Presiden Jokowi dan Delegasi Korea Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi
Presiden Jokowi menerima delegasi Korea Selatan di Istana Merdeka Jakarta. Peningkatan kerja sama ekonomi dibahas dalam pertemuan tersebut.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menerima delegasi Korea Selatan di Istana Merdeka Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat meningkatkan dan melanjutkan hubungan diplomatik, termasuk kerja sama ekonomi.
”Hubungan kedua negara sangat baik, apalagi memulai di akhir tahun 2015 sampai dengan ke sini ditandai dengan berbagai macam kebijakan perekonomian, salah satu di antaranya menyangkut dengan perdagangan ataupun investasi,” kata Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dalam keterangannya seusai pertemuan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/5/2023).
Kedua negara berpandangan neraca perdagangan harus terus ditingkatkan. Presiden Jokowi juga meminta agar akses ekspor sejumlah komoditas Indonesia ke Korea Selatan, terutama komoditas pangan, dapat terbuka. ”Tadi Bapak Presiden juga meminta agar akses ekspor komoditas-komoditas kita, terutama komoditas pangan, bisa dibuka, jeruk kemudian beberapa komoditas unggulan lain,” ujar Bahlil.
Pada pertemuan tersebut, kata Bahlil, Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi (MoTIE) Korea Selatan juga menyampaikan, tahun depan Indonesia akan menjadi negara Asia Tenggara pertama yang akan memproduksi ekosistem mobil listrik yang baterainya diproduksi langsung dari Indonesia.
”Jadi, tahun depan, kita sudah mempunyai produk baterai mobil yang kemarin satu tahun lalu dua tahun lalu di-groundbreaking oleh Bapak Presiden di Karawang,” ujar Bahlil.
Delegasi Korea Selatan yang hadir pada pertemuan tersebut, antara lain, Menteri Pertanian, Pangan, dan Desa Chung Hwang-Keun; Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Jang Youngjin; Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Lee Sang-Deok; dan sejumlah pemimpin perusahaan Korea Selatan.
Sementara itu, selain Bahlil, Presiden Jokowi pada pertemuan tersebut juga didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.
Gandi menuturkan, pada pertemuan tersebut dilaporkan secara mendetail semua investasi Korea di Indonesia. ”Ini delegasi bukan yang pertama. Delegasi, selama saya menjabat di sana 15 bulan, saya sudah membawa 2 bulan lalu, misalnya, 57 pengusaha ke IKN, langsung terjun ke IKN. Kemudian pembangunan infrastruktur baik itu di Jakarta, misalnya MRT tahap ke-4, LRT di Jakarta ini juga dibuat oleh investor Korea,” ujarnya.
Gandi menuturkan, ia minggu lalu juga membawa 12 bankir terbesar yang akan membiayai perusahaan konstruksi yang datang ke IKN. ”Kali ini yang datang adalah untuk pertanian, smart farming, dan juga chaebol-chaebol (keluarga pebisnis besar) yang hi-tech. Semuanya merasa puas dan hebatnya didampingi national assembly atau DPR-nya sana, member-nya, termasuk salah satunya calon presiden di Korea yang akhirnya bergabung dengan presiden sekarang,” katanya.
Gandi menuturkan, pada G7 di Hiroshima, Jepang, nanti Presiden Jokowi juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Korsel. Menurut rencana, ada sejumlah isu yang akan dibicarakan, seperti visa gratis atau free visa entry bagi WNI ke Korea.
”Ini adalah satu agenda yang akan disampaikan di high level karena sudah ada 112 negara di Korea yang diberikan free entry visa, Indonesia belum termasuk. Alhamdulilah, saya akan berusaha semaksimal mungkin agar itu bisa dilaksanakan,” kata Gandi.