Adaptasi Saat Kondisi Ekstrem
Masalah ini akan terus-menerus terjadi sehingga antisipasi secara menyeluruh dibutuhkan. Perusahaan bukan lagi beradaptasi, melainkan harus ikut terlibat menangani pendidihan global.
Di sejumlah tempat wisata, antrean dibuat agar tidak berkepanjangan dan menunggu terlalu lama. Orang disarankan memilih es krim lebih cepat dan tak perlu mencicipi beberapa rasa. Pakaian dan alas kaki yang digunakan lebih simpel sehingga nyaman dan tidak membutuhkan perawatan yang berlebihan.
Semua ini adalah saran praktis bagi wisatawan yang sedang berlibur pada musim panas saat ini di Eropa dan Amerika. Kondisi ekstrem mengharuskan semua pihak, dari pribadi hingga korporasi, beradaptasi.
Sejumlah korporasi mulai berbenah. Kejadian di Eropa kini juga mulai diwaspadai di Amerika. Mereka telah memperingatkan bahwa gelombang panas akan berpengaruh pada ekonomi. Dampak yang paling mendasar adalah aktivitas perusahaan di luar ruang akan berkurang dan produktivitas karyawan akan menurun.
Beberapa bisnis sangat mungkin akan terhenti dan biaya tambahan akan muncul dalam operasi bisnis. Biaya kesehatan akan naik. Biaya perawatan fasilitas perusahaan, semisal mobil dan bangunan, akan naik. Industri asuransi pun makin terbebani klaim.
Beberapa bisnis sangat mungkin akan terhenti dan biaya tambahan akan muncul dalam operasi bisnis.
Kita mungkin sulit membayangkan fenomena panas tinggi ini berdampak langsung ke konsumen. Namun, analisis di Tommorow.io memperlihatkan, siapa pun akan terdampak langsung.
Dengan hampir 700 miliar dollar AS barang yang diangkut dengan truk setiap tahunnya, penundaan pengiriman selama 24 jam dapat menimbulkan konsekuensi serius, terutama untuk pasokan penting, seperti obat-obatan dan makanan. Selama kejadian gelombang panas, ban dan permukaan jalan dapat menjadi sangat panas serta mengganggu kinerja ban truk.
Panas yang tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan mesin saat berkendara dengan kecepatan tinggi. Hal ini menyebabkan pengemudi perlu memperlambat untuk meminimalkan kerusakan pada truk. Caranya dengan menambah waktu perjalanan secara keseluruhan.
Tekanan ban meningkat dalam cuaca panas dan ban yang memiliki tekanan yang salah dapat menyebabkan jarak tempuh berkurang, penggunaan bahan bakar buruk, dan penanganan kendaraan kurang optimal. Semua ini dapat menambah pengeluaran dan menurunkan pendapatan perusahaan. Jika suhu jadi cukup panas, pengemudi juga bisa merasakan akibatnya sekalipun dalam kabin berpendingin.
Pengemudi kemudian harus berkendara dengan pelan-pelan, beristirahat secara teratur, dan berhenti untuk mengurangi efek panas pada kendaraan. Bahkan, bukan hanya truk itu sendiri yang mengalami tekanan pada suhu tinggi, kargo juga bisa terdampak.
Jika truk membawa produk yang harus dijaga suhunya, seperti obat atau makanan, barang akan rentan terhadap panas. Perusahaan kemungkinan harus memutuskan menerapkan upaya terbaik dengan mengontrol suhu agar lebih rendah. Ini berarti mengeluarkan biaya tambahan atau membiarkan risiko merusak produk yang dibawa oleh truk. Semua ini akan menambah harga jual produk di tingkat konsumen.
Ini berarti mengeluarkan biaya tambahan atau membiarkan risiko merusak produk yang dibawa oleh truk. Semua ini akan menambah harga jual produk di tingkat konsumen.
Baca juga: Sikap Baru Karyawan
Melihat semua itu, perubahan iklim bukan lagi isu elite di kalangan akademisi, peneliti, ataupun organisasi masyarakat sipil. Isu ini telah dekat dan menjadi isu harian serta melekat dengan kehidupan kita. Apalagi, Juli tahun ini menjadi bulan terpanas.
Merujuk analisis Universitas Leipzig, Jerman, yang dirilis pada Kamis lalu, rata-rata suhu global sekitar 1,5 derajat celsius di atas rata-rata suhu global era praindustri. Ada yang mengatakan, bukan lagi pemanasan, melainkan pendidihan global. Bumi mendidih, seperti tengah berada dalam kuali dengan panas tinggi.
Di Indonesia, orang belum menyadari masalah ini. Apalagi, belakangan masih ada hujan pada musim kemarau. Namun, sebenarnya keluhan soal udara panas dan kualitas udara yang menurun sudah sering diungkapkan. Gelombang laut belakangan yang membuat pelayaran rakyat terganggu sangat boleh jadi menjadi penanda perubahan itu.
Para peneliti Indonesia sepertinya perlu memastikan efek kenaikan suhu serta dampaknya bagi Indonesia. Di samping itu, semua pihak perlu menggeser isu pemanasan atau pendidihan ini dari isu elite menjadi isu yang lebih dekat dengan keseharian.
Semua pihak perlu menggeser isu pemanasan atau pendidihan ini dari isu elite menjadi isu yang lebih dekat dengan keseharian.
Luar ruang
Bagaimana perusahaan harus melakukan adaptasi dalam kondisi yang ”tiba-tiba” ekstrem?
Orang mungkin menduga industri di luar ruangan, seperti industri konser dan acara olahraga, akan terdampak. Namun, kegiatan itu malah berkembang pesat. Orang ingin menikmati kembali aktivitas luar ruang yang terhenti karena pandemi. Fox Business menyebutkan, keadaan panas atau tidak, orang akan pergi ke konser Taylor Swift. Mereka tetap pergi ke festival.
Baca juga: Di Balik Film "Barbie"
Sedikit penyesuaian diperlukan, seperti penyediaan air dan penjualan minuman yang harus diperbanyak. Industri pendukung, seperti pakaian dan alas kaki, akan membuat adaptasi untuk para penggemar festival agar nyaman beraktivitas.
Meskipun demikian, pasti tetap saja ada orang yang menghindari aktivitas di luar ruang. Oleh karena itu, perubahan ini bisa menjadi peluang bisnis untuk industri di dalam ruangan. Sebagai contoh, orang ingin menghindari panas, tetapi butuh hiburan. Mereka bisa pergi ke bioskop.
Fenomena beberapa pembukaan film yang sukses besar pada minggu ini boleh dibilang terbantu oleh fenomena gelombang panas di beberapa tempat. Fox Business menyebutkan, ledakan penonton film Barbie dan Oppenheimer terbantu hanya karena orang ingin pergi ke suatu tempat yang berpendingin.
Beberapa pembukaan film yang sukses besar pada minggu ini boleh dibilang terbantu oleh fenomena gelombang panas di beberapa tempat.
Namun, masalah ini bukan insiden. Masalah ini akan terus-menerus terjadi sehingga antisipasi secara menyeluruh dibutuhkan. Perusahaan bukan lagi beradaptasi, melainkan harus ikut terlibat menangani pendidihan global.
Sebagai contoh, Walmart mulai mengevaluasi rantai pasokannya untuk memastikan bisa bangkit kembali dari dampak cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas kali ini, sebagai bagian dari program iklim komprehensif. Kini mereka berfokus mencapai target pengurangan emisi dalam operasi global dan rantai pasokan dengan cara yang memperkuat kinerja dan ketahanan bisnis.