Bersama Digital Data Centres Targetkan Pusat Data Berkapasitas 60 Megawatt
Penetrasi pusat data di Indonesia masih sebesar 0,3 watt per kapita. Hal ini membuat penetrasi pusat data Indonesia menjadi salah satu yang terendah di Asia Pasifik.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
DOKUMENTASI BDDC
(Kiri ke Kanan) Director of Bersama Digital Infrastructure Asia (BDIA) Michael Soeryadjaya, President Director of BDDC Angelo Syailendra, dan President Commissionaire of BDDC Setyanto Hantoro dalam Exclusive Launching Bersama Digital Data Centres (BDDC) “Where Digital Enablers Come Together” di Jakarta, Selasa (9/5/2023), di Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan pusat data Bersama Digital Data Centres, yang berada di bawah naungan Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd, menargetkan bisa membangun fasilitas pusat data berkapasitas 60 megawatt dalam 3–4 tahun mendatang. Kebutuhan sumber dana diperkirakan mencapai sekitar 600 juta dollar AS.
Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd merupakan representasi dari Provident Capital, Saratoga, dan Macquarie Asset Management.
Presiden Direktur Bersama Digital Data Centres (BDDC) Angelo Syailendra, Selasa (9/5/2023), di Jakarta, mengatakan, ongkos pembangunan pusat data per 1 megawatt (MW) rata-rata mencapai 10 juta dollar AS. Jika target kapasitas pusat data 60 MW, maka total kebutuhan dana mencapai 600 juta dollar AS. Sumber anggaran berasal dari investor di balik Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd dan perbankan.
Saat ini, BDDC sudah mengakuisisi dua pusat data, yaitu PT Rumah Data Kita dari ProCap Properti (JST Site) dan PT PCDC Propco One (JBT Site) AtriaDC dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (Saratoga). Sampai akhir tahun, kapasitasnya mencapai 6,5 MW.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)
Gedung data center yang berada di area Data Center Kampus DCI Indonesia di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/5/2021). DCI Indonesia mulai meresmikan gedung data center JK5 melengkapi tiga gedung data center yang telah beroperasi sebelumnya. Penambahan gedung data center tersebut untuk meningkatkan layanan bagi pelanggan di Indonesia serta membangun ekosisem data center lokal terlengkap di Indonesia yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
Kedua pusat data yang telah berdiri itu berada di Jakarta. Sumber listrik terjamin karena telah terpasang banyak sistem duplikasi dan konfigurasi.
Terkait target pengguna fasilitas pusat data, Presiden Komisaris BDDC Setyanto Hantoro, mengatakan, investor di balik Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd memiliki ekosistem konsumen yang luas. Saratoga misalnya, telah memiliki lebih dari 35 portofolio investasi secara global.
“Target pengguna bisa berasal dari sektor industri finansial, komoditas, perbankan, dan manufaktur. Para pemegang saham bisa dipakai membuka jalan kami menarget pengguna fasilitas data BDDC,” ujarnya.
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Siluet karyawan di halaman Gedung Cyber pascakebakaran di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (2/12/2021). Sejumlah karyawan yang bekerja terjebak dalam kebakaran yang terjadi pukul 12.35 WIB tersebut. Kebakaran mengakibatkan seorang teknisi meninggal dunia. Sejumlah perusahaan penyedia jasa layanan internet yang menyewa data center di gedung tersebut terputus akibat kejadian tersebut. Sebanyak 22 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan dalam pemadaman tersebut. KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS) 2-12-2021
Ketua umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menambahkan, kehadiran fasilitas pusat data BDDC akan semakin memperkuat industri pusat data di Indonesia jangka panjang. Tingkat penetrasi dan skala industri pusat data di Indonesia sejauh ini masih rendah.
Penetrasi pusat data di Indonesia masih mencapai 0,3 watt per kapita. Hal ini membuat penetrasi pusat data Indonesia menjadi salah satu yang terendah di Asia Pasifik. Kapasitas pusat data di Indonesia terhadap seluruh negara ASEAN-6 (Indonesia, Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina) juga baru setara 12,7 persen.