Perusahaan Bisa Kembangkan Sendiri Kecerdasan Buatan Generatif lewat Alibaba Cloud
Alibaba Cloud menawarkan solusi yang memungkinkan perusahaan bisa mengembangkan sendiri kecerdasan buatan generatif. Solusi ini dianggap sejalan dengan popularitas pemakaian kecerdasan buatan.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyedia layanan komputasi awan milik Alibaba Group, yaitu Alibaba Cloud, mengumumkan bahwa pembaruan support vector machine atau algoritma pembelajaran mesin yang bernama AnalyticDB bisa dipakai membangun kemampuan kecerdasan buatan generatif. Pembaruan itu telah tersedia di Indonesia.
Perusahaan di Indonesia yang menggunakan Alibaba Cloud saat ini bisa memasukkan pengetahuan khusus, lalu membangun dan meluncurkan aplikasi kecerdasan buatan generatif hanya dalam waktu 30 menit. Alibaba Cloud mengklaim, solusi seperti itu mampu meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong inovasi melalui wawasan bisnis yang diperoleh dari data setiap perusahaan sendiri.
Sebelumnya, bersamaan dengan fenomena kecerdasan buatan (AI) generatif yang mulanya dipopulerkan oleh OpenAI melalui ChatGPT, Alibaba Group telah memperkenalkan Tongyi Qianwen dan Tongyi Wanxiang. Tongyi Qianwen, yang memakai model bahasa besar, dapat mengerjakan kesimpulan rapat dan menulis surel. Sementara Tongyi Wanxiang, yang juga menggunakan model bahasa besar, dapat membuat gambar.
Presiden Database Products Business Alibaba Cloud Intelligence, Feifei Li, di sela-sela diskusi panel Alibaba Cloud di Jakarta, Selasa (25/7/2023), mengatakan, Tongyi Qianwen dan Tongyi Wanxiang masih bisa digunakan di daratan China. Dia tidak bisa memastikan jadwal rilis secara internasional.
”Secara global, kami menemukan adanya peningkatan permintaan dari pelanggan kami untuk solusi yang bisa mendukung pembuatan model kecerdasan buatan yang efisien, terjangkau, dan dapat disesuaikan. Maka, kami melakukan pembaruan AnalyticDB di layanan komputasi awan kami,” kata Feifei.
President of Alibaba Cloud Intelligence International Selina Yuan, yang hadir bersamaan, mengatakan, Alibaba Cloud akan selalu patuh terhadap regulasi yang dikeluarkan oleh setiap pemerintah di mana layanan komputasi awan Alibaba dipasarkan. Karena Indonesia belum memiliki aturan khusus mengenai kecerdasan buatan generatif, Alibaba Cloud memastikan taat pada regulasi industri digital yang sudah dimiliki Indonesia. Salah satunya yaitu Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi.
Chief Technology Officer MNC Digital Indonesia -RCTI+ Rio Anugrah berpendapat, terkait kemunculan kecerdasan buatan generatif, teknologi ini cepat atau lambat akan membentuk lanskap industri. Namun, sepanjang pengembangan inovasinya harus bertanggung jawab.
Di industri media, katanya, kecerdasan buatan generatif sudah bisa mendukung pekerja media untuk memproduksi konten. Jenis kecerdasan buatan lainnya pun telah dipakai untuk mengarahkan agar iklan sesuai target konsumen.
”Di luar negeri telah berkembang penyiar televisi memakai kecerdasan buatan. Fenomena ini suatu hal yang mustahil tidak sampai ke sini. Hanya saja, kami masih percaya bahwa penyiar televisi manusia tetap dibutuhkan karena memberikan sentuhan/interaksi manusiawi kepada penonton,” ujar Rio.
Pada saat bersamaan, Director of Business and Sales TelkomSigma Tanto Suratno berpendapat, dari sisi pengusaha, kecerdasan buatan generatif harus berkembang semakin baik dan efisien. Keamanan siber juga harus selalu diperhitungkan.
”Saat ini, disadari atau tidak, kecerdasan buatan generatif telah mengubah perilaku sejumlah warga. Dalam urusan mengeksplorasi ide/data, misalnya. Situasinya telah berbeda dengan tiga tahun lalu,” kata Tanto.