Indosat Ooredoo Hutchison Menargetkan Rp 2,5 Triliun dari Penawaran Obligasi dan Sukuk Ijarah
Operator telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo Hutchison berharap penawaran umum berkelanjutan obligasi IV Indosat pada tahap I tahun 2022 dan sukuk ijarah IV Indosat tahap I tahun 2022 bisa meraup Rp 2,5 triliun.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Operator telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo Hutchison membuka penawaran umum berkelanjutan obligasi IV Indosat tahap I tahun 2022 dan sukuk ijarah IV Indosat tahap I tahun 2022. Total nilai dana yang diharapkan bisa terkumpul dari penawaran itu Rp 2,5 triliun. Menurut rencana, dana tersebut akan digunakan untuk membayar utang perseroan dan biaya hak penggunaan spektrum frekuensi radio.
”Dua tahun pertama setelah merger biasanya menjadi kondisi yang sangat menantang. Meski demikian, merger yang kami (Indosat Ooredoo -Hutchison Tri Indonesia) lakukan sudah tepat dan bagus untuk (menyehatkan) industri telekomunikasi. Saat pandemi Covid-19, performa industri telekomunikasi juga masih positif,” ujar Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha saat investor gathering, Kamis (15/9/2022), di Jakarta.
Menurut dia, internal perusahaan terus mengedepankan cara berpikir agar bisnis bertumbuh. Salah satu caranya adalah meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Hal ini tentunya membutuhkan banyak sumber daya.
Direktur dan Chief Financial Officer Indosat Ooredoo Hutchison Nicky Lee menjelaskan, perusahaan menargetkan bisa mengumpulkan total dana Rp 15 triliun dari keseluruhan penawaran umum berkelanjutan obligasi IV Indosat. Adapun untuk tahap I, pihaknya berharap mampu meraup Rp 2,5 triliun.
Semua penawaran obligasi dan sukuk ijarah dilakukan dalam mata uang rupiah. Nicky menilai, pasar finansial di Indonesia masih stabil. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pun cukup baik.
”Kami percaya, pasar masih akan merespon positif apa yang kami lakukan ini,” katanya.
Proses book building akan dimulai 14 -27 September 2022. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan diharapkan dapat diterima pada 17 Oktober 2022. Lalu, obligasi dan sukuk ijarah akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 27 Oktober 2022.
Direktur dan Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison M Danny Buldansyah menambahkan, industri telekomunikasi seluler merupakan sektor strategis di Indonesia. Sektor ini menjadi tulang punggung untuk segala aktivitas ekonomi digital.
”Pemerintah pun telah mencanangkan transformasi digital. Lalu lintas konsumsi data juga tetap naik setiap tahun. Artinya, industri telekomunikasi masih menjanjikan sehingga kami kian fokus meningkatkan layanan kepada konsumen,” ujar Danny.
Mengutip laporan keuangan Indosat Ooredoo Hutchison per 30 Juni 2022, perusahaan membukukan penjualan dan pendapatan usaha Rp 22,5 triliun.