Dukungan perbankan pada UMKM tak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pelatihan untuk meningkatkan kapasitas UMKM.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tidak hanya memberikan pembiayaan, perbankan juga memberikan pembinaan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Pembinaan ini tak hanya menguntungkan UMKM dan perbankan itu sendiri, tetapi juga perekonomian nasional. Ini karena UMKM merupakan salah satu motor penggerak perekonomian nasional.
Head of Emerging Business Banking CIMB Niaga Tony Tardjo menjelaskan, pihaknya memiliki program ”Kejar Mimpi Lokal Berdaya” untuk pemberdayaan UMKM. Rangkaian kegiatan ini memberikan kesempatan bagi para penggiat bisnis UKM di berbagai daerah untuk mendapatkan mentoring bisnis bersama para ahli, memperluas jaringan dengan sesama wirausaha dan mentor bisnis, serta menampilkan produk-produknya agar dikenal pasar yang lebih luas.
”Kami melihat banyak produk-produk lokal lahir di berbagai daerah dan memiliki peluang untuk terus berkembang menjadi lebih besar. Karena itu, kami berinisiatif untuk mendukung para wirausaha dengan menyediakan wadah mentoring bisnis di Kejar Mimpi Lokal Berdaya,” ujar Tony dalam Media Gathering Kejar Mimpi Lokal Berdaya, Jakarta, Senin (10/7/2023).
Tahun ini, Kejar Mimpi Lokal Berdaya akan digelar di tiga kota, diawali Makassar pada 15-16 Juli 2023 bertempat di Phinisi Point Mall, Makassar. Pada kesempatan ini, Kejar Mimpi Lokal Berdaya untuk Makassar akan berkolaborasi dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sulawesi Selatan sebagai partner utama untuk dapat menjangkau lebih banyak pengusaha muda di Makassar agar dapat merasakan manfaat nyata dari berbagai rangkaian kegiatan ini.
Dalam acara ini, CIMB Niaga akan mengadakan mentoring bisnis dengan pemateri CEO & Founder @Biznis.id Budi Isman, Master Fengshui Bisnis Suntoro Suciatmaja, dan Chief of Marketing ZAP Clinic Feriani Ching. Selain itu juga hadir pendiri Nada Puspita Scarf Indah Nada Puspita yang akan membahas soal industri halal.
Tony menjelaskan, pembinaan UMKM ini tak hanya menguntungkan mereka dan perbankan, tetapi juga perekonomian nasional secara keseluruhan.
Data Kementerian Koperasi 2022 menunjukkan, sebanyak 99 persen dari keseluruhan unit usaha di Tanah Air adalah UMKM. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 60,5 persen dengan serapan tenaga kerja mencapai 96,9 persen dari total tenaga kerja nasional.
”Dengan UMKM yang terus bertumbuh, berkembang, dan naik kapasitasnya, dampaknya perekonomian nasional juga turut berkembang. Ini tak lepas dari besarnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional,” ujar Tony.
Sampai dengan triwulan pertama tahun 2023, penyaluran kredit UMKM CIMB Niaga sebesar Rp 22,82 triliun bertumbuh 6,6 persen secara tahunan. Adapun target pertumbuhan penyaluran kredit UMKM tahun ini mencapai 15-20 persen.
Pembinaan UMKM juga dilakukan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan menguatkan fungsi UMKM Centre di Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya.
Direktur Retail Banking BSI Ngatari mengatakan, melalui UMKM Center, BSI memberikan dukungan dalam berbagai bentuk, mulai dari pembiayaan, pendampingan, hingga perluasan jejaring pemasaran dari hulu hingga hilir bagi para pelaku UMKM. BSI juga memberikan berbagai bentuk pelatihan, mulai dari pengelolaan keuangan yang bankable, pelatihan pemasaran, dan komunikasi.
”BSI memandang sangat penting bagi UMKM untuk dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya sehingga mereka dapat bertumbuh, berkembang, dan naik kelas,” ujar Ngatari dalam keterangannya, Senin.
Ekspor
Selain itu, pihaknya juga memberikan pelatihan UMKM untuk bisa menembus pasar ekspor, di antaranya pelatihan tata cara ekspor dengan menghadirkan pemateri praktisi ekspor hingga kementerian perdagangan.
Menurut Ngatari, sebelum memasuki pasar global, para pelaku UMKM masih menghadapi banyak tantangan yang selain harus diatasi oleh para pelaku UMKM sendiri juga memerlukan pendampingan dan solusi secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan.
Hal itu, antara lain, terkait inovasi dan teknologi, literasi digital, produktivitas, legalitas atau perizinan, pembiayaan, branding dan pemasaran, penguatan sumber daya manusia, pembinaan, pelatihan serta pendampingan.
”Tentunya, para pelaku usaha ini tidak akan mampu jika bekerja sendirian. Oleh karena itu, dibutuhkan ekosistem ekspor yang memadai dan kolaborasi para stakeholders untuk menyukseskan para pelaku UMKM kita masuk ke pasar global,” kata Ngatari.
Sampai dengan Mei 2023, pembiayaan segmen UMKM mencapai Rp 37 triliun. Ngatari mengatakan, BSI serius mengakselerasi segmen UMKM agar naik kelas, baik dari sisi kapasitas usaha maupun kualitas. Maka, peningkatan kapasitas menjadi penting agar para UMKM ini nantinya tidak lagi berorientasi dalam lingkup lokal, tetapi sudah berkaca pada standar ekspor dan global.
”Perlahan, kami sedang mempersiapkan tatanan tersebut untuk bersama menjadikan peran bank syariah mampu menjadi pilihan para pelaku usaha UMKM atau SME sebagai partner perbankan dalam memajukan usahanya,” ujar Ngatari.