logo Kompas.id
EkonomiDeindustrialisasi Dini Tak...
Iklan

Deindustrialisasi Dini Tak Cukup Diatasi dengan Hilirisasi

Untuk membangkitkan industri pengolahan, Indonesia butuh kebijakan industrialisasi komprehensif dengan pemetaan potensi sektoral yang jelas. Hilirisasi dinilai belum cukup untuk menahan laju deindustrialisasi dini.

Oleh
agnes theodora
· 4 menit baca
Bak penampungan getah karet yang masuk dalam proses pembekuan di pabrik pengolahan karet PT Perkebunan Nusantara IX, Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/7/2023).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Bak penampungan getah karet yang masuk dalam proses pembekuan di pabrik pengolahan karet PT Perkebunan Nusantara IX, Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/7/2023).

JAKARTA, KOMPAS – Gejala deindustrialisasi dini semakin nyata dihadapi Indonesia. Namun, strategi hilirisasi yang digencarkan pemerintah saat ini dinilai masih jauh panggang dari api. Manfaat hilirisasi pun lebih banyak dinikmati negara lain seperti China. Indonesia butuh kebijakan industrialisasi yang komprehensif, bukan sekadar hilirisasi yang tanggung.

Gejala deindustrialisasi prematur, atau penurunan kontribusi industri manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mulai terlihat sejak tahun 2002. Namun, laju penurunan itu semakin cepat terjadi sejak tahun 2009.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000