Salah satu tantangan terbesar bagi pencinta musik adalah harga tiket yang kerap menguras isi dompet. Demi bertemu sang idola, perlu strategi kondisi keuangan yang tepat agar hati gembira tanpa menyusahkan keuangan kita.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·5 menit baca
Bagi para pencinta musik, kedatangan musisi idola top dunia ke Tanah Air jelas momen yang tak bisa dilewatkan begitu saja. Namun, sering kali penonton dihadapkan pada tantangan harga tiket yang tak bersahabat dengan isi dompet. Apalagi pengumuman jadwal konser itu sering kali tak disangka sehingga bakal ada pengeluaran besar tak terduga. Idealnya, kita bisa tetap senang menonton konser, tapi tanpa mengganggu kesehatan keuangan.
Anisa senang bukan kepalang saat mengetahui band favoritnya, Coldplay, mengumumkan akan menghibur secara langsung penggemar pada Rabu, 15 November 2023, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Kabar bahagia itu tak diduganya sebelumnya.
Ia terkejut lantaran sebelumnya Coldplay digosipkan enggan menggelar konser di negara-negara yang memiliki kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat, perusakan lingkungan, korupsi tinggi, dan isu perdagangan manusia. Ini merupakan bentuk sikap mereka agar negara bersangkutan bisa berbenah diri supaya bisa mengundang Coldplay. Indonesia pun digosipkan masuk dalam daftar negara itu.
Maka, begitu Coldplay mengumumkan konser di Jakarta, Anisa tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan melihat band top asal Inggris itu.
”Harus beli. Harus nonton. Enggak mau tahu gimana caranya, harus nonton!” ujarnya bersemangat saat dihubungi, Jumat (12/5/2023).
Namun untuk bisa mewujudkan melihat Chris Martin dan kawan-kawan secara langsung itu, Anisa harus terlebih dahulu membeli tiket konser. Harga tiket yang dijual mulai dari Rp 800.000 hingga Rp 11 juta.
Perbedaannya, tiket termurah menempatkan penonton pada tribune atas dengan posisi menyamping agak membelakangi panggung. Sementara tiket termahal menawarkan keuntungan spesial seperti akses belakang panggung, akses venue eksklusif, hingga merchandise. Selain itu, ada pilihan harga mulai dari Rp 1,25 juta untuk kursi tribune hingga Rp 5,7 juta untuk posisi festival/berdiri langsung di hadapan panggung.
Nyali gadis 19 tahun yang masih duduk di bangku kuliah universitas swasta di Depok ini pun ciut. Uang jajan bulanannya yang sebesar Rp 750.000 bahkan tak cukup untuk membeli tiket termurah. Padahal, dia juga masih menggunakan uang itu untuk transportasi dan uang jajan sehari-hari kuliahnya.
Anisa tidak ingin meminta uang tambahan dari orangtuanya. Ia khawatir orangtuanya marah karena keinginannya itu membuang-buang uang keluarga.
”Gimana ya, pengin nonton tapi enggak ada uang. Mau minta orangtua takut karena sudah melebihi uang jajan Anisa,” ujarnya.
Namun, hasrat ingin menontonnya tak lantas segera padam. Saking tergiurnya ingin menonton Coldplay, Anisa sempat nekat ingin meminjam online. Ia bahkan sempat mengunduh beberapa aplikasi pinjaman online (daring).
Semua ini sudah dipersiapkannya untuk menyambut jadwal pembelian tiket pra-penjualannya tanggal 17-18 Mei 2023. Rencananya, segera setelah berhasil mendapatkan tempat duduk, dia akan langsung membayarnya dengan uang pinjaman itu. Anisa mengatakan, untuk membayar utang pinjaman daring itu dia rencananya ingin jualan camilan di kampus.
Namun, rencana nekat itu kemudian terendus kakaknya yang kemudian menceritakan keinginan Anisa itu kepada kedua orangtuanya. Beruntungnya, rupanya ayahnya saat masih kuliah dulu juga menyukai Coldplay. Akhirnya, sang Ayah memutuskan akan menemani Anisa menonton bersama.
”Agak enggak seru, sih, malah sama orangtua. Tapi enggak apa-apa, daripada enggak jadi nonton sama sekali,” ujarnya terkekeh.
Jangankan bagi Anisa yang masih mahasiswa, bagi Rio (28), karyawan swasta perusahaan swalayan pun menilai tiket yang dijual terbilang mahal. Apalagi Rio sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak.
