Wapres Amin Minta Maksimalisasi Implementasi IA-CEPA
Wapres Amin meminta implementasi perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Australia atau IA-CEPA dimaksimalkan untuk meningkatkan kerja sama kedua negara.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta ada peningkatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia. Hal ini dapat ditempuh dengan memaksimalkan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement atau perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif yang telah ditandatangani kedua negara dan berlaku efektif sejak 5 Juli 2020.
”Saya berharap kita dapat memaksimalkan implementasi IA-CEPA melalui perluasan akses pasar bagi produk Indonesia serta peningkatan peluang kerja bagi WNI di Australia,” kata Wapres Ma’ruf Amin ketika menerima kunjungan kehormatan Deputi Perdana Menteri (PM) Australia Richard Marles di Istana Wapres, Jakarta, Senin (5/6/2023).
Saya berharap kita dapat memaksimalkan implementasi IA-CEPA melalui perluasan akses pasar bagi produk Indonesia serta peningkatan peluang kerja bagi WNI di Australia.
Australia Bureau of Statistics, berdasarkan Financial Account Transactions, mencatat investasi Australia di Indonesia pada 2019 mencapai 348,27 juta dollar AS (1.378 proyek), sedangkan pada 2020 sebesar 348,55 juta dollar AS (1.562 proyek). Pada 2021 investasi menurun menjadi 195,2 juta dollar AS (1.748 proyek), tetapi kembali meningkat pada tahun 2022, yakni 524,4 juta dollar AS (982 proyek).
Wapres Amin mengapresiasi peningkatan investasi Australia di Indonesia tersebut. Dia juga berharap penanaman modal Australia di Indonesia dapat diperluas di sektor energi terbarukan dan pembuatan baterai kendaraan listrik.
”Saya senang mencatat bahwa investasi Australia telah meningkat secara signifikan dalam setahun terakhir, khususnya untuk sektor strategis. Ke depannya, investasi di renewable energy dan pembuatan baterai kendaraan listrik harus ditingkatkan guna memanfaatkan sumber daya litium Australia dan kemampuan cadangan nikel Indonesia yang besar,” kata Wapres Amin.
Menanggapi hal tersebut, Deputi PM Australia yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan, meskipun investasi dan perdagangan kedua negara sudah baik, masih banyak yang harus dilakukan. ”Anda benar, Yang Mulia, kita memiliki kesamaan dalam sumber daya alam nikel dan litium. Mungkin ada kerja sama (di sektor tersebut) yang bisa kita lakukan ke depan,” kata Deputi PM Richard Marles.
Males menilai penting hubungan Indonesia-Australia. ”Indonesia adalah negara yang juga memiliki populasi yang besar. Fokus kami adalah bagaimana memaksimalkan berbagai kerja sama kedua negara,” katanya.
Beberapa poin yang dimasukkan dalam IA-CEPA, antara lain, komitmen penghapusan tarif untuk produk Indonesia yang masuk ke Australia dan penurunan tarif untuk produk Australia yang masuk ke pasar Indonesia. Berikutnya adalah komitmen membantu meningkatkan investasi dua arah, peningkatan kapasitas untuk sumber daya manusia, dan jasa keuangan.
Selain itu juga konsep economic powerhouse yang memungkinkan Indonesia-Australia memanfaatkan keunggulan masing-masing untuk menghasilkan produk unggulan yang dapat diekspor ke negara ketiga dan berkontribusi terhadap rantai nilai global.
Turut hadir mendampingi Wakil PM Australia, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams, Sekretaris Pertahanan Greg Moriarty, Kepala Staf Wakil PM Jo Tarnawsky, dan Kepala Staf Pertahanan Australia Mathew Campbell.
Wapres Amin didampingi Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Guntur Iman Nefianto, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Velix Wanggai, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, serta Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas.