Pertamina Teken Komitmen Kerja Sama di Empat Negara Afrika
PT Pertamina (Persero) menandatangani komitmen kerja sama di Afrika dan menjajaki peluang dengan pelaku usaha di India dua pekan terakhir. Aksi korporasi ini diharapkan membawa manfaat bagi kepentingan nasional.
Oleh
MUKHAMAD KURNIAWAN
·3 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Petugas memantau proses injeksi karbon dioksida (CO) di Sumur JTB-161 lapangan Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022).
NEW DELHI, KOMPAS — Badan usaha milik negara di sektor minyak dan gas, PT Pertamina (Persero), menandatangani empat komitmen kerja sama di empat negara di Afrika. Pertamina juga menjajaki peluang kerja sama dengan pelaku usaha di India yang antara lain terkait pengembangan bioenergi.
Seusai menghadiri puncak Konferensi Tingkat Tinggi Business 20 (B20) di New Delhi, India, Minggu (27/8/2023) sore, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, selain membawa misi pemerintah untuk meningkatkan hubungan bilateral, kerja sama itu merupakan upaya Pertamina untuk menggali potensi bisnis serta berekspansi usaha di tingkat global.
Pertamina membawa beberapa inisiasi kerja sama di sektor hulu, tengah (midstream), hilir, dan panas bumi (geotermal) ke Afrika. Empat komitmen kerja sama itu, pertama, di Kenya dengan dua kerja sama yang terjalin, yakni dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) dan National Oil Corporation Kenya (NOCK).
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Pertamina melalui anak usaha subholding Pertamina NRE (New Renewable Energy), yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan anak usaha subholding Pertamina Upstream, yakni PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP).
Sementara di Tanzania, Pertamina menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Tanzania Petroleum Development Corporation (TPDC) di bidang eksplorasi dan produksi hulu serta hilir migas di wilayah Tanzania. Penandatanganan dilakukan di depan kedua pemimpin negara, yakni Presiden Joko Widodo dan Presiden Tanzania Samia Suluhu. Di sini, Presiden Joko Widodo meminta Pertamina masuk ke pengelolaan Blok Gas Mnazi Bay dan pengolahan gas alam menjadi bahan kimia dan pupuk.
Adapun di Mozambik, PIEP menandatangani nota kesepahaman dengan Buzi Hydrocarbons Pte Ltd (BHPL) untuk mengkaji potensi di sektor migas, mulai hulu, tengah, hingga hilir, serta pembangkit listrik tenaga gas.
Sebelumnya, Pertamina juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan GUMA untuk wilayah kerja sama Kenya, Afrika Selatan, dan Republik Demokratik Kongo. Komitmen itu terkait kerja sama pengembangan dan optimalisasi pipa gas, pengembangan pembangkit listrik tenaga gas, serta pengembangan fasilitas ekspor listrik ke Afrika Selatan.
”Pertamina membuka peluang untuk bekerja sama dan Afrika memiliki bisnis yang sesuai dan dibutuhkan oleh Pertamina. Kami memiliki pengalaman, kompetensi, dan kapabilitas untuk mengerjakannya,” kata Nicke.
Pada beberapa kerja sama tersebut, Pertamina akan melibatkan peran anak usaha untuk pengembangan proyek, seperti penyedia layanan migas PT Pertamina Drilling Service dan PT Elnusa Tbk serta Pertamina New Renewable Energy.
Menurut Nicke, Pertamina Group mengutamakan kerja sama yang menguntungkan bagi Indonesia. ”Spirit bring the barrel home, footprint Pertamina di sektor hulu untuk meningkatkan produksi, agar bisa diolah di kilang milik Pertamina di dalam negeri, untuk meningkatkan ketahanan energi nasional kita,” tambahnya.
Nicke menambahkan, sebagai BUMN, Pertamina membawa misi pemerintah untuk meningkatkan hubungan bilateral sekaligus menjadi upaya ekspansi, memperluas potensi bisnis, serta makin go global. ”Harapannya, semua kerja sama yang sudah disepakati membawa manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi Pertamina dan negara Indonesia,” ujarnya.
Dalam sejumlah pertemuan, sesi dialog, dan pleno di forum Sustainability Summit, Bloomberg New Energy Finance (BNEF) Summit, serta KTT B20 di New Delhi, 23-27 Agustus 2023, Pertamina menyuarakan pentingnya menjaga ketahanan energi dan mendorong transisi energi guna mencapai target emisi bersih.
Senior Vice President Riset dan Inovasi Teknologi PT Pertamina (Persero) Oki Muraza menambahkan, selain berkomitmen mendukung target emisi bersih tahun 20260, Pertamina mendorong program yang berdampak langsung pada capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Selain mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan, SDGs juga menjamin akses energi yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan untuk semua.
KOMPAS/MUKHAMAD KURNIAWAN
Senior Vice President Riset dan Inovasi Teknologi PT Pertamina (Persero) Oki Muraza berbicara di forum dialog Sustainability Summit ke-18 dalam rangkaian B20 di New Delhi, India, Selasa (22/8/2023) sore.
Terkait itu, sejumlah panelis dalam rangkaian kegiatan B20 India menyuarakan pentingnya kerja sama global. Sebab, negara-negara di dunia kini menghadapi cengkeraman trilema energi yang kompleks, yakni terkait ketahanan dan keterjangkauan energi serta kelestarian lingkungan. Kerja sama global, riset dan inovasi, serta implementasi menjadi kunci menggapai target transisi energi.
Menurut Chief Strategy Officer and Sustainability Services Lead and Growth Markets Accenture Valentin de Miguel, terkait transisi energi, baik negara maju maupun berkembang menghadapi problem yang sama. Hasil diagnosis dan solusinya telah tersedia. Kini tantangannya ada pada bagaimana mengimplementasikan solusi.