalan lancar. ”Kami tidak hanya mengandalkan pinjaman atau utang dari bank, tetapi juga dari penjualan organik yang diperkuat dengan berbagai strategi marketing, juga dari aksi korporasi,” ujarnya.
Selain hunian terpadu, Vasanta juga membangun kawasan wisata terpadu Mawatu di Labuan Bajo, hotel Nawa juga di Labuan Bajo. Di Jawa Barat, Vasanta mengembangkan Walini Development. Vasanta juga berencana membangun hotel bintang empat di Ibu Kota Nusantara.
Rumah tapak mendominasi
Sementara itu, Country Manager 99 Group Indonesia Maria Herawati Manik dalam kesempatan terpisah mengatakan, pada semester pertama 2023 ini terlihat tren bahwa rumah tapak masih mendominasi permintaan di kalangan konsumen, sebesar 64,1 persen. Sementara apartemen 10,4 persen dan tanah 9 persen. Adapun jika dilihat dari segmen harga, para konsumen properti menyukai hunian dengan rentang harga antara Rp 400 juta dan Rp 1 miliar-Rp 3 miliar.
Temuan ini memperlihatkan, pencari properti dari kelas menengah dan menegah atas cenderung signifikan sepanjang paruh pertama 2023. Populasi terbesar dari pencari properti tersebut berusia antara 18 tahun dan 44 tahun, mencapai 70,4 persen.
”Jika diamati lebih jauh, dibandingkan dengan semester kedua 2022, kelompok usia 25-34 tahun mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, pertumbuhan di kelompok ini mencapai 2,8 persen. Umumnya, mereka baru saja menikah, membangun keluarga baru, sehingga ada keinginan untuk memiliki hunian sendiri. Ini dapat mendorong pertumbuhan dalam pencarian properti karena mereka mencari rumah atau tempat tinggal yang sesuai dengan perkembangan kondisi mereka saat ini,” tutur Maria.