Perusahaan Penerbangan China Buka Kantor Pertama di Indonesia
Perusahaan penerbangan asal China, Comac, membuka kantor di Jakarta dan menjadi kantor pertama layanan pelanggan di luar China. Pemilihan Indonesia dinilai sebagai bagian dari rencana kerja sama jangka panjang.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan penerbangan Commercial Aircraft Corporation of China atau Comac membuka kantor perwakilan di Indonesia. Selain membuka lapangan kerja baru, kantor tersebut juga menghadirkan peluang kerja sama yang lebih luas antara RI dan China. Comac juga berencana membawa pesawat-pesawat buatan China untuk beroperasi di langit Indonesia.
Upacara pembukaan Kantor Perwakilan Asia Tenggara Shanghai Aircraft Customer Service Co Ltd (SACSC) berlangsung di Jakarta, Senin (31/7/2023). Adapun kantor tersebut berlokasi di Jakarta dan merupakan kantor pertama layanan pelanggan Comac di luar negeri.
Direktur Utama Comac He Dongfeng mengatakan, pemilihan Indonesia sebagai lokasi kantor pertama Comac di dunia—selain China—merupakan bagian dari rencana panjang. Apalagi, satu dari dua pesawat jet Comac ARJ21 yang ada di Indonesia telah beroperasi.
Dengan adanya kantor perwakilan di Asia Tenggara, Comac bisa meningkatkan pelayanan, servis, hingga dukungan material demi kepuasan pelanggan. Pada saat bersamaan, kerja sama dengan Pemerintah Indonesia akan dibuka lebih luas dan terjalin erat.
”Lebih jauh, kami akan mendorong kemajuan maintenance, repair, overhaul atau MRO (perawatan pesawat) di Asia, pusat pelatihan, hingga kerja sama yang lebih mendetail dalam hubungan penerbangan,” ujar He.
Secara spesifik untuk Indonesia, Comac akan mendukung pembaruan teknologi penerbangan, kapasitas industri, dan transisi produk digital. Hal ini sesuai dengan komitmen Presiden China Xi Jinping dan Presiden RI Joko Widodo yang menyatakan RI-China merupakan teman yang sejalan, terutama dari visi dan misi.
Hanya pesawat-pesawat terbaik dan berstandar tinggi yang bisa beroperasi di langit Indonesia. Salah satunya adalah pesawat jet ARJ21 besutan Comac.
Tahun 2023 ini juga merupakan peringatan 10 tahun pembangunan jalur sutra dan seluruh sisi antara RI-China. He yakin bahwa kerja sama Indonesia dan China akan semakin membaik dan meluas.
”Untuk itu, selain pesawat jet ARJ21, Comac akan membawa C919, pesawat jet yang baru beroperasi pada 28 Mei 2023, untuk terbang di langit Indonesia,” ujarnya.
Tiga bulan sejak beroperasi, pesawat jet ARJ21 telah memiliki lebih dari 762 jam terbang dengan kapasitas penumpang 270.000 orang. Untuk kapasitas penumpang telah mencapai 85 persen dari kemampuan pesawat. Pada 24 Juli lalu, pesawat jet ARJ21 membuka rute baru, yakni Jakarta-Kuala Lumpur.
Bayu Sutanto, Presiden Direktur PT TransNusa, maskapai penerbangan yang mengoperasikan pesawat jet ARJ21, menuturkan, pesawat besutan Comac menghubungkan penerbangan antarkota dan antarnegara di Asia Tenggara. Dengan tambahan pesawat, ia berharap lebih banyak kota dan negara yang terhubung rute penerbangan.
Direktur Kelaikan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Boy Mauluddin mengutarakan, Indonesia memiliki prospek industri penerbangan yang besar dan menarik. Apalagi, RI kini tengah berkomitmen untuk mengembangkan industri penerbangannya.
”Hanya pesawat-pesawat terbaik dan berstandar tinggi yang bisa beroperasi di langit Indonesia. Salah satunya adalah pesawat jet ARJ21 besutan Comac,” ungkapnya.
Melihat prospek industri penerbangan, lanjut Boy, Indonesia mengincar kerja sama yang mendalam terkait eksplorasi riset, pabrikasi, dan pengembangan pesawat. Dalam konteks ini, kerja sama RI-China berhasil membuka lembaran baru dan menguatkan posisi di dunia pada sektor penerbangan.
Sumber daya manusia
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi, kehadiran kantor layanan pelanggan Comac membuka peluang ketenagakerjaan. Namun, sumber daya manusia perlu disiapkan untuk menyambut hal tersebut.
Dari sisi ketenagakerjaan, kebutuhan tenaga untuk industri penerbangan memiliki cakupan yang sangat luas, misalnya teknisi dan jasa pelayanan. Apalagi, saat ini Comac merupakan pendatang baru dari perusahaan penerbangan besar, yakni Airbus dan Boeing.
Perusahaan-perusahaan manufaktur pesawat terbang, misalnya Comac, diharapkan bisa membuka kerja sama pelatihan dengan industri penerbangan nasional. Dengan demikian, kapasitas sumber daya manusia Indonesia kian mumpuni.
”Kehadiran Comac dalam dunia penerbangan juga memberikan masyarakat pilihan yang lebih luas. Akses kepada lapangan kerja yang muncul juga akan lebih banyak,” terang Anwar.