Sebagai pemegang keketuaan ASEAN 2023, Indonesia bisa memainkan peran strategis. Dalam pengembangan energi terbarukan, penjaminan keamanan pasokan energi dan keterjangkauan (”affordability”) mesti dipastikan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Petugas PLN memeriksa panel surya yang terpasang di salah satu rumah warga di Jalan Citamiang, Bandung, Jawa Barat, yang juga berfungsi sebagai PLTS rooftop, Jumat (7/8/2015).
JAKARTA, KOMPAS — Rencana kerja sama Indonesia dan Singapura dalam mengekspor listrik energi terbarukan dari Batam ke Singapura disertai pengembangan modul surya dalam negeri dinilai sebagai terobosan. Kerja sama serupa perlu dipacu di kawasan ASEAN mengingat kawasan itu menjadi salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa dalam webinar ”Towards a Decarbonized ASEAN: Unlocking the Potential of Renewables to Advance ASEAN Interconnectivity” yang digelar IESR, Selasa (13/6/2023), mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kawasan itu berlangsung cepat.
Hal itu membuat pemenuhan kebutuhan energi listrik menjadi keharusan. ”Namun, di saat bersamaan, ASEAN juga menjadi sumber emisi gas rumah kaca. Seiring peningkatan konsumsi energi, pemenuhan energi masih didominasi oleh energi fosil. Oleh karena itu, transisi energi kini jadi keharusan,” katanya.
Dalam pengembangan energi terbarukan itu, penjaminan keamanan pasokan energi dan keterjangkauan (affordability) mesti dipastikan. Oleh karena itu, ASEAN harus mampu menyeimbangkan antara peningkatan kebutuhan energi serta pemenuhannya dengan energi bersih. Setelah pada 2022 memegang presidensi G20, Indonesia memegang keketuaan ASEAN 2023.
”Indonesia bisa memainkan peran strategis. Contoh kerja sama adalah antara Indonesia dan Singapura untuk green corridor, dengan menyepakati ekspor listrik PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) ke Singapura dan pengembangan industri modul (komponen PLTS) dan baterai di dalam negeri. Negara-negara di ASEAN bisa didorong untuk meningkatkan kerja sama, khususnya untuk pengembangan rantai pasok teknologi energi terbarukan,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, Pemerintah Indonesia sedang berbicara dengan Singapura terkait ekspor listrik itu. ”Sebagian energi yang dihasilkan (PLTS di Batam) akan digunakan untuk dalam negeri dan sebagian lainnya akan diekspor ke Singapura,” kata Airlangga di Batam, Kepulauan Riau (Kompas.id, 6/6/2023).
Pengembangan energi terbarukan itu ditandai dengan pembangunan enam perusahaan industri hilir panel surya yang mulai membangun pabrik di Kawasan Industri Wiraraja, Batam. Nilai investasi enam perusahaan industri hilir tenaga surya itu mencapai Rp 12 triliun dan diproyeksikan menyerap 13.000 tenaga kerja.
Menurut data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ASEAN telah memiliki kapasitas sekitar 7.645 megawatt (MW) pada jaringan interkoneksi dalam proyek ASEAN Power Grid. Ke depan, jaringan akan ditambah menjadi berkisar 19.000 MW-22.000 MW.
Subkoordinator Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Yeni Gusrini menuturkan, ASEAN Power Grid berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi kawasan. Itu antara lain dalam memenuhi permintaan energi di ASEAN.
”(ASEAN Power Grid juga) Untuk mengembangkan pertumbuhan pemain industri regional. Pada tahap pertama, jaringan listrik di Laos, Thailand, Malaysia, dan Singapura telah terkoneksi melalui Lao PDR, Thailand, Malaysia, Singapore Power Integration Project (LTMS-PIP),” kata Yeni.
LTIMS-PIP itu telah menjadi pelopor mekanisme perdagangan daya sebesar 100 MW, yang ditransmisikan dari Laos ke Singapura. Ke depan, harapannya jaringan listrik interkoneksi di ASEAN itu terus berkembang.
Sebelumnya, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu menuturkan, Indonesia menginisiasi interkoneksi di bagian timur, yakni Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Filipina (BIMP). Namun, tahun ini baru tahap inisiasi dan pembicaraan awal antarpemerintah (Kompas, 1/4/2023).
KOMPAS/PANDU WIYOGA
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri dan menandatangani launching enam perusahaan industri hilir panel surya di Kawasan Industri Wiraraja, Batam, Kepulauan Riau, Senin (5/6/2023).
Prioritas
Manajer Program Transformasi Energi IESR Deon Arinaldo mengatakan, keberadaan interkoneksi akan membantu mengatasi masalah intermiten (ketergantungan pada cuaca) serta memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan. Dengan demikian, saat ada kelebihan listrik dari pembangkit listrik energi terbarukan nantinya dapat ditransfer.
”Namun, sebelum itu, negara ASEAN harus tetap berbenah diri dan menjadikan prioritas pertama untuk memperbaiki iklim investasi energi terbarukan di negara masing-masing dan di regional. (Itu) Dengan kerangka regulasi yang lebih menarik,” kata Deon.
Ia menambahkan, Indonesia ialah negara dengan ekonomi dan konsumsi energi terbesar di ASEAN serta memiliki sumber daya energi terbarukan yang masif. Dengan tampuk kepemimpinan ASEAN 2023 serta dukungan regulasi, Indonesia dapat menjadi teladan dalam akselerasi transformasi kawasan ASEAN.