Setengah dari Target Wisman Diharapkan Masuk melalui Bali
Bali masih menjadi andalan bagi pemerintah untuk mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman tahun 2023 mencapai 8,5 juta kunjungan. Setengah dari total target itu diharapkan masuk melalui Bali.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga S Uno menyampaikan hal tersebut saat konferensi pers mingguan, Selasa (11/7/2023), di Jakarta. Menurut dia, jumlah kunjungan wisman pada periode Januari-Mei 2023 adalah 4,2 juta dan 45 persen di antaranya masuk melalui pintu masuk Bali (Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai).
”Pintu masuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta masih struggle. Secara porsi, kunjungan wisman yang masuk melalui bandara itu berada di urutan kedua terbesar setelah Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali. Maka, sampai akhir tahun, kami proyeksikan pintu masuk Bandara I Gusti Ngurah Rai bisa membawa 50 persen dari total target kunjungan wisman, lalu Bandara Internasional Soekarno-Hatta membawa 25 persen, dan bandara-bandara lainnya 25 persen,” ujarnya.
Menurut dia, Kemenparekraf bersama pemerintah daerah Bali telah menyosialisasikan prosedur hal-hal apa saja yang boleh dan dilarang oleh wisman saat berkunjung melalui flyer. Prosedur itu memakai beberapa bahasa asing sehingga harapannya mudah dipahami. Keberadaan prosedur ini menyusul viral isu wisman berperilaku negatif ataupun menyalahi visa turis yang diperoleh.
Dari sisi kualitas wisman, Sandiaga mengklaim rata-rata wisman yang datang saat ini telah memenuhi harapan wisatawan berkualitas, setidaknya terlihat dari lama tinggal yang telah di atas satu minggu. Lalu, rata-rata pengeluaran mereka mencapai 1.400 dollar AS per orang.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu, yang hadir pada saat bersamaan, mengatakan, pemerintah terus mengupayakan semakin banyak penerbangan langsung, termasuk menuju Jakarta dan Bali, agar target kunjungan wisman tercapai. Upaya lainnya adalah promosi ke negara-negara pasar utama.
Salah satu sasaran negara pasar utama adalah China. Vinsensius mengatakan, setahun pandemi Covid-19, yakni tahun 2019, jumlah kunjungan wisman asal China berkisar 2 juta kunjungan. Harapannya, jumlah ini bisa lekas tercapai kembali.
”Pendekatan promosi kami ke China menyasar ke komunitas karena wisman China dikenal dengan kekeluargaan yang tinggi. Pendekatan kedua adalah penyelenggaraan kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE),” katanya.
Jumlah kunjungan wisman asal China di tingkat ASEAN sebenarnya belum sepenuhnya pulih. Di Indonesia, tingkat pemulihan kunjungan wisman asal China sekarang baru 50 persen.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan, jumlah kunjungan wisman Januari -Juni 2023 mencapai 2,23 juta kunjungan. Lima besar negara asal wisman adalah Australia, India, Amerika Serikat, Inggris, dan China.
”Wisman asal China biasanya selalu menempati urutan dua terbanyak di Bali. Kondisi sekarang masih pemulihan pascapandemi Covid-19,” ujarnya.
Menurut dia, wisman asal India juga punya peran penting bagi Bali karena budaya. Hanya saja, sampai sekarang, Bali — India belum ada penerbangan langsung. Dia berharap pemerintah pusat ikut menjembatani komunikasi dengan pihak maskapai, terutama maskapai internasional, agar tercipta penerbangan langsung.
Tjok menambahkan, sejak viral wisman yang berperilaku negatif, pemerintah membentuk satuan tugas yang antara lain diisi Polda Bali dan majelis desa adat. Setiap kali muncul viral berita negatif terkait, satuan tugas akan melakukan penyelidikan mendalam.
”Di luar itu, Bali telah memiliki sekitar 66 event yang siap menyambut wisatawan,” imbuhnya.