IIMS Surabaya 2023 Perkuat Posisi Pasar Otomotif Jatim
Indonesia International Motor Show (IIMS) Surabaya digelar 31 Mei-4 Juni di Grand City. Ajang ini akan menguatkan posisi Jatim sebagai pasar otomotif potensial dan wilayah dengan populasi kendaraan bermotor terbesar.
”Sebagai kekuatan ekonomi terkemuka kedua, Jatim tetap menjadi pasar otomotif yang amat potensial untuk terus berkembang,” ujar Rumpoko Hadi, General Manager HRGA & PR Dyandra Promosindo, dalam jumpa pers di Surabaya, Selasa (23/5/2023) petang. Dyandra Promosindo merupakan penyelenggara ajang pameran otomotif tersebut.
IIMS Surabaya juga sebagai kelanjutan sukses besar IIMS Jakarta pada 16-26 Februari 2023 di JIExpo Kemayoran. Pameran di Jakarta berhasil membukukan transaksi senilai Rp 5,3 triliun yang jauh melampaui target Rp 3,8 triliun. Selain itu, terjual 15.622 unit kendaraan. Pameran dihadiri 468.720 orang, melampaui ekspektasi awal, yakni 400.000 orang.
Rumpoko melanjutkan, kesuksesan seperti di Jakarta tampaknya dapat terduplikasi di Surabaya meski dalam skala angka tidak setara. Namun, data memperlihatkan kenaikan transaksi di IIMS Surabaya antara 2019 dan 2022. Sebagai catatan, pameran pada 2020 dan 2021 ditiadakan karena serangan pandemi Covid-19.
IIMS Surabaya 2019 mencetak transaksi senilai Rp 220 miliar dan dikunjungi 27.400 orang. Dalam pameran 2022, transaksi yang tercapai senilai Rp 224 miliar meski jumlah pengunjung turun menjadi 21.011 orang.
Untuk mendongkrak kunjungan, yang diharapkan linear dengan potensi penjualan unit kendaraan, harga tiket IIMS Surabaya 2023 hanya Rp 10.000 per orang. Harga itu turun dibandingkan dengan sebelumnya yang Rp 25.000.
Berdasarkan data Electronic Registration Identification (ERI) Korps Lalu Lintas Polri, sampai dengan Minggu (22/5/2023), populasi kendaraan bermotor mendekati 155,311 juta unit. Terbanyak berada di Jatim dengan populasi hampir 24,698 juta unit (16 persen).
Urutan berikutnya ialah wilayah hukum Polda Metro Jaya dengan wilayah hukum Jabodetabek yang sebanyak 21,989 juta unit. Urutan ketiga ialah Jateng dengan 20,241 juta unit, lalu Jabar dengan 18,642 juta unit.
Dari data itu terlihat bahwa Jatim menjadi sasaran pasar otomotif yang terkuat. Situasi itu didukung kenyataan bahwa ekonomi provinsi berpopulasi 40 juta jiwa ini merupakan yang kedua terbesar secara nasional. Surabaya sebagai ibu kota Jatim menjadi yang terdepan dalam populasi kendaraan bermotor, yakni 3,555 juta unit atau 15 persen. Jumlah unit itu bahkan melampaui populasi warga ”Bumi Pahlawan” yang 3 juta jiwa.
Area Manager Surabaya PT Bank Danamon Indonesia Tbk Dian Ari Prabowo menambahkan, kekuatan pasar otomotif Jatim diyakini menguat dengan indikasi kestabilan kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Hal ini terjadi meski setahun lagi akan ada kontestasi politik, yakni pemilu, pilpres, dan pilkada.
”Kami mencatat kenaikan penjualan unit kendaraan bermotor dalam IIMS Surabaya dibandingkan dengan sebelumnya mencapai 55 persen,” kata Dian. Pasar otomotif akan lebih bergairah dengan program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) melalui subsidi pemerintah dan insentif pajak.
Menurut Head of Branch SSD Surabaya 3 PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Achmad Rasyad Indra, peningkatan penjualan berpotensi terjadi karena di IIMS Surabaya juga akan menghadirkan sejumlah merek kendaraan listrik.
”Kredit kendaraan listrik terus tumbuh. Dalam catatan di area kami, triwulan satu tahun ini kredit sudah tembus Rp 20 miliar yang melampaui periode serupa tahun lalu,” ujarnya.
IIMS Surabaya juga membawa tema yang sama dengan IIMS Jakarta, yakni BOOST atau Bringing Opportunity for Otomotive Society Together. Di IIMS Surabaya juga akan dihadirkan program komunitas, uji kemudi, dan hiburan.
Di sisi lain, kekuatan pasar otomotif di Jatim menyimpan potensi kerawanan perihal kecelakaan lalu lintas. Apalagi jika penyadaran dan pendidikan berkendara tidak terus-menerus dilakukan di masyarakat.
Polda Jatim mencatat, sepanjang 2022 terjadi 27.000 kasus kecelakaan yang mengakibatkan kematian 4.889 jiwa. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan 2021 yang sebanyak 19.150 kasus kecelakaan dengan korban meninggal 4.393 jiwa.
Indikasi peningkatan kasus kecelakaan mulai terlihat tahun ini, terutama dalam masa angkutan Lebaran. Selama dua pekan masa Operasi Ketupat Semeru 2023, Polda Jatim mencatat 626 kasus kecelakaan dengan korban meninggal 30 jiwa. Angka kasus meningkat dibandingkan dengan 2022 yang sebanyak 560 kasus, tetapi jumlah korban meninggal 43 jiwa.
Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Komisaris Besar Muhammad Taslim Chaeruddin, peningkatan kasus kecelakaan linear dengan lonjakan jumlah masyarakat yang bermobilitas dalam masa Lebaran, yakni dari 18 juta jiwa menjadi 21 juta jiwa. Namun, fatalitas yang menurun mengindikasikan ada kepatuhan masyarakat dalam berkendara sehingga lebih berhati-hati untuk menghindari risiko cedera berat bahkan kematian.
Taslim melanjutkan, mobilitas masyarakat yang tinggi, tetapi tidak sejalan dengan potensi kenaikan kasus kecelakaan akan terwujud jika dibarengi dengan kesadaran dan kepatuhan dalam berlalu lintas. Kecelakaan lebih banyak terjadi karena faktor manusia yang kurang waspada dan atau tidak tertib hukum. ”Berkendara tertib dan benar menekan risiko kecelakaan,” ujarnya.