Area Komersial Digarap untuk Lengkapi Hunian Berbasis TOD
Pembangunan proyek hunian berbasis kawasan berorientasi transit atau TOD mulai didukung dengan area komersial. Pengembangan area komersial diharapkan menopang gaya hidup masyarakat perkotaan.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengembang properti PT Adhi Commuter Properti Tbk melakukan ekspansi pengembangan area komersial untuk menunjang operasional kereta api ringan atau LRT Jabodebek tahun ini. Perseroan menargetkan pembentukan ekosistem bisnis kawasan berorientasi transit atau TOD dalam pengembangan properti yang terintegrasi dengan transportasi massal.
Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) Rizkan Firman mengemukakan, perseroan fokus dalam pengembangan properti yang terintegrasi dengan transportasi massal. Percepatan penyelesaian proyek hunian tengah diakselerasi untuk diserahterimakan ke konsumen sesuai target.
Pengembangan area komersial di kawasan yang terkoneksi dengan stasiun LRT juga menjadi fokus perseroan di tahun ini. Area komersial itu dinilai mendukung gaya hidup konsumen dalam menggunakan transportasi massal. Beberapa proyek area komersial yang dalam tahap pembangunan adalah LRT City MTH, LRT City Jatibening, LRT City Sentul, dan Cisauk Point.
”Selain percepatan penyelesaian proyek, pengembangan area komersial menjadi fokus utama ADCP dalam mengembangkan recurring business dan menyambut beroperasionalnya LRT tahun ini,” kata Rizkan dalam keterangan pers, Jumat (5/5/2023).
Dalam kurun triwulan I (Januari-Maret) tahun 2023, ADCP membukukan laba bersih senilai Rp 15 miliar. Capaian laba didorong oleh pra-penjualan sebesar Rp 235 miliar, sejumlah 89 persen di antaranya untuk segmen properti dan 11 persen dari segmen perhotelan. Tiga proyek penopang pra-penjualan yakni Adhi City Sentul, LRT City Jatibening, dan LRT City Sentul.
Adapun pendapatan usaha perseroan tercatat Rp 133 miliar, antara lain, didorong oleh serah terima hunian ke konsumen dan pendapatan berulang (recurring income) dari bisnis perhotelan, yakni Hotel GranDhika Indonesia. Hotel GranDhika Indonesia memperoleh pendapatan Rp 25,8 miliar per triwulan I-2023 atau meningkat 25 persen secara tahunan.
ADCP menjalin kerja sama dengan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) pada 18 April 2023 dalam pembiayaan konstruksi proyek hunian berkonsep TOD yang terkoneksi dengan stasiun kereta api ringan (LRT), bus Transjakarta, kereta rel listrik (KRL), dan area komersial. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan fasilitas pinjaman berjangka senior antara Direktur Utama ADCP Rizkan Firman dan Chief Investment Officer IIF Mochamad Ramadhan Harahap di LRT City MTH.
Rizkan mengemukakan, kerja sama itu merupakan wujud kepercayaan IIF terhadap ADCP dalam pengembangan hunian berkonsep TOD. ”Selain untuk percepatan pengembangan proyek, hasil pendanaan dari kerja sama ini nantinya juga akan dikelola untuk mengembangkan komersial area di kawasan yang terkoneksi dengan stasiun LRT,” ujar Rizkan.
Hingga kini, perseroan telah membangun 12 proyek TOD seluas 142 hektar (ha) di Jabodetabek. Adapun proyek-proyek properti ADCP di simpul-simpul transportasi massal, antara lain, Eastern Green yang terkoneksi dengan LRT City Bekasi, Green Avenue-LRT City Bekasi, LRT City Jatibening, LRT City Sentul, LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Ciracas, Cisauk Point Tangerang, Grand Central Bogor, Oase Park, Adhi City Sentul, LRT City Cibubur, dan LRT City Cikunir.
Sebelumnya, Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan, pemasaran properti yang memiliki konsep TOD berpeluang lebih menarik bagi konsumen rumah tinggal (end-user). Dengan meningkatnya angka pembelian properti berbasis TOD oleh konsumen rumah tinggal, pasar apartemen diharapkan akan semakin pulih. ”Ini mengindikasikan ada kebutuhan nyata untuk hunian vertikal berkonsep TOD,” ujarnya.
Hasil riset Colliers Indonesia terhadap 15 proyek TOD dan non-TOD yang diluncurkan di Jakarta dan sekitarnya di tahun 2017, proyek TOD dinilai bertahan lebih baik terhadap kondisi pelemahan ekonomi, terutama saat masa pandemi. ”Berdasarkan tingkat penjualan proyek apartemen dari sebelum pandemi hingga akhir tahun 2022, proyek TOD menunjukkan adanya peningkatan dalam penyerapan bila dibandingkan dengan proyek non-TOD,” kata Ferry.
Ia menambahkan, pembelian unit apartemen berbasis TOD masih didominasi oleh investor, baik sebagai investor individual maupun agen atau broker properti. Sebagian besar pembeli lebih memilih metode pembayaran angsuran tunai langsung kepada developer agar dapat memonitor perkembangan pembangunan proyek.