Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Semester I-2023 Rp 25,2 Triliun
Fundamental ekonomi Indonesia yang kian solid menyebabkan pertumbuhan kredit di seluruh segmen. Hal ini yang menopang perolehan laba bersih perbankan.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih semester I-2023 sebesar 25,2 triliun atau tumbuh 24,9 persen secara tahunan. Pertumbuhan laba bersih ini, salah satunya, ditopang oleh tumbuhnya penyaluran kredit.
Di periode tersebut, penyaluran kredit Bank Mandiri bertumbuh 11,8 persen secara tahunan menjadi Rp 1.272,07 triliun. Seluruh segmen kredit dari Bank Mandiri tumbuh hingga dua digit, kecuali kredit korporasi yang tumbuh 5,99 persen secara tahunan. Adapun kredit konsumsi tumbuh 11,7 persen, kredit mikro tumbuh 11,3 persen, kredit komersial tumbuh 19 persen, dan kredit usaha kecil menengah (UKM) tumbuh 11,7 persen.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan, peningkatan kredit Bank Mandiri tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang semakin solid. ”Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Menurut Darmawan, Bank Mandiri juga mempertahankan kualitas aset. Hal ini tecermin dari posisi rasio kredit macet (NPL) yang melandai ke level 1,53 persen per Juni 2023. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode Juni 2022 di level 2,47 persen atau telah turun sebesar 94 basis poin.
Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai. Hingga triwulan II-2023, perseroan telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL coverage ratio bankonly mencapai 342,2 persen, meningkat dari posisi yang sama tahun lalu yang sebesar 274,5 persen.
Fungsi intermediasi Bank Mandiri juga berjalan baik. Tak hanya penyaluran kredit yang bertumbuh, tetapi juga penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada triwulan kedua yang tumbuh 8,47 persen secara tahunan menjadi Rp 1.430,13 triliun.
Selain Bank Mandiri, satu bank swasta yang juga mengumumkan laporan keuangannya hari ini adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. Sampai dengan semester pertama tahun ini, CIMB Niaga mencatat perolehan laba sebelum pajak konsolidasian (unaudited) sebesar Rp 4,2 triliun atau tumbuh 25,8 persen secara tahunan.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kinerja bisnis dan pertumbuhan pendapatan tetap solid pada paruh pertama tahun ini. ”Dengan pengendalian biaya yang efektif, perbaikan kualitas aset, dan penurunan biaya kredit, kami dapat terus memberikan keuntungan yang lebih baik bagi para pemegang saham, tecermin pada return on equity yang mencapai 15,4 persen,” katanya.
Sepanjang enam bulan pertama 2023, CIMB Niaga menyalurkan kredit atau pembiayaan sebesar Rp 206 triliun atau tumbuh 8,6 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini ditopang oleh segmen bisnis kredit korporasi yang tumbuh 13,2 persen secara tahunan dan kredit konsumsi yang tumbuh 8 persen secara tahunan. Pada saat yang sama, CIMB Niaga juga berhasil menghimpun DPK sebesar Rp 235,8 triliun.
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk pada semester pertama tahun ini mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 34 persen secara tahunan menjadi Rp 24,2 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA pada semester I-2023 naik 9 persen secara tahunan menjadi Rp 735,9 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh seluruh segmen kredit.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kredit konsumsi yang menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi terus dipacu seiring dengan pemulihan ekonomi. Salah satunya dengan melaksanakan promo lewat acara BCA Expoversary yang ditutup akhir April lalu. Permintaan kredit produktif dari sektor UMKM juga menguat sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut.
”Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah dan regulator dalam menjaga fundamental perekonomian domestik, di tengah tantangan dinamika perekonomian global,” ucapnya.