Meski Berpolemik, Uji Coba Tol Nirsentuh Bali-Mandara Terus Berlanjut
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa uji coba tol nontunai nirsentuh akan tetap dilanjutkan pada Juni. Apabila berhasil, sistem pembayaran tersebut dapat diterapkan untuk ruas tol lainnya.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polemik internal yang menerpa PT Roatex Indonesia Toll System memicu ketidakpastian uji coba sistem pembayaran nontunai nirsentuh di Tol Bali-Mandara. Kendati begitu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR memastikan bahwa uji coba akan terus berlanjut.
PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) merupakan anak perusahaan asal Hongaria, Roatex Ltd Zrt, sekaligus badan usaha yang melaksanakan proyek transisi sistem pembayaran ke multi lane free flow (MLFF). Penerapannya akan memungkinkan transaksi tol secara nontunai dan nirsentuh sehingga kendaraan tidak perlu berhenti.
”Ya lanjut terus, polemiknya itu merupakan urusan internal PT RITS sehingga tidak berpengaruh pada proyek. (Lagi pula), proyek MLFF sifatnya investasi atau tidak menggunakan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di sela-sela rapat kerja bersama Komisi V DPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Uji coba perdana proyek MLFF di Tol Bali-Mandara seharusnya dilakukan pada 1 Juni 2023. Namun, akibat sejumlah polemik internal PT RITS, waktu uji coba terpaksa mundur. Menurut Basuki, uji coba akan terus dilanjutkan di Tol Bali-Mandara secepatnya, termasuk bulan Juni.
Hasil evaluasi sistem MLFF di Tol Bali-Mandara akan digunakan sebagai dasar untuk penerapan pembayaran nontunai nirsentuh pada ruas tol lainnya. Saat ini, pihaknya tengah menyusun peraturan pemerintah terkait tarif tol yang akan diterapkan.
Polemik
Polemik yang memicu penundaan uji coba perdana Tol Bali-Mandara bermula saat mantan Direktur PT RITS Musfihin Dahlan menolak pengerjaan proyek MLFF berikut pembayaran tagihan karena dianggap belum memenuhi indikator kinerja. Hal itu berujung pada pemecatan Musfihin dari PT RITS.
Merespons hal itu, Direktur PT RITS Gyula Orosz mengatakan bahwa Musfihin tidak memiliki kapasitas untuk menyampaikan informasi terkait dari proyek MLFF per 22 Mei 2023. ”Berdasarkan hasil keputusan rapat pemegang saham, Musfihin sudah tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama dan CEO (chief executive officer) PT RITS,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (30/5).
Sebaiknya, teknologi yang digunakan harus sudah terbukti atau proven di sejumlah negara. Selain itu, Indonesia juga berhak untuk mendapatkan mitra yang tidak menciptakan ketergantungan teknologi agar bisa mandiri.
Menurut Gyula, proyek MLFF telah mempertimbangkan kondisi lokal Indonesia, tetapi menemui masalah, yakni ada individu yang menolak pengalaman Hongaria. Pengalaman yang dimaksud adalah kompetensi dan kemampuan Hongaria yang telah menerapkan MLFF dalam sistem transportasinya.
Gyula juga menegaskan tidak terdapat perbedaan visi antara kontraktor dan pihak berwenang. Kerja sama bisnis yang berlangsung masih dalam kondisi baik dan strategis untuk semua pihak.
Wakil Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Harya Setyaka Dillon menilai, sistem pembayaran nontunai nirsentuh ketika menggunakan teknologi yang tepat akan bermanfaat bagi pengguna tol. Sistem tersebut dapat mengurangi antrean kendaraan dan waktu tunda pada saat kendaraan memasuki atau keluar gerbang tol.
”Sebaiknya teknologi yang digunakan harus sudah terbukti atau proven di sejumlah negara. Selain itu, Indonesia juga berhak untuk mendapatkan mitra yang tidak menciptakan ketergantungan teknologi agar bisa mandiri,” tuturnya.