Aplikasi Perdagangan Saham Makin Marak

Jumlah investor pasar modal terus meningkat. Terdapat sekitar 11,4 juta investor per Juli 2023, naik 22,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

KOMPAS/YOSEPHA DEBRINA R PUSPARISA

Direktur Utama PT OCBC Sekuritas Indonesia Betty Goenawan menjelaskan latar belakang diadakannya aplikasi jual-beli saham, ONETrade di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/8/2023).

JAKARTA, KOMPAS – Jumlah investor yang terus meningkat mendorong perusahaan sekuritas menciptakan aplikasi jual-beli saham. Perusahaan sekuritas didorong meningkatkan animo masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal.

Berdasarkan laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat sekitar 11,4 juta investor per Juli 2023, naik 22,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada Juli 2022, angkanya terdongkrak hingga 60 persen dari Juli 2021.

Baca Juga: Teknologi Digital Mudahkan Investor

Menurut Direktur Utama PT OCBC Sekuritas Indonesia Betty Goenawan, pihaknya berupaya melakukan literasi dan inklusi keuangan berkelanjutan. Oleh karena itu, OCBC Sekuritas merancang program edukasi guna memperkenalkan dunia pasar modal, meningkatkan minat investasi, dan membentuk pola pikir investasi yang tepat.

”Sebagai bagian inklusi, setiap orang memiliki kesempatan untuk memulai perjalanan investasinya, tanpa harus khawatir tentang nominal yang besar dan dapat diakses dari mana saja,” ujar Betty di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/8/2023).

OCBC Sekuritas memperkenalkan aplikasi jual-beli saham atau trading bernama ONETrader. Dalam aplikasi tersebut tersedia sejumlah informasi, antara lain informasi pasar modal, profil emiten, data saham, dan fitur charting.

KOMPAS/PRASETYO EKO PRIHANANTO

Tampilan salah satu aplikasi investasi di ponsel yang dengan mudah bisa digunakan untuk berinvestasi saham maupun reksa dana, Senin (11/7/2022).

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan, kemunculan aplikasi investasi bakal makin marak. Fenomena ini merupakan bentuk perubahan gaya hidup karena segala sesuatu terkoneksi dengan internet.

”(Perubahan) ini kalau perusahaan sekuritas, perusahaan investasi tidak melakukan (pengembangan digital), pasti ketinggalan,” ujar Piter.

Baca Juga: Simulasi Investasi Permudah Calon Investor

Investor ritel, Piter menambahkan, merupakan pihak yang turut memengaruhi kapitalisasi pasar modal. Alhasil, makin banyak jumlah investor ritel, makin baik iklim investasi di pasar modal.

”Ujung-ujungnya akan bantu emiten juga, baik yang lama maupun yang akan melakukan penawaran umum perdana (IPO),” katanya.

KARINA ISNA IRAWAN

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam

Piter mengingatkan agar perusahaan-perusahaan di balik aplikasi trading memastikan keamanan seluruh transaksi. Selain itu, unsur kelancaran dan privasi data wajib dijaga.

Baca Juga: BEI Catat 40 Emiten Baru, 43 Calon Emiten Bersiap Masuk