Kendati demikian, Rio yang sudah menyukai Coldplay sejak sekolah menengah pertama ini berencana tetap akan membeli tiket konsernya untuk menonton bersama istrinya. Dia memperkirakan uang harus dikeluarkan untuk membeli tiket di posisi yang diinginkannya mencapai Rp 6,5 juta. Nilai itu bahkan sudah lebih dari 70 persen gajinya saat ini.
Untuk bisa membeli tiket itu, dia mengatakan akan menggunakan dulu dana darurat miliknya. Setelahnya, Rio mengatakan, dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk segera melunasi kembali dana daruratnya. Rio pun berharap tidak ada kejadian naas atau tak terduga lainnya sehingga dana daruratnya tak tergerus lebih dalam lagi.
”Jadwal konser ini, kan, kita tidak pernah tahu. Jadi belum siap-siap keuangannya juga. Saya anggaplah ini seperti halnya kejadian tak terduga, jadinya pakai dana darurat,” ujarnya.
Hubungan berseberangan antara harga tiket dan isi dompet jadi fenomena umum bukan hanya pada konser Coldplay. Ini terjadi juga di pementasan musik lainnya.
Katrin (26) bercerita, pada November 2022 lalu, dia merogoh kocek Rp 2,13 juta untuk membeli tiket konser Blackpink yang pentas 11-12 Maret lalu. Segera setelah dia membeli tiket itu, karyawan swasta bidang telekomunikasi ini langsung berhenti ngemil camilan dan memilih makan di warteg untuk beberapa waktu.
”Memang jadi ada pengeluaran yang cukup besar secara tak terduga. Memang harus kemudian disiasati penghematan di periode berikutnya,” ujar Katrin.
Sementara itu, Riandi (27) punya taktik tersendiri agar merasa tidak sia-sia membuang banyak uang untuk membeli tiket konser. Ia berpandangan, hanya akan membeli tiket pentas musik festival bukan konser tunggal. Bedanya, festival musik biasanya mengundang belasan hingga puluhan pemusik. Durasinya pun bisa 1-2 hari penuh, tidak seperti konser tunggal yang rata-rata hanya 2 jam pentas.
Ia bercerita, tempo hari dia menghabiskan uang Rp 2,65 juta untuk menonton Festival Hammersonic pada pertengahan Maret lalu. ”Kalau nonton festival itu lebih puas. Artisnya lebih banyak. Kalau bosan, tinggal pindah panggung cari musisi lainnya. Bisa seharian penuh kita nonton-nya,” ujar Riandi.
Menyadari bahwa tiket konser itu mahal, kini banyak perusahaan pinjaman daring yang menyediakan jasa pinjaman tunai untuk pembelian tiket. Ini untuk menjawab kebutuhan orang akan dana segar untuk pembelian tiket konser ini.
Keuangan cukup
Perencana Keuangan Tita Gracia menjelaskan, sebelum memutuskan membeli tiket konser, ada baiknya memeriksa dahulu kondisi keuangan. Ia mengatakan, apabila pengeluaran masih lebih besar pemasukan, memiliki utang, serta belum memiliki dana darurat dan asuransi, sebaiknya ditunda dulu membeli tiket konser. Adapun bagi yang sudah menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut, diasumsikan sudah memiliki keuangan yang cukup untuk membeli tiket konser.
Ia menjelaskan, dengan jadwal konser yang tak terduga sebelumnya, warga bisa menggunakan dana darurat terlebih dahulu asalkan berkomitmen ditutupi pada periode gaji berikutnya. Penggunaan dana darurat pun harus terlebih dahulu menghitung kecukupan dan kondisi saat ini.
Lebih baik lagi apabila seseorang sudah memiliki alokasi dana hiburan, jadi betul-betul tidak mengganggu arus kas. Apalagi apabila alokasi dana hiburan itu belum habis bulan lalu, jadi bisa ditambahkan untuk dana pembelian tiket pada bulan ini.
Selain itu, Tita tidak menyarankan pembelian tiket dengan berutang. Sebab, ini adalah bentuk utang konsumtif yang justru bisa menggerus isi dompet. Pembayaran utang juga akan jadi jauh lebih mahal dari harga tiket karena ada bunga juga yang harus dibayar.
Ia juga mengingatkan, saat menonton konser, pastikan juga menyediakan alokasi dana tambahan seperti transportasi, akomodasi, penginapan, biaya makan-minum, dan merchandise jika tertarik.
”Pada intinya jangan egois beli tiket konser, tapi setelahnya menderita dan keuangan terganggu. Boleh saja mengalokasikan keuangan untuk beli tiket, tetapi jangan sampai menyusahkan diri dan keluarga,” ujar Tita.