Prudential Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 2,4 Triliun Tahun Lalu
Sepanjang tahun lalu, Prudential Indonesia membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 2,4 triliun. Pencapaian laba itu ditopang oleh pendapatan premi yang mencapai Rp 22 triliun,
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Di tengah pemulihan ekonomi yang berlanjut, perusahaan asuransi jiwa PT Prudential Life Assurance mencatat laba bersih secara konsolidasi tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun. Kondisi keuangan perusahaan asuransi asal Inggris ini juga dalam posisi sehat.
Mengutip laporan keuangan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), laba bersih konsolidasi 2022 mencapai Rp 2,4 triliun. Laba bersih itu ditopang total pendapatan premi konsolidasi 2022 yang mencapai Rp 22 triliun. Kinerja itu mendorong capaian aset 2022 mencapai Rp 67 triliun.
Sepanjang tahun 2022, Prudential Indonesia mencairkan klaim manfaat sebesar Rp 16,6 triliun. Artinya, setiap hari rata-rata ada pencairan klaim sebesar Rp 45 miliar. Volume kesehatan mencapai 324.238 kali atau tumbuh 47 persen secara tahunan. Selain itu, volume klaim penyakit kritis mencapai 2.866 kali atau tumbuh 16 persen secara tahunan. Adapun saat ini, perusahaan memberi proteksi kepada 2,3 juta orang tertanggung.
Rasio permodalan juga dinilai dalam kondisi kuat. Hal ini tecermin dari rasio risiko berbasis permodalan (risk based capital/RBC) 2022 pada posisi 520 persen. Angka ini di atas ambang batas minimal yang sebesar 120 persen.
Dalam jumpa pers paparan kinerja 2022 di Jakarta, Rabu (10/5/2023), President Director Prudential Indonesia Michellina Laksmi Triwardhany mengatakan, pihaknya bersyukur perusahaan mencatat laba bersih saat kondisi ekonomi yang menantang ditopang pemulihan ekonomi yang terus berjalan.
Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen mengatakan, rencana bisnis Prudential Indonesia di tahun ini adalah mencoba membuka pasar baru. Saat ini nasabah Prudential kebanyakan berasal dari segmen keluarga. Ini yang dicoba ditambah dengan menyasar pasar nasabah yang lebih muda dan belum berkeluarga.
“Dengan jumlah penduduk muda yang besar, mereka pun perlu mendapatkan proteksi keuangan yang tepat. Ini peluang yang ingin kami coba tangkap,” ujar Karin.
Selain mengumumkan kinerja keuangan 2022, Prudential Indonesia juga mengumumkan kinerja keuangan PT Prudential Life Assurance atau Prudential Syariah. Ini merupakan anak usaha yang lepas (spin off) yang mulai terbentuk April 2022.
Sejak April hingga Desember 2022, Prudential Syariah mencatat pendapatan premi bruto sebesar Rp 2,3 triliun. Pendapatan itu membentuk dana tabarru atau dana talangan bersama 2022 sebesar Rp 403 miliar. Adapun total aset Prudential Syariah pada tahun 2022 mencapai Rp 6,7 triliun.
Nilai klaim yang dibayarkan Prudential Syariah mencapai Rp 1,7 triliun. Adapun saat ini pihaknya memiliki 520 ribu peserta. Kondisi permodalan perusahaan juga dalam posisi sehat yang tercermin dari RBC Dana Perusahaan yang mencapai 2.809 persen.
President Director of Prudential Syariah Omar Anwar Sjawaldy mengatakan, sejak terbentuknya entitas usaha ini April 2022, perusahaan mencatat kinerja yang baik. Kinerja ini ditopang oleh pemulihan ekonomi yang terus berlanjut sepanjang tahun 2022.
Kinerja industri asuransi jiwa sepanjang 2022 dalam posisi terkontraksi. Sepanjang 2022, total pendapatan industri asuransi jiwa tercatat Rp 223 triliun atau menurun 7,5 persen dibandingkan tahun 2021.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menjelaskan, penurunan pendapatan industri asuransi jiwa sebagian besar dipengaruhi oleh pergeseran produk dan metode pembayaran premi oleh masyarakat. Secara umum, pendapatan premi industri asuransi jiwa tercatat mengalami penurunan, termasuk pendapatan premi bisnis baru.
“Adanya pertumbuhan pada total tertanggung, namun masih tertahannya pendapatan premi, mengindikasikan bahwa target market industri asuransi jiwa sudah semakin luas dan dapat dikatakan bahwa produk asuransi yang dipasarkan oleh industri asuransi jiwa sudah menyasar kepada kalangan masyarakat middle to low (menengah bawah) yang ingin memiliki perlindungan asuransi namun dengan nilai premi yang relatif kecil,” ujar Budi.