Indosat Masih Miliki Pekerjaan Rumah Pembangunan Infrastruktur di Perdesaan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika mewajibkan Indosat Ooredoo Hutchison memenuhi pembangunan infrastruktur telekomunikasi atau modern licensing ke 11.000 desa sampai tahun 2025.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Operator telekomunikasi seluler hasil merger Indosat Ooredoo Hutchison telah selesai mengintegrasikan infrastruktur jaringan telekomunikasi. Namun, operator ini masih memiliki pekerjaan rumah membangun infrastruktruktur yang dibebankan oleh pemerintah sampai 2025.
Seperti diketahui, operator telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri Indonesia telah mengumumkan kesepakatan merger pada September 2021. Penggabungan resmi keduanya efektif pada 4 Januari 2022. Perusahaan hasil penggabungan tersebut bernama Indosat Ooredoo Hutchison.
Sebelum merger, Indosat Ooredoo memiliki sekitar 38.000 site pemancar, sedangkan Hutchison Tri Indonesia mempunyai 26.000 site pemancar. Proses integrasi memakan waktu satu tahun dan menghasilkan sekitar 46.000 site pemancar.
Pascapengumuman merger, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika mewajibkan Indosat Ooredoo Hutchison memenuhi pembangunan infrastruktur telekomunikasi atau modern licensing ke 11.000 desa sampai tahun 2025. Hingga Desember 2022, Indosat Ooredoo Hutchison telah menyelesaikan pembangunan di 1.024 desa sehingga menyisakan pekerjaan rumah menuntaskan 9.976 desa lagi.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, saat acara buka bersama media, Rabu (12/4/2023) petang, di Jakarta, mengatakan, pelanggan sebenarnya tidak terlalu peduli aksi merger. Mereka lebih peduli mengenai kualitas layanan telekomunikasi seluler yang semakin baik.
“Oleh karena itu, kami berusaha menyelesaikan integrasi infrastruktur jaringan telekomunikasi secepatnya. Kami bisa menuntaskan hanya dengan satu tahun. Setelahnya, kami harus melakukan modernisasi dan ekspansi pembangunan baru,” ujar Vikram.
Integrasi yang selesai dibangun membuat jangkauan jaringan yang lebih luas dengan tambahan lebih dari 700 kecamatan dan kualitas layanan di dalam ruangan yang lebih baik untuk tambahan 32 persen populasi.
Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, M Danny Buldansyah menambahkan, ekspansi infrastruktur jaringan baru akan gencar menyasar ke luar Jawa. Misalnya, Nusa Tenggara.
“Layanan telekomunikasi seluler kami bukannya tidak tersedia di luar Jawa (sehingga akhirnya kami mau ekspansi). Perluasan yang akan kami lakukan bersifat menambah baru infrastruktur di daerah sekitar kabupaten/kota dan desa yang kami telah masuk sebelumnya,” kata dia.
Belanja modal Indosat Ooredoo Hutchison tahun ini mencapai sekitar Rp 13 triliun. Di antaranya akan dipakai untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur jaringan.
“Perluasan infrastruktur jaringan yang kami maksud telah termasuk menunaikan kewajiban modern licensing kepada pemerintah Indonesia,” imbuh Danny.
Mengutip Bloomberg, hasil kinerja 2022 Indosat Ooredoo Hutchison menunjukkan kinerja yang solid, baik secara finansial maupun secara operasional. Total pendapatan meningkat 48,9 persen, sementara pendapatan sebelum bunga, pajak dan amortisasi (EBITDA) tercatat sebesar Rp 19,4 triliun.
Kemudian, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada induk perusahaan pemilik sebesar Rp 4,7 triliun dan laba bersih yang dinormalisasi meningkat 76,2 persen dibanding setahun sebelumnya. Jumlah pelanggan layanan telekomunikasi seluler perseroan meningkat 62,5 persen menjadi 102,2 juta pada akhir 2022.