Penerapan uji coba sistem pembayaran tol tanpa kartu bakal dilaksanakan mulai akhir tahun 2022. Sistem ini menerapkan pembayaran tarif tol menggunakan aplikasi di ponsel cerdas.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah bakal menerapkan sistem pembayaran nirsentuh tanpa kartu saat memasuki ruas tol mulai akhir tahun 2022. Sistem ini akan menggantikan transaksi sistem pembayaran nontunai di jalan tol. Penerapan sistem pembayaran ini diyakini dapat mengatasi kemacetan akibat penumpukan kendaraan di gerbang-gerbang tol.
Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Triono Junoasmono mengemukakan, tingkat kemacetan seluruh jalan di Indonesia masih cukup besar dan telah menimbulkan total kerugian hingga Rp 56 triliun per tahun. Dari total kerugian itu, nilai kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan di gerbang tol mencapai Rp 4,4 triliun atau 8 persen.
Sistem pembayaran untuk ruas tol di Indonesia terus mengalami transformasi. Sejak tahun 1978, pembayaran menggunakan uang tunai. Mulai tahun 2017, pembayaran menggunakan sistem nontunai (e-toll). Namun, hasil evaluasi memperlihatkan masih terjadi antrean kendaraan di gerbang tol yang menimbulkan kerugian.
Triono menambahkan, penerapan sistem pembayaran nirsentuh tanpa kartu (multilane free flow/MLFF) merupakan bentuk transformasi digital di jalan tol yang mengacu pada Teknologi Toll Road 4.0. Sistem ini diyakini mampu mengurangi antrean kendaraan di gerbang tol.
Transaksi nirsentuh tanpa kartu menggunakan electronic on board unit dengan navigasi satelit sehingga dapat diterapkan oleh pengguna tol yang memakai ponsel pintar. Pola pembayaran dengan memotong saldo dinilai serupa dengan aplikasi layanan pesan antar makanan secara daring yang pembayarannya dengan memotong saldo. Sumber dana bisa berasal dari kartu debit dan pembayaran lain.
”Kalau mau bayar tol bisa daftar kendaraan, lalu bayar tarif tol menggunakan ponsel sehingga lebih mudah dan efisien. Kendaraan tidak perlu antre dan langsung melaju saja di jalan tol,” ujar Triono dalam ”Bincang Jalan dan Jembatan” secara daring, Selasa (23/8/2022).
Ia menambahkan, pihaknya kini dalam tahap finalisasi sistem dan perangkat sehingga MLFF atau bakal disebut sistem cantas dapat dilaksanakan bertahap mulai akhir tahun 2022. Ruas tol yang akan diuji coba akan dipilih dalam waktu dekat di sekitar Jakarta dan satu ruas tol di luar Jakarta.
”Targetnya, pada akhir 2023, MLFF bisa diterapkan untuk seluruh ruas jalan tol di Indonesia,” lanjutnya.
Pengguna tol diminta memastikan saldo terisi dan ponsel aktif. Di sisi lain, pihaknya juga akan menyiapkan loket untuk pembayaran secara manual.
Triono mengakui, kunci keberhasilan sistem cantas ini adalah disiplin pembayaran. Oleh karena itu, pengguna tol diminta memastikan saldo terisi dan ponsel aktif. Di sisi lain, pihaknya juga akan menyiapkan loket untuk pembayaran secara manual. Adapun sistem MLFF terkoneksi dengan sistem kepolisian sehingga pengguna tol yang tidak membayar akan dikenakan sanksi atau denda, dan jika diabaikan dapat terkena sanksi pemblokiran surat tanda nomor kendaraan (STNK).
Secara terpisah, pengajar transportasi Universitas Katolik Soegijopranoto, Djoko Setijowarno, mengemukakan, sistem ini akan membantu mengurangi antre panjang di gerbang tol. Namun, sistem ini akan efektif kalau seluruh pengguna tol memiliki ponsel pintar. Padahal, jalan tol juga digunakan untuk angkutan logistik masyarakat desa. Pengelola jalan tol dinilai perlu memastikan ketersediaan posko-posko bagi masyarakat yang belum memiliki ponsel pintar.
”Kadang kita ingin lompat jauh, tetapi belum melihat kondisi wilayah sendiri. Perlu dipastikan jalan tol bisa menerima pengguna dari seluruh kalangan masyarakat dan mengantisipasi lokasi-lokasi yang belum bisa siap sistem digital,” kata Djoko.